Tekanan Pori awal di bawah Lusi mud volcano Indonesia
Mark Tingay (2015)
Australian School of Petroleum, University of Adelaide, Adelaide. SouthAustralia,
IMPIKASI UNTUK PANJANG KEHIDUPAN DAN EVOLUSI LUSI:
Pokok-Pokok Bahasan dan Kata kunci:
· Kebanyakan bencana geologi bersifat merusak:
· Tanggap darurat berlangsung pendek:
· Lusi suatu bencana yang menerus, menyebabkan kerusakan secara gradual:
· Sangat vital memahami berapa lama semburan akan berlangsung:
· Kompilasi tekanan pori untuk masukan panjang umur semburan:
· Angka tekanan pori awal yang menjadi kendala untuk model perkiraan panjang kehidupan (Davis et al., 2011):
· Data yang dihasilkan dapat mempersempit ketidak jelasan tekanan pori pada satuan Karbonat Miosen dan Lempung Kalibeng:
· Contoh perbedaan pemanfaatannya pada tekanan pori Karbonat Miosen antara 17,6 dengan 23MPa:
· Antara volume lempung overpressure yang tersedia disemburkan dan tekanan pori:
· Tersedia lumpur overpressure antara 500m untuk semburan lumpur versus 970m, lebih banyak:
· Usulan ketebalan lapisan lempung overpressure total 970m:
· Pernyataan potensi material lumpur yang dapat disemburkan lebih banyak:
· Berdasarkan data awal tekanan pori dipercaya bahwa Lusi kemungkinan akan menyembur lebih lama:
· Catatan Keterbatasan, studi tidak fokus pada panjang kehidupan Lusi:
· Dengan argumen bahwa perkiraan kehidupan semburan Lusi, merupakan suatu yang komplek, dan banyak variabel yang memainkan peran kunci:
· Suatu catatan yang penting dan ekstrim positif, bahwa Kecepatan Lusi telah berkurang secara cepat:
· Kecepatan rata-rata 10.000m3/hari sebelumnya 100.000m3/hari:
· Analisis deformasi permukaan pengurangan kecepatan berkali lipat pada tahun 2018:
Isu Aktual dan Kritis terkait Pengelolaan Bencana Lusi mud volcano:
Salah satu isu yang paling penting adalah berhubungan dengan pengelolaan dan keterkaitan dengan bencana Lusi mud volcano (One of the most important issues related to managing and dealing with the Lusi mud volcano disaster).
terhadap perkiraan seperti apa durasi dari semburan lumpur (in estimating the likely duration of the mud eruption).
Kebanyakan bencana geologi bersifat merusak:
Kebanyakan bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan letusan gunung adalah ekstrim merusak (Most common geological disasters (e.g. earthquakes, tsunamis, volcanic eruptions) are extremely devastating).
Tanggap darurat berlangsung pendek:
Tapi tanggap darurat terjadi pada suatu waktu yang relatif pendek menit sampai hari kerusakan (but occur over a relatively brief time frame of minutes to days).
Selanjutnya upaya dapat langsung dilakukan untuk perbaikan cepat dan membangun kembali daerah yang mengalami (thus efforts can be made to quickly repair and rebuild damaged areas).
Lusi suatu bencana yang menerus, menyebabkan kerusakan secara gradual:
Namun, apa yang terjadi dengan Lusi mud volcano ekstrim berbeda.
Dimana semburan Lusi mud volano merupakan suatu bencana yang terus berlangsung (However, the Lusi mud volcano is an on-going disaster).
Telah menyebabkan kerusakan secara gradual lebih dari delapan tahun (causing continual gradual damage for over eight years.).
Sangat vital memahami berapa lama semburan akan berlangsung:
Disini, sangat vital untuk memahami berapa lama semburan akan berlangsung (it is vital to understand how long the eruption will continue).
Dan bagaimana daerah akan terlibat, dalam upaya mengelola bencana terbaik (and how the area will evolve, in order to best manage the disaster).
Kompilasi tekanan pori untuk masukan panjang umur semburan:
Data kompilasi tekanan pori telah menyediakan imput data kunci untuk prediksi panjang umur semburan dari Lusi mud volcano (The pore pressure data compiled herein provides some key input data for longevity predictions of the Lusi mud volcano.)
Angka tekanan pori awal yang menjadi kendala untuk model perkiraan panjang kehidupan (Davis et al., 2011):
Data-informasi tekanan pori awal, selama ini diidentifikasi sebagai suatu kunci hal yang tidak diketahui.
Dari model-model yang digunakan untuk memperkirakan panjang kehidupan dari semburan Lusi mud volcano sebagaimana yang digunakan oleh Davies 2011.
Data yang dihasilkan dapat mempersempit ketidak jelasan tekanan pori pada satuan Karbonat Miosen dan Lempung Kalibeng:
Khususnya, data yang disajikan oleh Tingay 2014 dapat digunakan untuk mempersempit,terhadap ketidak jelasan parameter sebelumnya.
