Lusi mud eruption triggered by geometric
focusing of seismic waves
Semburan lumpur Lusi dipicu oleh geometri
pemusatan gelombang seismik
M. Lupi1, E. H. Saenger2, F. Fuchs1 and S. A. Miller1
1Geodynamics/Geophysics, Steinmann Institute, University of Bonn, 53115, Germany,
2Geology Institute, ETH-Zurich, ETH 8092, Switzerland.
(Presentaddress:) Geology Institute, ETH-Zurich, ETH 8092, Switzerland.
*e-mail: miller@geo.uni-bonn.de
This scientific article has been contributed By Jeffrey Richard, Director of Humanitus Sidoarjo Fund (HSF), which is domiciled in Australia.
Received by Hardi Prasetyo on July 22, 2013, to be placed on the Lusi Library: Knowledge Management. Included for review in Indonesian, as a trade mark of Lusi Library which has been developed in 2010, and supported by experts from around the world earth.
Thanks and appreciation to Jeffrey.
Tinjauan Indonesia, Oleh Hardi Prasetyo,
Untuk Lusi Library
Awal semburan Lusi.
Semburan Lusi (Lusi mud eruption) di Jawa, Indonesia, bermula pada Mei 2006 dan saat ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Telah diusulkan adanya dua pemicu yang berbeda.
Semburan dipicu ledakan dalam.
Semburan bisa saja dipicu oleh pengeboran pada sumur eksplorasi gas, sebagaimana dibuktikan oleh adanya variasi tekanan yang khas tipe sebagai jenis dari suatu ledakan di dalam(internal blowout).
Dipicu oleh Gemabumi Yogyakarta.
Sebagai alternatif, pergeseran patahan (fault slip) terkait dengan gempa Yogyakarta M 6.3, yang terjadi dua hari sebelum semburan. Sehingga dapat memobilisasi lumpur, sebagaimana yang diusulkan untuk percampuran hasil cairan dangkal dan dalam sangat diturunkan dalam menggerakan lumpur dan arah kelurusan saluran lumpur searah dengan patahan tektonik.
Metoda mumerical wave propagation.
Telah digunakan percobaan propagasi gelombang numerik untuk menunjukkan bahwa, lapisan-lapisan batuan di sekitar semburan dengan impedansi tinggi dan bentuk parabola, kecepatan tinggi telah memantulkan, memperkuat dan memfokuskan energi seismik yang berasal dari gempa Yogyakarta.
Fluida lumpur dan reaktivasi Patahan Watukosek.
Simulasi yang dilakukan telah menunjukkan bahwa konsentrasi energi di lapisan lumpur sudah cukup untuk mencairkan sumber lumpur, sehingga memungkinkan fluida lumpur dan CO2 diinjeksi kedalam dan mengaktifkan kembali Patahan Watukosek.
Hubungan Patahan dan Hidrotermal.
Patahan ini secara hidrolika menghubungkan dengan sistem hidrotermal yang dalam (deep hydrothermal system) yang secara berlanjut memberi umpan pada semburan.
Kesimpulan Fenomena Alam. Kami menyimpulkan bahwa semburan lumpur Lusi merupakan suatu kejadian alam (We conclude that the Lusi mud eruption was a natural occurrence).
Perkuatan energi seismik pada sistem volkanik-hydrothermal.
Kami juga berpendapat bahwa satuan batuan-batuan parabola dengan bervariasi impedansi akustik dapat memusatkan dan memperkuat energi seismik yang datang dan memicu suatu respons dalam sistem-sistem vulkanik dan hidrotermal (volcanic and hydrothermal systems) yang sebaliknya telah tenang.