Selamat datang di situs "Sinau Teges", semoga informasi yang tersedia bisa dimanfaatkan dan membantu Bapak/Ibu.
Project Based Learning (kontribusi dari.....)
Dalam PBL, siswa akan terfasilitasi sesuai dengan potensi masing-masing.
Ada beberapa kompetensi yang hendak dicapai dalam proyek tersebut, dapat dilakukan dengan proses yang disepakati dalam kelompok. PjBL ini bisa mewadahi ketiganya (proses, produk, konten).
Untuk membentuk kelompok, memang guru perlu memetakan siswa terlebih dahulu, agar kelompok dapat berjalan dengan baik.
Contoh:
Bertahan di Masa Pandemi
Proyek ini dilakukan dalam masa awal pandemi, ketika itu saya mengajar siswa kelas 5. Mereka sudah dapat berpikir tentang apa yang dapat saya lakukan dalam pandemi ini yang bermanfaat untuk bertahan hidup.
Saya melakukan survey kecil pada anak anak dan orangtua memalui google form mengenai kemungkinan proyek yang bisa ditawarkan dan mungkin untuk dilakukan. Akhirnya saya temukan 3 proyek yang mungkin, yaitu beternak ikan konsumsi, bertanam sayur di halaman/pot, dan memasak hasil kebun/hasil ternak.
Tujuannya mencakup beberapa mata pelajaran, yaitu terkait karakter dan bahasa.
Karakternya pada rasa disiplin, tanggung jawab, tekun.
Bahasanya pada penulisan laporan dan presentasi produk.
Nah, dengan tujuan yang sama ini, 25 anak di kelas, di rumahnya masing - masing dapat memilih proyek yang cocok dengan potensi dan lingkungan rumahnya (beda konten), dan dengan perbedaan proyek ini tentu saja ada beda proses. Produknya juga tentu berbeda, yaitu tanaman sayur, ternaknya (waktu itu lele), dan yang memasak tentu saja hasil masakannya.
Penilaiannya tetap mengacu pada tujuan, yaitu pada karakter dan bahasa. Semua anak dinilai dengan kompetensi yang sama, meskipun beda konten, proses, maupun produk.
Catatan: dalam proyek ini, pembelajaran yang lain yang tidak tergabung proyek akan menjadi bahan kuis-kuis latihan harian)
Di akhir kegiatan belajar, guru memberikan kesempatan untuk menentukan sendiri produk/karya penutup tema kepada murid. Ada beberapa pilihan proyek yang terinspirasi dari 8 kecerdasan majemuk/ Multipel Intelligences, seperti membuat permainan menyusun kata, lagu, buku cerita, permainan tebak gaya, gambar/lukisan, presentasi, permainan puzzle, sesuai dengan tema dan materi yang telah dipelajari. Untuk memastikan pemahaman murid dapat terukur dan memicu semangat mereka dalam menyelesaikan proyek, maka setiap murid didorong untuk mengumpulkan 10 poin sesuai pilihan produk yang tercantum dalam rubrik/panduan. Berikut saya lampirkan contoh panduan yang diberikan.
Idea Spinner
Idea Spinner: Guru membuat spinner dengan tulisan memprediksi, menjelaskan, mengevaluasi, dan meringkas. Setelah mereview suatu topik, minta siswa untuk memutar spinner dan melakukan apapun yang ditunjukkan oleh spinner tersebut.
Cubing (kontribusi dari..)
Ada strategi yang saya pakai, ini ketemu pas baca buku Thomlinson, namanya cubing. Jadi buat kayak cube, disetiap sisinya dikasih pertanyaan-pertanyaan yang mereka kerjakan. Pertanyaan tersebut beda-beda, dari yang paling mudah sampai yang sulit, merujuk ke capaian pembelajaran. Nah nanti mereka bekerja dalam kelompok. kelompoknya terserah, mau yang sama kemampuannya, mau yang beragam. saat mereka kerja kelompok, saya mengamati siswa
Sneak Peak
Strategi ini dapat digunakan untuk memetakan kebutuhan murid. Guru membagikan serangkaian pernyataan yang dapat disetujui atau tidak disetujui oleh siswa, berdasarkan pemahaman atau pengalaman mereka saat ini (misalnya, Semakin keras suatu benda didorong, semakin cepat benda itu bergerak.). Pernyataan dapat ditampilkan dan dibacakan untuk direspon siswa melalui kartu warna, isyarat tangan, angka, dan/ atau ditulis atas kertas.
Jurnal Bercerita (kontribusi dari??)
Tiap lembar jurnal ini berisi satu instruksi. Murid dapat menggambarkan jawabannya di bawah instruksi tersebut. Misalnya, saat belajar tema "Daratan", guru memberi instruksi "Gambarlah pulau buatanmu sendiri!". Tiap anak akan diberi kesempatan menceritakan pulau buatannya.
Jurnal Bercerita
Tiap lembar jurnal ini berisi satu instruksi. Murid dapat menggambarkan jawabannya di bawah instruksi tersebut. Misalnya, saat belajar tema "Daratan", guru memberi instruksi "Gambarlah pulau buatanmu sendiri!". Tiap anak akan diberi kesempatan menceritakan pulau buatannya.
