1.3.a.2. Pendahuluan - Modul 1.3
Durasi : 2 JP
Moda : Belajar Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
CGP dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang di pembelajaran kedua! Kali ini, kita akan mengeksplorasi mengapa lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan. Bapak/Ibu CGP telah membuat lukisan mimpi dan narasi visi mengenai murid dan lingkungan belajar di masa depan yang sesuai murid yang Bapak/Ibu impikan. Nah, kali ini kita akan membahas lanjutan mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang IA dan bagaimana melakukannya di satuan pendidikan kita, mari kita menyimak bacaan-bacaan pada halaman berikutnya.
Aku Melihat Indonesia
Karya: Ir. Soekarno
Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan Hindia bergelora membanting di pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia
Jikalau aku melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku melihat gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung
Kelebet, dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia
Jikalau aku melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia
A.1. Berpikir Strategis
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu usai membaca puisi di atas? Apa yang bergelora dalam darah Bapak/Ibu? Ya, puisi di atas menunjukkan visi Presiden Pertama kita akan wujud kesatuan dari ragam kekayaan yang ada di Indonesia. Beliau begitu kuat menggambarkan pesan beliau tersebut lewat sepotong puisi. Kita belajar, bahwa visi dapat disajikan dalam bentuk yang beraneka ragam dan apapun bentuknya, visi itu harus menyemangati, menggerakkan hati dan kolaborasi tiap anggota dalam suatu komunitas.
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak. Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten. Inilah salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan yang lebih baik dari kondisi saat ini. Visi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini sebagai garis “start” dan membayangkan garis “finish” seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu mengetahui garis “start” dan garis “finish” bahkan sebelum ia benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut.
Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia untuk terus berinovasi dan terbuka terhadap perubahan zaman. Untuk mewujudkan hal ini seorang pemimpin membutuhkan partisipasi dari semua warga sekolah.
Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, Bapak/Ibu CGP hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di dalam lingkaran pengaruh Bapak/Ibu untuk menjalani proses perubahan ini bersama-sama. Bapak/Ibu bukanlah penyedia semua jawaban dan jalan keluar bagi sekolah, Bapak/Ibu adalah penyelaras konteks dan pembangun koherensi perubahan. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah impian. Bapak/Ibu perlu mendalami peran strategis rekan guru dan segenap komunitas orang dewasa di sekitar murid demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Bapak/Ibu tidak mungkin dapat menjangkau semua murid sendiri.
Jalan yang ditempuh untuk mewujudkan visi tersebut bukanlah jalan untuk mencari kemenangan semata. Jalan yang harus kita pilih adalah jalan kesinambungan atau keberlanjutan. Dengan demikian, yang dibangun bukanlah hubungan transaksional, yang dibangun adalah hubungan antar-manusia dan gotong-royong sehingga sekolah menjadi wahana utama untuk mengedepankan kepentingan murid, memberdayakan murid, mengajak murid duduk di kursi kendali pembelajaran mereka sendiri. Tut wuri handayani terejawantahkan.
A.2. Inkuiri Apresiatif sebagai Paradigma
Untuk dapat mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis “ finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). Kita akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk kita berlari mencapai garis “finish”kita yaitu visi yang kita impikan.
Dalam sebuah video di Youtube (sumber: "youtu.be/3JDfr6KGV-k"), Cooperrider, yang adalah tokoh yang mengembangkan IA, menyatakan bahwa pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa. Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Ia berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.
Dalam video di Youtube tersebut, Cooperrider juga menceritakan bahwa pendapatnya ini sejalan dengan pendapat Peter Drucker, seorang Begawan dalam dunia kepemimpinan dan manajemen. Menurut Drucker, kepemimpinan dan manajemen adalah keabadian. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bertugas menyelaraskan kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi tidak menjadi penghalang, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan.
