Oleh: Ibnu Zahid Abdo el-Moeid
23 Desember 2019
Di penghujung 2019 ini penduduk Asia dan sebagian Australia kembali disuguhi fenomena astronomi, yaitu Gerhana Matahari Cincin (annular solar eclipse). Tepatnya pada hari Kamis Kliwon, 29 Robi’ul Akhir 1441 H./26 Desember 2019 M. Secara global gerhana mulai terjadi pada pukul 02:29:43 UT (09:29:43 WIB) sampai pukul 08:05:41 UT (15:05:41 WIB). Lama gerhana secara global sejak bayangan bulan menyapu sebuah tempat di permukaan bumi sampai gerhana berakhir di permukaan bumi yang lainnya adalah 5 jam, 35 menit, 58 detik.
Disebut gerhana cincin karena saat gerhana terjadi, piringan matahari terlihat seperti cincin atau gelang. