Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral.
CGP dapat menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
Bacalah kutipan di atas dan renungkan, apa peranan Anda saat ini sebagai seorang pendidik di abad ke 21, serta bagaimana pentingnya seorang pendidik mempelajari ilmu tentang etika. Mengapa memahami etika atau nilai-nilai kebajikan yang terkandung di dalamnya, semakin diperlukan dalam dunia yang semakin beragam; hal ini berkaitan dengan sekolah sebagai ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya.
Jawab : Sebagai Guru Penggerak, peran saya seharusnya tidak hanya terbatas pada mengajar, tetapi juga sebagai pemimpin moral yang membentuk karakter dan nilai-nilai siswa. Memahami dan mengaplikasikan etika dalam pendidikan membantu saya menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, adil, dan demokratis, yang sangat penting dalam masyarakat yang semakin beragam.
Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les. Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?
Jawab : Sebagai kepala sekolah, situasi ini menuntut keputusan yang mempertimbangkan dua nilai kebajikan yang saling bertentangan: keadilan dan empati. Di satu sisi, ada kebutuhan untuk memastikan keadilan bagi semua siswa, di mana semua murid harus memiliki kesempatan yang sama dalam proses belajar dan penilaian. Di sisi lain, ada rasa empati terhadap guru yang membutuhkan dana tambahan untuk kebutuhan medis istrinya yang sakit keras.
Langkah pertama yang mungkin akan saya ambil adalah berbicara dengan guru tersebut secara pribadi dan mendengarkan penjelasannya mengenai situasi ini. Saya akan menjelaskan bahwa memberikan soal tes kepada murid-murid tertentu adalah tindakan yang tidak adil dan dapat merusak integritas sistem penilaian sekolah. Solusi alternatif yang bisa saya tawarkan adalah mencari cara lain untuk membantu guru tersebut, seperti mengorganisir penggalangan dana di antara staf dan komunitas sekolah agar sekiranya bisa memberikan dukungan finansial terhadap teman guru tersebut.
BUJUKAN MORAL DAN DILEMA ETIKA
Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP dapat membedakan dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral(moral temptation).
CGP dapat mengidentifikasi jenis dilema etika berdasarkan 4 paradigma, baik dilema yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri.
CGP bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
Pengantar
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Pada kegiatan awal, Anda sudah diajak untuk mengingat kembali peristiwa di mana Anda mengambil sebuah keputusan sulit, atau mengamati bagaimana pimpinan Anda mengambil suatu keputusan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya masalah yang kita hadapi lebih berupa bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut perbedaannya, di kegiatan ini kita akan belajar mengidentifikasi dan memahami jenis-jenis dilema serta paradigma dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, simaklah pertanyaan pemantik berikut, dan tentukan mana yang merupakan dilema etika, dan mana yang bujukan moral.
Pertanyaan Pemantik
Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini?
Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia kurang memahami dan menguasai pelajaran Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni dengan program beasiswa. Pada hari ujian akhir sekolah pelajaran Matematika, Pak Didi adalah guru pengawas ujiannya. Pak Didi memergoki Rayhan menyontek pada saat ujian akhir sekolah Matematika. Rayhan pun sudah mengakuinya ketika ditanya oleh Pak Didi. Setelah ujian selesai, Pak Didi menghadap kepala sekolah, Ibu Dian. Ibu Dian paham, bila sekolah menindaklanjuti kasus ini sesuai peraturan, Rayhan bisa kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan beasiswa di universitas impiannya atau bila ia berbelas kasihan pada Rayhan dan menyimpan kejadian ini rapat-rapat, berarti Ibu Dian tidak mengikuti peraturan sekolah, mungkin Pak Didi akan mempertanyakan prinsip keadilan yang selama ini mereka junjung di sekolah.
Pak Doni adalah seorang kepala sekolah yang baru diangkat di SMA Bakti Nusantara. Tahun ajaran ini, sekolah tersebut menerima dana Tanggung jawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR) dari sebuah perusahaan minyak yang peduli pada dunia pendidikan. Dana tersebut diberikan pada sekolah untuk membiayai pelatihan guru dalam bidang literasi digital. Setelah acara pelatihan guru selesai, Ibu Rini, bendahara kegiatan mengatakan pada Pak Doni bahwa guru-guru bertanya apakah akan ada acara makan-makan. Bu Rini juga mengatakan masih ada sisa dana CSR tersebut, dan biasanya setiap selesai kegiatan pelatihan, sisa dana digunakan untuk makan-makan para guru di restoran dekat sekolah. Ibu Rini pun sebagai bendahara panitia, sudah terbiasa membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut, atas sepengetahuan kepala sekolah sebelumnya. Bila Anda menjadi Pak Doni, keputusan apa yang akan Anda ambil?
Situasi manakah yang lebih menantang bagi Anda untuk mengambil keputusan? Mengapa?
Perbedaan Situasi Pertama dan Kedua
Situasi pertama adalah situasi dilema etika karena kedua pilihan benar. Bila Anda berada dalam posisi Ibu Dian, Anda dapat mengikuti prinsip keadilan dengan memberi Rayhan konsekuensi sesuai aturan sekolah dengan risiko Rayhan mendapatkan pembatalan beasiswa di universitas yang diimpikannya, atau Anda membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, demi masa depan Rayhan, karena terkadang adalah hal yang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian demi masa depan murid merupakan tindakan yang benar juga. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membuat perkecualian dalam peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa belas kasihan (kebaikan hati).