“Perubahan di sekolah dapat diinisiasi oleh pihak luar, tetapi perubahan yang paling penting dan berkesinambungan akan datang dari dalam.” ~ Roland Barth, “Improving schools from within” (1990)
B.1. Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)
Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah.
Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan sebagainya. Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini:
Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?
Apa pelajaran menarik yang dapat dipetik dari setiap guru di kelas?
Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya sekolah?
Dalam modul 1.3 ini, kita mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model manajemen perubahan di lingkungan pembelajaran, baik itu di kelas maupun sekolah. Kita akan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam IA yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Silakan simak dan pelajari videonya terlebih dahulu.
Tahapan BAGJA
BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005) yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan Discover dipecah menjadi Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008). Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu Bapak/Ibu ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang Bapak/Ibu telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, Bapak/Ibu merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, Bapak/Ibu dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, Bapak/Ibu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan B-A-G-J-A.
B.2. Proses Inkuiri dalam BAGJA
Mungkin banyak yang akan berpendapat bahwa BAGJA hanyalah satu dari sekian banyak manajemen perubahan yang ada di luar sana. Hal itu benar adanya. Dalam Program Guru Penggerak ini, BAGJA dipilih karena dapat berfungsi sebagai wahana yang menguatkan hubungan antar manusia di sekolah. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan Guru Penggerak sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan untuk menguatkan hubungan antar manusia dan gotong-royong.
Hal itu selaras dengan apa yang dinyatakan oleh Lewis (2016), dimana maksud dari Inkuiri Apresiatif adalah untuk memungkinkan anggota komunitas sekolah melakukan ko-kreasi langkah maju bersama yang berangkat dari kedalaman pemahaman akan makna/inti kesuksesan dan sumber-daya mereka sendiri; sehingga ko-kreasi kesuksesan masa depan mereka kontekstual. BAGJA pun menuntut Guru Penggerak beranjak dari cara berpikir defisit ke cara berpikir aset, menjadi tangguh-pantang menyerah, dan terus meningkatkan efikasi diri dalam memimpin dan mengelola perubahan.
Kekuatan BAGJA ada pada proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan.
Gambar: Proses Inkuiri Apresiatif - BAGJA
Gambar tersebut berupaya menggambarkan proses BAGJA, yang harus dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid. Dari sana kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan. Boleh jadi, karena telah memiliki visi yang kuat maka prakarsa perubahan muncul dari keresahan. Dari sana kemudian pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu-dilakukan disusun. Tahap demi tahapnya kemudian direalisasikan, rencana-tindakan yang perlu-dilakukan dijalankan, pertanyaan-pertanyaan yang ada digali bersama tim dan anggota komunitas sekolah hingga membuahkan temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang kemudian menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat. Barulah kemudian, rencana (sebagai dokumen resmi) dapat dibuat hingga akhirnya di-eksekusi, di-monitoring, serta di-evaluasi keselarasannya dengan visi.
Amati - Tiru - Modifikasi
Lewis (2016) menguatkan bahwa pertanyaan-pertanyaan Inkuiri Apresiatif harus mampu: mengarahkan perhatian pada hal positif, mengidentifikasi nilai-nilai positif, mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, berfokus pada apa yang diinginkan terjadi atau ada lebih banyak, berfokus pada aspek kehidupan sehari-hari di sekolah, mengungkap narasi ‘baru’, mengungkap makna yang spesifik (akrab dan kontekstual). Dengan demikian, lewat pertanyaan-pertanyaan dalam tahapan BAGJA, Guru Penggerak diharapkan dapat mengejawantahkan pola pikir yang tepat, visi yang kuat, serta spirit yang membara.
Untuk memulai belajar membuat pertanyaan bermakna yang tepat, relevan, dan apresiatif pada tiap tahapan BAGJA, Bapak/Ibu diharapkan dapat memodifikasi pertanyaan-pertanyaan yang telah dicontohkan dalam contoh BAGJA dari beberapa prakarsa perubahan. Bapak/Ibu juga dapat menyimaknya dalam video berikut.
