Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP mampu menganalisis pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam studi kasus yang mereka dapatkan dan memberi tanggapan pada studi kasus CGP lainnya dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Kasus 3
4 hari lagi adalah hari pembagian rapor Semester 1 di SMA Penggerak Bangsa. Sebelumnya, semua guru telah menyerahkan daftar nilai murid-murid pada pelajaran yang diampunya pada kepala sekolah, Ibu Rosdiana. Ibu Rosdiana adalah Kepala Sekolah yang baru bertugas di SMA Penggerak Bangsa di tahun ajaran ini.
Hari ini Ibu Rosdiana mengadakan rapat guru. Ia membuka pertemuan dengan berterima kasih atas kerja keras para guru dalam mengajar murid-murid selama ini dan juga telah mengumpulkan nilai rapor dengan tepat waktu. Kemudian ia menyampaikan bahwa secara umum, nilai rapor yang diberikan oleh guru-guru terlalu rendah dan tidak mencukupi untuk mendukung murid-murid masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur nilai rapor atau jalur tanpa tes. Ia dengan tegas menyatakan, kalau nilai rapor tetap seperti itu, maka murid-murid SMA Penggerak Bangsa sampai kapan pun tidak pernah bisa diterima di PTN dengan jalur nilai rapor. Ia juga menyatakan bahwa salah satu target kerjanya di SMA Penggerak Bangsa adalah membuat 25% murid diterima di PTN dengan jalur rapor. Oleh karena itu, sejak murid-murid di kelas 10, nilai rapor mereka harus dibuat baik, dan menunjukkan grafik peningkatan.
Ibu Rosdiana akhirnya meminta guru-guru untuk menaikkan nilai murid-murid 10 poin, maka bila nilai murid 70 maka akan menjadi 80, dan seterusnya, demi membantu masa depan murid-murid, dan juga demi nama baik sekolah agar kepercayaan masyarakat meningkat bila banyak murid-murid sekolah ini yang diterima di PTN dengan jalur nilai rapor.
Bila Anda berada di posisi Ibu Rosdiana, apakah Anda akan melakukan hal yang sama atau berbeda? Apa alasannya?
Jawab : Kasus 3 :
Situasi ini memang merupakan dilema etika. Paradigma yang terjadi adalah konflik antara konsekuensialisme (fokus pada hasil) dan deontologi (fokus pada prinsip/kewajiban). Nilai-nilai yang bertentangan:
Keinginan membantu masa depan siswa vs. kejujuran akademik
Meningkatkan reputasi sekolah vs. integritas pendidikan
Mencapai target kinerja vs. penilaian yang adil dan akurat
Terkait hal ini mungkin tidak ada pelanggaran hukum yang jelas, namun tindakan ini dapat dianggap sebagai pemalsuan dokumen pendidikan, yang berpotensi melanggar hukum.
Tindakan ini kemungkinan besar melanggar kode etik profesi pendidik. Guru dan kepala sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan penilaian yang jujur dan akurat.
Secara intuisi, ada yang salah dalam situasi ini. Memanipulasi nilai siswa, meskipun dengan niat baik, bertentangan dengan prinsip kejujuran dan integritas pendidikan.
Jika keputusan ini dipublikasikan, saya akan merasa tidak nyaman. Publik mungkin akan mempertanyakan integritas sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Seorang panutan dalam pendidikan kemungkinan akan mencari solusi alternatif yang tidak melibatkan manipulasi nilai, seperti meningkatkan kualitas pengajaran atau memberikan dukungan tambahan kepada siswa.
Beberapa opsi kreatif yang mungkin:
Mengembangkan program persiapan PTN yang intensif
Berkolaborasi dengan universitas untuk program jembatan
Meningkatkan kualitas pengajaran dan kurikulum
Membuat program mentoring alumni yang sukses masuk PTN
Keputusan yang saya ambil: Tidak menaikkan nilai secara artifisial, tetapi fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan persiapan siswa untuk PTN.
Prinsip yang saya gunakan adalah integritas dan kejujuran dalam pendidikan. Alasannya:
Menjaga kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan
Mendorong siswa untuk berusaha keras dan berkembang secara nyata
Mempertahankan standar akademik yang sebenarnya
Menghindari dampak negatif jangka panjang dari manipulasi nilai
Meskipun niat Ibu Rosdiana baik, manipulasi nilai bukan solusi yang etis atau berkelanjutan. Fokus seharusnya pada peningkatan kualitas pendidikan dan persiapan siswa secara nyata untuk masuk PTN.