Selamat datang di situs "Sinau Teges", semoga informasi yang tersedia bisa dimanfaatkan dan membantu Bapak/Ibu.
Pada minggu ini masuk pada satu materi baru yang sangat menarik untuk dipelajari. Seperti biasa dibekali pemahaman awal lewat surat dari instruktur dan mulai dari diri dengan menjawab pertanyaan terkait sejauh mana saya memahami konsep Coaching di sekolah.
Setelah mendapatkan pemahaman awal, selanjutnya kami melakukan Eksplorasi Konsep dengan tiga materi, (1) Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan, (2) Komunikasi Yang Memberdayakan, (3) TIRTA Sebagai Model Coaching.
Selanjutnya, kami berlatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA. Di ruang kolaborasi sesi latihan, Fasilitator mengarahkan kami untuk berlatih dengan membagi kelompok dan berbagi peran Coach, Coachee dan Pengamat. Membuat skenario yang di dalamnya ada praktek Coaching dengan langkah-langkah model TIRTA.
Kami merasa sangat senang, walaupun ini pertama kalinya kami melakukan komunikasi dengan bertukar peran sebagai Coach, Coachee dan Pengamat. Yang menarik ketika Ibu Fasilitator sesuai LMS harus membagi kami menjadi 2 kelompok dengan dua BOR, tetapi mungkin karena kesalahan sistem akhirnya kami melaksanakan praktik BOR secara bergantian dalam satu main room.
Pendampingan murid melalui pendekatan coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. Sebagai seorang Guru dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau mindset Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani Mindset, Murid adalah Mitra Belajar, Emansipatif, Kasih dan Persaudaraan, Ruang Perjumpaan Pribadi.
Sebagai pemimpin pembelajaran, Anda tentunya harus memainkan banyak peran. Terkadang, untuk menghadapi murid, Anda harus menjadi seorang konselor. Suatu saat Anda juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang Anda juga harus menjadi seorang coach. Menggali masalah-masalah yang dialami di masa lalu (konseling), Memberikan tips yang aman dan santai (Mentoring). Saat Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait kendala dan bagaimana mengatasi kendala saat pertama kali (Coaching). Konselor membantu menyelesaikan masalah klien, Mentor memberikan tips berdasarkan pengalamannya kepada mentee dan Coach mendorong coache menyelesaikan masalahnya sendiri.
Komunikator Asertif, yang mampu menggabungkan komunikasi Agresif adan Pasif. yang mampu memposisikan bahwa posisi mereka sama untuk mengutarakan pendapat. Komunikator Asertif akan selalu mencari jalan tengah untuk menyelesaikan masalah, akan selalu mencari jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah. berprilaku proaktif dalam menyampaikan pendapat apa yang kita butuhkan tanpa merusak relasi dengan orang lain dengan jujur, bertanggung jawab dan menaruh rasa hormat
Seorang coach yang baik akan mendengar lebih banyak dan kurang berbicara. Dalam sesi coaching kita perlu fokus bahwa pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni murid kita. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada dipikirannya termasuk penilaian terhadap coachee.
TIRTA: satu model coaching yang dapat membantu peran coach dalam membuat alur percakapan menjadi lebih efektif dan bermakna. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
Coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya.Untuk kedepannya, secara kontinu saya akan mempraktekkan model Coaching TIRTA.
Minggu ini, masih materi yang sama dan saat ini kami diharapkan dapat melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Kami di minta untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait Coaching, baik sebelum mempelajari modul coaching dan sesudah mempelajari modul coaching, kendala yang saya hadapi, apa yang perlu saya kembangkan dalam menerapkan dalam menerapkan pendekatan coaching serta upaya apa yang saya lakukan untuk menghadapi kendala-kendala yang ada. Selanjutnya, saya diminta untuk mempraktekkan dengan melakukan Pendampingan Murid dengan Pendekatan Coaching dalam Komunitas Sekolah Saya. Disini saya mengambil satu masalah nyata yang dialami murid kelas XII yang tidak lulus seleksi SNMPTN, bagi saya ini menarik untuk digali sekaligus menggunakan pendekatan coaching model TIRTA. Pada bagian akhir dari modul seperti biasa ada elaborasi pemahaman bersama dengan Instruktur Nasional Ibu Rusiyati Yo.
Bagi saya Modul ini sangat menarik, karena butuh aksi nyata dan wajib dilakukan secara berkelanjutan. Karena komunikasi adalah sebuah keterampilan yang harus di asah dan dipraktekkan dalam aktifitas sehari-hari. Ada bagian-bagian dari modul ini yang menjadi jangkar dalam melakukan sebuah proses komunikasi baik dengan murid, rekan kerja, orang tua/wali, pimpinan sekolah dan orang lain.
Pendekatan Coaching khususnya model TIRTA, sangat diperlukan dan sangat efektif dalam menggali potensi Coachee untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapinya bahkan dengan komitmen yang ada dapat menambah kepercayaan diri coachee dalam menyikapi setiap langkah yang menjadi tahapan sesuai dengan prioritasnya.
Tentu saja kedepan, saya akan berusaha semaksimal mungkin merubah gaya berkomunikasi saya. Saya akan terus berlatih menggunakan pendekatan Coaching model TIRTA. Bagi saya secara pribadi menerapkan model TIRTA bukanlah hal yang mudah, karena seperti apa yang sudah saya sampaikan sebelumnya kemampuan berkomunikasi harus dilatih dan dipraktekkan agar terbiasa.