Semoga semua yang telah Bapak/Ibu pelajari memperkaya “persenjataan” Bapak/Ibu dalam meniti langkah-langkah kecil hingga terwujudnya visi Bapak/Ibu mengenai murid yang telah Bapak/Ibu jabarkan sebelumnya. Pada awal penerapannya, mungkin Bapak/Ibu akan merasakan kejanggalan atau meragukan keberhasilannya. Namun, kami mengajak Bapak/Ibu untuk mencobanya dan menikmati kurva belajarnya. Kurva belajar yang Bapak/Ibu akan alami mirip seperti seekor anak burung yang belajar terbang (Gambar dibawah). Pada saat pertama kali terbang, jalur terbang anak burung tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke bawah dahulu kemudian meliuk ke atas sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Dengan merujuk pada kurva belajar ini, maka marilah terus percaya bahwa pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini adalah kebiasaan baru.
Berdasarkan penjelasan mengenai Inkuiri Apresiatif dan video-video BAGJA sebelumnya, Bapak/Ibu CGP diajak untuk mengaplikasikan BAGJA ke dalam konteks pengalaman pribadi. Bayangkan impian, cita-cita, tujuan yang telah Bapak/Ibu raih, yang telah tercapai. Ingat kembali proses yang telah Bapak/Ibu lalui sejak mulai menetapkan hati untuk memiliki impian, cita-cita, tujuan tersebut, berproses untuk mencapai dan mewujudkannya, hingga akhirnya impian, cita-cita, tujuan tersebut tercapai. Pengalaman pribadi tersebut mungkin terjadi bertahun-tahun yang lalu. Pengalaman tersebut bisa saja terjadi di masa bersekolah dahulu. Sesederhana bermimpi mendapatkan prestasi yang bagus pada mata pelajaran yang disukai saat bersekolah dulu.
Tugas Bapak/Ibu adalah menceritakannya tahap demi tahap menggunakan kanvas B-A-G-J-A.
Klik tombol Buat Salinan
Setelah selesai diisi, klik tombol Bagikan/Shared file kanvas BAGJA yang sudah Bapak/Ibu buat agar bisa dibaca oleh CGP lain
Kirimkan tautannya pada kolom NOTES.
Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!
Anda juga disilahkan untuk memberikan komentar terhadap jawaban yang dikirimkan oleh CGP lain, dengan meng-klik tombol Reply pada jawabannya.
NOTES
SUYANTO noted on Refleksi Mandiri
1. (B) Buat Pertanyaan: “Apa yang harus saya lakukan untuk Membuat Digital Room ?” 2. (A) Ambil Pelajaran: “Keterampilan apa yang saya miliki dan membantu saya mewujudkan Digital Room ?” 3. (G) Gali Mimpi: “Apakah kebiasan-kebiasaan baru yang saya bayangkan terjadi?, saya membayangkan murid saya bisa Mengexplore diri di Digital Room?”. 4. (J) Jabarkan Rencana: “Apa langkah - langkah yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan minat anak dalam Digital Room ?” 5. (A) Atur Eksekusi: “Siapa yang mengarahkan dan memantau saya dalam menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat anak terhadap Digital Room ?" https://www.youtube.com/watch?v=J70vHAe_Jn8 https://docs.google.com/presentation/d/1nzjQvSAx3512BUHdrTdAJBJAHL8lDeNLsxSiAZImFWE/edit?usp=sharing
Edit Remove Reply Like (0)
Thursday, 15 June 2023, 3:07 PM
I GUSTI AGUNG AYU PRIYANTI ANTARI respond:
Prakarsa perubahan yang luar biasa pak Suyanto. Melibatkan murid dalam mewujudkan digital room akan membangkitkan minat murid untuk belajar.
Reply Like (0)
Thursday, 15 June 2023, 7:22 PM
I KADE SUDI ARIANTA respond:
Dengan apa yang pak Suyanto prakarsa, saya yakin akan meningkatkan minat siswa dalam belajar terutama dalam bidang digital.
Reply Like (0)
Friday, 16 June 2023, 12:44 PM
HAIRIL ANAM respond:
Sudah bagus Pak Suyanto Alur BAGJA nya keren semoga latihan ini membantu nanti ketika membuat alur BAGJA yang lebih kompleks
Reply Like (0)
Setelah mempelajari materi melalui bahan bacaan yang telah disediakan, selanjutnya Bapak/Ibu akan melakukan diskusi secara asinkron untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu mengenai Visi Guru Penggerak.
Dalam sesi forum diskusi ini, silahkan berbagi mengenai:
VISI mengenai seperti apa murid Bapak/Ibu sekarang di masa depan (sebagaimana Bapak/Ibu tuliskan pada Tugas Mulai dari Diri)
Kalimat kesimpulan dari Bapak/Ibu yang menggambarkan pemahaman mendalam atas konsep Inkuiri Apresiatif
Setelah selesai memberikan kesimpulan tertulis di atas terlebih dahulu, Bapak/Ibu akan masuk ke dalam forum diskusi. Forum ini dimaksudkan untuk memberikan Bapak/Ibu kesempatan mendiskusikan gagasan, pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan yang Bapak/Ibu miliki bersama Fasilitator.
Sebelum masuk dalam forum diskusi, mohon memperhatikan hal ini:
Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama mengenai inkuiri apresiatif sebagai model manajemen perubahan demi mewujudkan keberpihakan pada murid.
Peserta forum diskusi diharapkan dapat bersikap terbuka terhadap pendapat dan menunjukkan sikap saling menghargai.
Fasilitator akan menjadi moderator diskusi yang akan memandu sesi berbagi dan memastikan semua CGP mendapat kesempatan menyampaikan opininya.
Fasilitator juga akan memberikan gambaran umum, berbagi visi, dan menguatkan pemahaman di akhir sesi.
Forum diskusi di LMS akan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Done: Start discussions: 1 Done: Post replies: 1
Durasi : 2 JP
Moda : Forum Diskusi Asinkron
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
CGP memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Dalam sesi forum diskusi ini, silahkan berbagi mengenai VISI Murid Impian.
Pertanyaan pemandu untuk pemapar:
Apa dan mengapa harapan saya penting untuk dijadikan visi?
Pertanyaan pemandu untuk penyimak:
Apa (sudut pandang, kalimat yang digunakan, harapan) yang dapat saya apresiasi dari visi rekan saya?
Petunjuk penggunaan forum diskusi:
Klik Add new topic/Tambah topik baru untuk menjawab.
Klik Reply pada topik diskusi yang diberikan peserta lain untuk memberikan komentar.
by SUYANTO - Thursday, 15 June 2023, 3:33 PM
Number of replies: 3
VISI : MURID HEBAT LUAR BIASA IMPIANKU
Semakin majunya zaman, dibarengi dengan banyaknya perubahan yang berlangsung dengan sangat cepat, telah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia, tak terkecuali pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan terus mengalir, ikut berubah pula, maka seorang pendidik dituntut untuk selalu membekali diri dengan beberapa kecakapan, salah satunya adalah kemampuan untuk mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid. Guru harus terus berlatih meningkatkan kapasitas diri dalam merealisasikan, mewujudkan, dan menvisualisasikan harapan. Guru wajib berkolaborasi, menggandeng sesama pendidik, agar sanggup mentransformasikan harapan pribadi menjadi harapan bersama.