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,
Situasi kedua, adalah situasi Bujukan Moral, karena ini adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Kepala sekolah paham bahwa sebetulnya dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Ada pilihan benar dan salah bagi kepala sekolah yaitu, benar dengan menolak permintaan guru-guru untuk makan-makan setelah program pelatihan selesai dan bendahara harus membuat kwitansi palsu, atau salah bila memenuhi permintaan guru-guru untuk makan-makan untuk kebersamaan, tetapi memalsukan dokumen dan memanipulasi laporan keuangan
Soal 1
Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!
Your answer:
kasus yang terjadi disekolah saya : Penanaman sikap kedisiplinan siswa disekolah terutama saat upacara bendera hari senin sepertii : tidak boleh terlambat, dan harus berpakaian lengkap. Namun dalam penerapannya adannya hukuman fisik bagi yang melanggar seperti membersihkan WC. Upaya yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan guru agar bisa menghilangkan hukuman fisik kemudian mengadakan sesi konseling dengan siswa untuk memahami penyebab keterlambatan dan ketidakpatuhan mereka, serta menetapkan rencana perbaikan yang melibatkan peran aktif siswa dalam memulihkan situasi tersebut.
Buatlah analisis apakah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral dan sebutkan alasannya.
Situasi yang terjadi di sekolah saya merupakan dilema etika dalam pendidikan. Dilema ini muncul karena adanya pertentangan antara dua nilai yang sama-sama dianggap penting:
Disiplin: Penting untuk menanamkan sikap disiplin pada siswa agar mereka memiliki tanggung jawab dan dapat mengikuti aturan.
Kemanusiaan: Hukuman fisik dianggap melanggar hak asasi manusia dan dapat menimbulkan trauma psikologis pada siswa.
Mengapa bukan bujukan moral?
Bujukan moral lebih mengacu pada situasi di mana terdapat pilihan yang jelas antara benar dan salah. Dalam kasus ini, penggunaan hukuman fisik sebagai bentuk disiplin secara umum dianggap salah dan melanggar etika pendidikan. Oleh karena itu, ini lebih tepat disebut sebagai dilema etika, di mana kedua pilihan memiliki alasan yang kuat.
Studi Kasus:
Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai guru ‘galak’, namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari murid-muridnya. Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari, berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah. Ibu Sri sangat khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Pendekatan apa yang ambil? Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda?
Temuilah seorang rekan kerja Anda, dan tanyakan kesediaannya memberikan pendapatnya tentang studi kasus di atas.
Analisis jawaban Anda dan rekan Anda, apakah berbeda, atau sama?
Tuliskan tanggapan Anda dan rekan Anda terhadap kasus Bapak Seto, beserta analisis Anda terhadap kedua jawaban tersebut.
Berikan tanggapan terhadap unggahan respon rekan CGP Anda tentang hal ini, minimal 3 orang.
Jawaban Saya :
Sebagai langkah awal, saya akan segera mengambil tindakan untuk menghentikan hukuman yang sedang berlangsung terhadap murid tersebut dan membawanya ke ruang UKS untuk pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh. Selanjutnya, saya akan mengadakan serangkaian pertemuan terpisah dengan Ibu Tati, Ibu Sri, dan murid yang dihukum untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kejadian dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan informasi yang terkumpul, saya akan memberikan teguran kepada Ibu Tati mengenai tindakannya yang bertentangan dengan etika pendidikan dan berpotensi membahayakan kesehatan murid.
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, saya akan mengadakan rapat komprehensif dengan seluruh staf pengajar guna menegaskan kembali kebijakan sekolah tentang metode pendisiplinan yang diperbolehkan dan yang dilarang. Sebagai tindak lanjut jangka panjang, saya akan melakukan analisis mendalam terhadap metode pengajaran Ibu Tati dan Ibu Sri untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh semua guru, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan efektif bagi seluruh komunitas sekolah.
Jawaban Rekan Saya :
Saya akan memanggil bu tati secara pribadi mengenai alasannya menghukum anak didik tersebut, saya menyuruh butati menghentikan hukuman anak tersebut lalu memberikan pemahaman bahwa tidak semua hukuman fisik baik untuk anak anak. Jika ternyata pelanggaran anak tersebut kategori berat maka saya akan memanggil orang tua tersebut untuk dicarikan solusi agar kejadian tersebut tidak terulang.
Analisis perbandingan jawaban saya dan jawaban rekan saya :
Perbedaan:
Jawaban saya mungkin lebih sistematis, mencakup langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang. Jawaban rekan saya lebih fokus pada penanganan langsung terhadap Ibu Tati dan murid yang dihukum.
Jawaban saya mempertimbangkan seluruh komunitas sekolah (termasuk Ibu Sri dan staf pengajar lainnya), sementara rekan saya fokus pada Ibu Tati, murid yang dihukum, dan kemungkinan keterlibatan orang tua.
Saya merencana untuk mengadakan rapat dengan seluruh staf dan menganalisis metode pengajaran, sementara rekan saya tidak menyebutkan tindakan preventif serupa.
Persamaan:
Keduanya memulai dengan menghentikan hukuman yang sedang berlangsung.
Keduanya melibatkan komunikasi langsung dengan Ibu Tati mengenai tindakannya.
Keduanya mengakui bahwa hukuman fisik tidak tepat untuk anak-anak.