Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - 9

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan – 9 Model 9: Gaya Round Robin Nama : NASRUL, S.Pd Guru Penggerak Angkatan 10 Kab. Pinrang 1. Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya ? Setelah pembelajaran hari ini, saya merasa paling menguasai konsep pendekatan berbasis aset dalam pengelolaan sumber daya di sekolah. Saya merasa menguasainya karena selama diskusi dan kolaborasi dengan rekan-rekan Calon Guru Penggerak (CGP), saya aktif terlibat dalam identifikasi dan analisis aset sekolah. Proses ini memungkinkan saya untuk memahami secara mendalam bagaimana memetakan dan memanfaatkan tujuh modal utama (Modal Manusia, Sosial, Politik, Fisik, Finansial, Agama dan Budaya, serta Lingkungan/Alam) yang ada di sekolah. Selain itu, diskusi dengan fasilitator yang inspiratif memperkuat pemahaman saya mengenai pentingnya berpikir positif dan memusatkan perhatian pada kekuatan yang dimiliki sekolah. 2. Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut ? Saya merasa belum sepenuhnya menguasai implementasi praktis dari pendekatan berbasis aset dalam konteks sekolah saya. Untuk mengatasi hal ini, saya akan: a) Melakukan analisis dan pemetaan aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitar secara lebih mendalam. b) Berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan aset sekolah secara optimal. c) Mencoba menerapkan pendekatan berbasis aset dalam pembelajaran saya dan mengamati hasilnya. d) Terus berdiskusi dengan rekan-rekan CGP lainnya untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan konsep ini. 3. Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan. Dari hasil refleksi saya selama mempelajari dan menerapkan secara perlahan modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ada beberapa hal yang masih membingungkan saya adalah: a) Bagaimana cara mengukur efektivitas pendekatan berbasis aset dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah dalam konteks sekolah. b) Strategi spesifik untuk mengatasi resistensi atau penolakan dari rekan-rekan yang mungkin lebih terbiasa dengan pendekatan berbasis masalah. c) Bagaimana menyeimbangkan fokus pada aset dengan kebutuhan untuk tetap mengatasi masalah-masalah mendesak di sekolah. Hal-hal ini membingungkan karena saya fikir dalam penerapannya membutuhkan pengalaman praktis dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika organisasi sekolah, yang mungkin bervariasi di setiap konteks.