Khususnya ketidakjelasan tekanan pori awal pada karbonat Miosen dan lempung Kalibeng. Dimana sebelumnya telah diusulkan sebagai pengendali utama dari Lusi mud volcano (Miocene carbonates and the Kalibeng clays, which are proposed to be the primary drivers of the Lusi mud volcano (Istadi et al., 2009; Davies et al., 2011; Rudolph et al., 2011).).
Contoh perbedaan pemanfaatannya pada tekanan pori Karbonat Miosen antara 17,6 dengan 23 MPa:
Sebagai tambahan Davies (2011) mengusulkan bahwa tekanan pori untuk satuan karbonat Miosen berada pada nilai 13,9 dan 17,6 MPa di atas hidrostatik.
Sedangkan data yang disajikan di sini mengindikasikan bahwa tekanan pori dengan nilai ~23,0 MPa diatas hidrostatik.
Antara volume lempung overpressure yang tersedia disemburkan dan tekanan pori:
Volume dari lempung overpressure yang tersedia untuk disemburkan juga juga bermakna dalam hubungan dengan data tekanan pori disajikan disini.
Tersedia lumpur overpressure antara 500m untuk semburan lumpur versus 970m, lebih banyak:
Istadi et al., 2009 mengusulkan bahwa hanya tersedia suatu lapisan lumpur overpressure setebal 500m untuk semburan lumpur.(Istadi et al., 2009 proposed that only a 500m thick layer of verpressured clays were available as a source for erupted mud).
Tapi data di sini memperlihatkan bahwa angka estimasi ini lebih rendah, karena menggunakan data kecepatan sonik yang salah (but the data herein demonstrate that this is a significant underestimate due to previous use of erroneous sonic velocity data).
Dengan mengasumsikan suatu puncak dari overpressure pada posisi yang terlalu dalam (assumption of a top of overpressure at much deeper depths (Figure 3).
Usulan ketebalan lapisan lempung overpressure total 970m:
Namun data dipresentasikan disini mengindikasikan bahwa keseluruhan sekuen setelah kedalaman 970m berada pada kondisi yang lebih overpressure ((that the entire 970 meters of Kalibeng clay sequences is highly overpressured,).
Juga termasuk lempung di Formasi Pucangan (as well as clays in the Pucangan Formation).
Pernyataan potensi material lumpur yang dapat disemburkan lebih banyak:
Sehingga potensi material lumpur yang tersedia lebih banyak untuk semburan, daripada perkiraan sebelumnya (thus that potentially more clay material is available for eruption than previously estimated).
Berdasarkan data awal tekanan pori dipercaya bahwa Lusi kemungkinan akan menyembur lebih lama:
Informasi awal dari tekanan pori disini selanjutnya memperkuat kepercayaan.
Bahwa Lusi kemungkinan menyembur lebih lama daripada model yang telah dibuat sebelumnya (The initial pore pressure information herein suggests that the Lusi mud volcano may erupt for longer than has been previously modeled).
Catatan Keterbatasan, studi tidak fokus pada panjang kehidupan Lusi:
Namun hal penting, bahwa penulis makalah (Mark Tingay) membatasi bahwa studi ini tidak khusus berfokus, untuk mengestimasi panjang kehidupan dari Lusi mud volcano, dan daripada itu (However, it is important to highlight that this study has not focused on estimating longevity of the Lusi mud volcano, and that this is).
Dengan argumen bahwa perkiraan kehidupan semburan Lusi, merupakan suatu yang komplek, dan banyak variabel yang memainkan peran kunci:
Merupakan masalah komplek dimana banyak variable memainkan peran kunci (in itself, an extremely complex problem in which many variables play a key role).
Suatu catatan yang penting dan ekstrim positif, bahwa Kecepatan Lusi telah berkurang secara cepat:
Sebagai tambahan bahwa suatu catatan yang dinilai merupakan hal penting, dan ekstrim positif, (Indeed, it is important, and extremely positive, to note).
Bahwa kecepatan semburan dari Lusi mud volcano telah berkurang secara cepat pada tahun-tahun terakhir (that the eruption rate from the Lusi mud volcano has reduced rapidly in recent years).
Kecepatan rata-rata 10.000m3/hari sebelumnya 100.000m3/hari:
Kecepatan rata-rata sekarang hanya 10.000 m3/hari, menurun drastis dari ~100.000 m3/hari pada kecepatan awal(Eruption rates now average only 10.000 m3/day down from ~100000 m3/day initial rates).
Analisis deformasi permukaan pengurangan kecepatan berkali lipat pada tahun 2018:
Demikian pula hasil analisis deformasi permukaan akhir-akhir ini telah memperlihatkan perkirakan pengurangan kecepatan sepuluh kali lipat pada tahun ~2018 seperti studi Rudolph 2013 (Recent analysis of surface deformation predicts a further tenfold decrease in eruption rate by ~2018 (Rudolph et al., 2013).