Harapan saya pada pendidikan saat ini adalah untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Murid yang memiliki karakter :
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
2) Mandiri; 3) Bergotong-royong;
4) Berkebinekaan global;
5) Bernalar kritis;
6) Kreatif,
niscaya akan mampu beradaptasi, bersosialisasi dan hidup di lingkungan masyarakat sesuai dengan minat dan bakatnya, tanpa ada paksaan dari orang lain yang ada di sekitarnya, dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
by NI MADE KERTIANI - Thursday, 15 June 2023, 4:39 PM
Saya sangat setuju dengan pak Yanto, karena sesuai dengan perkembangan jaman guru harus selangkah lebih maju dalam pemanfaatan IT dalam merancang perangkat ajar dan media yang menarik yang dapat memotivasi dan meningkatkan minat belajar murid.
Dan guru wajib berkolaborasi sangat setuju, karena melalui kolaborasi kita akan mendapatkan dan memunculkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.
by LUH SENI UDIYANA UTAMI - Thursday, 15 June 2023, 7:27 PM
Super sekali harapannya pak Suyanto, Mimpinya Luar Biasa. Betul sekali semua pihak dalam sebuah organisasi harus bergandengan tangan, agar tujuan bersama bisa tercapai, apalagi tujuan tersebut berorientasi pada murid, murid, dan murid.
by HAIRIL ANAM - Saturday, 17 June 2023, 8:37 PM
Agar murid menjadi hebat harus didukung oleh guru yang super hebat. untuk itu, guru harus berinovasi serta mengembangkan diri mengikuti kompetensi pengetahuan yang berbasis kekinian
Done: Make forum posts: 2
Moda : Forum Diskusi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
CGP memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Dalam sesi forum diskusi ini, silakan Bapak/Ibu menyampaikan kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif dengan pertanyaan pemandu berikut.
Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?
Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?
Petunjuk penggunaan forum diskusi:
Klik add new topic/Tambah topik baru untuk menjawab.
Klik Reply pada topik diskusi yang diberikan peserta lain untuk memberikan komentar.
by SUYANTO - Thursday, 15 June 2023, 3:49 PM
Number of replies: 3
Hal mencerahkan sebagai pendidik disepanjang proses menyusun visi pribadi adalah visi tersebut bisa dicapai dengan menerapkan model perubahan menggunakan paradigma IA (Inkuiri Apresiatif). Pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. pendekatan Inkuiri Apresiatif dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik dapat berjalan sesuai harapan. Karena kolaborasi yang ada di sekolah antara kepala sekolah, rekan guru, orangtua dan murid sudah terbentuk dan terjalin dengan baik, ditambah sarana dan prasarana yang ada di sekolah tergolong cukup untuk mendukung pelaksanaannya.
by NI MADE KERTIANI - Thursday, 15 June 2023, 6:19 PM
Saya setuju dan sependapat dengan pak Yanto, bahwa kolaborasi merupakan salah satu kekuatan dalam perubahan untuk mencapai tujuan bersama. Karena Kolaborasi adalah sebuah proses yang berkaitan dengan kerja sama dengan gagasan baru yang dapat mengantarkan kesuksesan dalam visi bersama, kolaborasi juga dijadikan sebagai kunci utama untuk menemukan pemikiran yang kreatif.
by I GUSTI AGUNG AYU PRIYANTI ANTARI - Thursday, 15 June 2023, 7:14 PM
Pendapat yang luar biasa Pak Suyanto. Pendekatan IA dalam mewujudkan visi akan mampu membebaskan segala inovasi dan kreativitas yang dimiliki oleh warga sekolah, baik kepala sekolah, guru maupun siswa dan akan mampu emmunculkan strategi perubahan ke arah yang lebih baik.
by HAIRIL ANAM - Saturday, 17 June 2023, 9:41 PM
Betul Pak Suyanto pendekatan IA membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas seorang guru. guru bisa berekspresi bahkan berimprovisasi dalam melakukan pembelajaran yang akan melahirkan guru-guru merdeka serta murid-murid yang merdeka. dengan maanajemen perubahan IA melalui tahapan BAGJA guru mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah agar bisa ditemukan solusi yang paling jitu