Ulasan ABC
Siapkan sebuah wadah yang berisi alfabet (dapat berupa tulisan di kertas). Minta murid mengambil satu alfabet, dan minta mereka membuat pernyataan atau kalimat yang diawali dengan alfabet tersebut , yang berkaitan dengan topik yang baru saja dipelajari. Bisa digunakan sebagai salah satu aktivitas jangkar.
Pengelompokan yang Fleksibel
Siswa dikelompokkan dengan cara yang berbeda berdasarkan kesesuaian tugas dengan kesiapan, minat, atau gaya belajar siswa. Guru dapat membuat kelompok berbasis keterampilan atau minat, baik yang heterogen atau homogen. Terkadang siswa memilih kelompok kerja, dan terkadang guru memilihnya. Terkadang pengelompokan siswa memiliki tujuan dan terkadang acak.
Pojok Membaca Mandiri
Siapkan beberapa area baca di kelas yang menyediakan buku/artikel berita/teks lainnya terkait suatu tema belajar sebagai kegiatan jangkar (bisa dilakukan dengan tempo dan minat masing-masing murid setiap sudah selesai tugas utama). Misalnya, untuk topik "sistem rangka" ada 4 pojok baca, masing-masing berisi artikel berita tentang penyakit flu tulang (pojok 1), beberapa foto x-ray dan penjelasan singkat (pojok 2), buku tentang fosil (pojok 3), dan seterusnya.
Pilihan Cara Mengelompokkan Murid (kontribusi dari Aquila)
sekelompok berisi anggota-anggota dengan karakteristik (gaya, kemampuan, minat) yang samasekelompok berisi anggota-anggota dengan karakteristik (gaya, kemampuan, minat) yang berbeda-bedakelompok berdasarkan pilihan atau mufakat murid-murid sendiri
Reading parents
Siswa (terutama kelas kecil yang baru belajar membaca) akan mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan membaca dan didengarkan oleh orang dewasa. Undanglah orang tua murid untuk terlibat dalam kegiatan mendengarkan siswa membaca. Sesuaikan jadwal dengan waktu yang diinginkan oleh orang tua tersebut. Misalnya orangtua A Rabu jam 7.30-8.00, Orang tua B kamis jam 10.00-11.30. Saat orangtua tersebut datang ke kelas, minta 2-3 siswa secara bergantian untuk membaca dan "didengarkan" oleh orang tua tersebut (maksimal per-murid selama 10 menit). Pilih tempat yang tidak banyak gangguannya. (Misalnya di luar kelas). Dengan cara ini, waktu guru dapat digunakan untuk membantu siswa yang lain.
Bingo Matematika
Weblog Ceritaku
Pada mata pelajaran teknologi perkantoran ada salah satu materi tentang membuat blog, disini murid diminta membuat artikel diblog mereka masing masing agar nantinya bisa saling berbagi antara satu murid dengan lainnya.
Dalam penulisan artikel di blog mereka, saya tidak menentukan tema atau anak harus menulis hal yang sama, disini saya memberikan keluluasaan kepada murid untuk menuliskan hal hal yang mereka sukai, bisa bercertia tentang hobi, tokoh idola, novel yang sedag dibaca, atau bahkan pengalaman menarik yang pernah dialami.
Hasilnyapun sangat luar biasa dan murid murid menyelesaikan proyeknya lebih cepat karena mereka menuliskannya dengan senang hati tentang sesuatu yang disukai.
Daftar A-Z
Pada akhir masa belajar sebuah tema atau set materi, setiap murid mendapat lembar "A-Z (Nama Topik)" untuk mencoba menyusun daftar kosakata kunci versi mereka. Misalnya "A-Z Adaptasi Makhluk Hidup" bisa berisi A untuk autotomi, H untuk hibernasi, K untuk kamuflase, M untuk mimikri, dan Z untuk zoologi. Guru bisa memberi contoh daftar A-Z versinya. Murid bisa menelusuri kembali sumber-sumber belajar yang sudah mereka gunakan di kelas.
Kegiatan bisa dilanjutkan dengan murid saling bercerita pada kelas/kelompok: mengapa ia memilih kata-kata tersebut? (apakah karena menurutnya itu penting? unik? berkesan atau paling teringat? baru?)
Kartu Keluar/Exit Card:
Kita dapat melakukan apa saja dengan kartu keluar ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan sebelum siswa keluar kelas atau berganti pelajaran dan meminta siswa menulis jawabannya; meminta siswa melakukan refleksi tentang apa yang mereka pelajari hari ini; meminta siswa menulis satu hal yang mereka pelajari dan satu pertanyaan yang mereka miliki, dsb
Mengajar teman di kelas (kontrinbusi dari Putri)
Murid bekerja dalam kelompok kecil 3-5 orang dan memilih topik/bagian dalam materi belajar.
Setiap kelompok membuat rencana mengajar.
Setiap anggota kelompok berbagi peran dan tugas sesuai kesepakatan bersama. Misalnya, menyiapkan perlengkapan mengajar.
