KESIMPULAN: Amblesan berasosiasi dengan Lusi mud volcano, di Jawa Timur,
Diselidiki dengan SAR Interferometry, Yo Fukushima et al (2009)
SAR interferograms yang telah diproses mencakup periode waktu satu tahun dari saat semburan LUSI (LUSI mud eruption) pada Mei 2006 secara konsisten memperlihatkan suatu amblesan dari pada area berbentuk elip (subsidence over an ellipsoidal area) mencakup area sekitar 4 km X 3 km dari pusat semburan utama (centered on the main eruptive vent).
Efek dari pembebanan lumpur (Effects of loading of mud) dan pembentukan silider pada dari saluran lumpur (creation of a cylindrical mud conduit) dari suatu radius beberapa meter adalah sangat kecil untuk menjelaskan jumlah dari total gerakan tanah yang dapat diamati pada enam bulan pertama dari saat awal semburan.
Deplesi material dan berkurangnya tekanan fluida pada kedalaman (Depletion of material and decrease of fluid pressure at depth), kemungkinan sebagai penyebab dominan dari amblesan (probably the dominant cause of the subsidence).
Dengan menggunakan perbedaan kedalaman dari sumber deformasi dan material yang disemburkan diperkikaran oleh Mazzini et al. (2007) (1.2–1.9 km),
Kami percaya bahwa model konseptual dari subsidence dimana kompaksi dan material yang bergerak ke bawah mengisi kekosongaan ruang oleh erupsi dari level yang lebih dalam (a conceptual model of subsidence where compaction and downward material transfer fill the space depleted by the eruptive products from deeper levels).
SAR interferometry menggunakan PALSAR menghasilkan model mekanisme dapat secara berkelanjutan mengkontibusikan peta amblesan tanah dan perkiraan proses yang terjadi di bawah permukaan (products and mechanical modeling can continue to contribute to map the ground subsidence and infer the ongoing subsurface processes).
Untuk pengkajian resiko ke depan secara lebih rinci, akan sangat bernilai adanya suatu kebersamaan analisis dengan data GPS dan gayaberat (for assessing future risks in more detail, a joint analysis