· Kilas balik lahirnya semburan Lusi yang mempunyai orientasi NE-SW
Pada 29 Mei 2006 di Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, Indonesia. Masyarakat secara tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya banyaknya gas dan beberapa kepundan lumpur di permukaan tanah (sudden birth of numerous gas and mud vents on the ground).
Lokasi semburan ini memanjang lebih dari satu kilometer membentuk liniasi Timurlaut-Baratdaya (NE–SW alignment).
· Terbentuknya kawah utama Lusi yang besar dan kecepatan aliran terbesar yang spektakular 180.000m3/hari
Dalam beberapa hari saja, selanjutnya telah terbentuk kawah yang menonjol (a prominent crater).
Selanjutnya dan awal kepundan dengan cepat telah ditutupi oleh semburan lumpur mendidih (erupted boiling mud) dengan volume yang besar.
Kecepatan aliran (flow-rates) dari kawah utama (main crater) mencapai 180.000 m3/hari (Mazzini et al., 2007).
Kawah terbesar telah disebut sebagai Lusi singkatan Lumpur (mud) dan Sidoarjo (nama Kebupaten).
· Perhatian media pada wujud semburan yang spektakular serta dampaknya
Sampai November 2011 (saat publikasi ditulis) Lusi masih tetap aktif, bermula sejak 2006 yang sejak kelahirannya secara berkelanjutan terus mendapatkan perhatian dari pihak media masa. Salah satunya karena wujud semburan yang spektakular (spectacular nature of the eruption).
Dimana telah memberikan implikai dengan merusak dan menenggelamkan desa-desa, mengungsikan lebih dari 50.000 orang, serta menutupi wilayah seluas lebih dari 7 km2 dengan lumpur panas (hot mud) (Gamb.1).
· Pemicu semburan Lusi antara blowout dari sumur eksplorasi (man made) dan gempabumi-patahan (natural) yang masih diperdebatkan
Pemicu semburan Lusi (trigger of the Lusi eruption) tetap menjadi bahan perdebatan.
Salah satu hipotesis adalah mengkaitkan Lusi dengan ledakan dari sumur yang ada di dekatnya (a blowout from a neighbouring well, Davies et al., 2007; Tingay et al., 2008).
Sedangkan hipotesis lainnya telah menyangkal ‘confuted’ terhadap skenario Lusi mud volcano sebagai buatan manusia (man-made scenario) (e.g. Sawolo et al., 2009 dan 2010).
Suatu hipotesis alternatif menghubungkan even semburan (eruption events) dengan reaktifasi patahan (reactivation of a fault). Mengikuti terjadinya gempabumi berkekuatan 6,3 M yang menyerang Pulau Java 27 Mei 2006 (Mazzini et al., 2007, 2009; Tanikawa et al., 2010).
· Pemahaman anatomi geologi daerah Lusi dari: patahan, gawir sesar, komplek gunungapi, kepundan volkanik dan mud volcano
Setelah lebih dari lima tahun dari kelahiran Lusi, Manzzini menekankan bahwa pemahaman geologi (geological knowledge) dari daerah Lusi dan daerah sekitarnya memperlihatkan bahwa:
1. Adanya patahan berorientasi NE-SW (a NE–SW oriented fault) (patahan Watukosek, Gamb. 1), yang lokasinya berawal dari kedudukan komplek volkanik Arjuno-Welirang. Pengamatan lapangan memperlihatkan adanya pergeseran secara lateral ‘lateral shearing’.
2. Gawir patahan (fault escarpment), dengan komposisi batuan-batuan volkanik (volcanic rocks) dan berlokasi hanya berjarak 4,6 km dari Lusi.
3. Gunungapi terdekat adalah Penanggungan berumur Holosen (Holocene Penanggungan), berjarak sekitar 10 km dari Lusi.
Sedangkan gunung api aktif Arjuno-Welirang berjarak 25 km lebih jauh ke baratdaya.
Kepundan volkanik (volcanic vents) dan gunung lumpur (Gamb. 1A) pada bagian dari Jawa ini, mempunyai kelurusan searah Lusi. Yang mempunyai kesamaan jurus dengan Patahan Watukosek (same strike of the Watukosek fault - Carn, 2000; Mazzini et al., 2007).
· Baik pemicu buatan manusia atau alami perlu menyelidiki asal mula fluida, mekanisme semburan dan interaksi volkanisme, kegempaan dan tektonik
Apapun pemicu semburan Lusi, baik buatan atau alami (man-made or natural), hal tersebut tetap kritis perlunya menyelidiki lebih lanjut dengan memberikan perhatian terhadap aspek-aspek:
· asal mula fluida yang disemburkan (origin of the erupted fluids),
· mekanisme semburan (eruption mechanisms),
· kemungkinan interaksi antara volkanisme, tektonik, dan kegempaan (interactions between volcanism, tectonics, and seismicity).
· Identifikasi Isu Kritis: Lusi mud volcano? Asal mula gas, lama semburan, analogi lain di Jawa, mekanisme siklus semburan, hubungan dengan komplek gunungapi
Data baru dibutuhkan dalam upaya untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci:
· Apakah Lusi merupakan suatu mud volcano?
· Apa asal mula dari gas dan apakah berasal dari sumber dangkal atau dalam (gas source shallow or deep)?
· Apakah gas dan lumpur mempunyai asal usul yang sama?
· Berapa lama lagi semburan akan berlangsung?
· Dan apa pemicu yang mengumpan semburan dengan pola berperiodesasi? (feed the eruption and the episodic pulsations?)
· Apakah ada semburan lainnya seperti Lusi terdapat dibagian lain dari Jawa?
· Akhirnya, apakah ada hubungan antara Lusi dan komplek volkanik sebagai tetangganya?
· Apa rancangan riset baru (2006-2011) untuk menjawab isu kritis tersebut, dengan pendekatan menjajagi keterlibatan fluida volkanik dalam penekanan geokimia gas
Dalam upaya untuk menanggapi beberapa pertanyaan di atas, dan menyelidikan kemungkinan keterlibatan fluida volkanik dalam (deep volcanic fluids) di Lusi.
Mazzini dan kawan-kawan telah mempresentasikan suatu kedudukan baru dari data geokimia gas (gas geochemical data) yang dikumpulkan sejak dari tahun 2006 (selama fase awal dari semburan) sampai tahun 2011.
· Strategi pengambilan contoh dari kawah lusi, mud volcano lainnya dan lapangan produksi gas alam Wunut
Contoh gas diambil dari kawah Lusi (Lusi crater), dari mud volcano lainnya yang berlokasi berdekatan dengan eksploitasi gas alam (exploited natural gas field) Wunut yang terdekat.
· Hipotesis pemahaman asalmula gas mikroba, termogenik atau abiotik hal mendasar untuk memahami lebih lanjut tentang Lusi
Mazzini mengklaim bahwa dengan memahami asalmula gas (understanding the gas origin) baik mikroba, termogenik atau abiotik (microbial, thermogenic or abiotic) dan sumber dari reservoir hidrokarbon dangkal atau dalam atau fluida dalam (shallow or deep hydrocarbon reservoirs or geothermal fluids) merupakan hal mendasar.
Untuk selanjutnya bergerak ke depan kearah suatu pemahaman yang lebih baik tentang Lusi (to move ahead towards a better understanding of Lusi).