Kelompok mengajar di hadapan teman-temannya sambil mengajak seluruh anggota kelas terlibat dalam kegiatan belajar, misalnya melakukan eksperimen bersama.
Membuat Video Teks Pilihan (kontribusi dari Rusi)
Sebagai kegiatan diagnostik awal semester, murid dapat memilih salah satu teks yang telah dipelajari pada semester sblmnya:1. Teks prosedur: Video tutorial (kuliner, membuat kerajinan tangan, permainan)2. Teks deskripsi: Video review tempat wisata3. Teks observasi: Video ulasan buku 4. Teks narasi: video dongeng. Murid dapat memilih bentuk teks sesuai dengan minatnya. Guru dapat menjadikan hasil kerja murid sebagai alat diagnostik untuk mengetahui penguasaan kosakata, penggunaan ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan (bahkan) kemampuan presentasi audio visual murid.
Diferensiasi dengan Menu Belajar
Kontrak
Strategi ini membantu guru dalam melakukan manajemen kelas. Kontrak dapat mengambil beberapa bentuk, yang dimulai dengan kesepakatan antara siswa dan guru: Guru memberikan kebebasan dan pilihan tertentu tentang bagaimana siswa akan menyelesaikan tugas, dan siswa setuju untuk menggunakan kebebasan secara bertanggung jawab dalam merancang dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh guru.
Jeda 3 menit
Setelah guru menyajikan materi baru, guru meminta siswa untuk berpikir selama tiga menit tentang apa yang telah mereka pelajari. Mereka dapat membuat catatan atau sketsa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
Cangkir Berwarna/Lampu Lalu Lintas
Saat siswa bekerja kelompok, berikan mereka 3 cangkir berwarna berbeda atau karton berwarna berbeda yang dapat diletakkan di tengah meja sehingga mudah dilihat guru dari berbagai penjuru ruangan kelas. Jika siswa meletakkan cangkir/karton warna hijau ditengah meja, maka berarti mereka baik-baik saja. Kuning berarti mereka butuh bantuan. Merah berarti bingung dan butuh banyak bantuan. Ini adalah cara yang mudah bagi guru untuk memantau kerja kelompok. Jika tidak ada cangkir bisa diganti dengan benda lain.
Three Before Me
Saat siswa sedang mengerjakan tugas, buat kesepakatan dengan siswa. JIka mereka bingung atau mengalami kesulitan, minta mereka bertanya minimal kepada 3 orang terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru. Jika orang 1 tidak bisa menjawab/membantu, minta mereka bertanya kepada orang kedua. Jika orang kedua tidak bisa menjawab/membantu juga, minta mereka bertanya kepada orang ketiga. Jika orang ketiga tidak bisa menjawab/membantu juga, maka mereka boleh bertanya kepada guru. Dengan cara ini, saat guru sedang membantu menjelaskan anak-anak yang memang sedang perlu bantuan mereka tidak akan sering terganggu oleh anak-anak yang secara silih berganti bertanya. Guru juga dapat mengetahui apa saja pertanyaan atau kesulitan yang kemungkinan sedang dihadapi banyak murid dikelasnya.
Membedakan Produk (kontribusi dari Sigit Kurniawan)
Saya lebih ke produk yang beragam sesuai minat anak2. Misalnya, mereka diminta untuk merangkum mengenai sebuah bab tertentu. Mereka bisa pilih media apa saya yang mau mereka gunakan untuk menyampaikan informasi itu. Ada yang buat scrapbook, video, slideshow digital, poster, dsb. Acuannya saya pakai rubrik dengan kriteria informasi apa saja yang harus ada di produk tersebut
Diferensiasi dengan Teknologi dan Menu Belajar
Kegiatan Matematika dengan Lembar Kerja Bertingkat
Guru menyediakan 3 lembar kerja dalam kegiatan berlatih matematika dalam satu waktu/jam pelajaran. Ketiga lembar kerja (LK) tsb memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda; mudah, sedang, sulit. Murid yang sudah terampil biasanya dapat menyelesaikan seluruh LK secara mandiri. Sementara itu, guru dapat memastikan semua murid menyelesaikan minimal 1 LK dengan terkadang menemani murid yang membutuhkan penjelasan tambahan saat menyelesaikan LK secara personal. Di awal kegiatan, guru perlu menyampaikan dengan jelas bahwa 3 LK ini merupakan kegiatan yang dapat dikerjakan oleh murid secara langsung dalam satu pertemuan atau jika selesai hanya 1 saja juga tidak masalah. Guru juga perlu memberi pengertian bahwa setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda, jadi tidak perlu khawatir tertinggal atau salah.
Homework Checker
Lihat apakah siswa telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Jika ada beberapa orang yang belum selesai, minta mereka pergi ke suatu sudut untuk menyelesaikannya. Jika sudah selesai, biarkan mereka saling memeriksa jawaban mereka. Begitu mereka menyetujui semua jawaban, mereka dapat menyerahkan pekerjaan mereka kepada guru. Dengan cara ini guru hanya perlu memeriksa satu set pekerjaan.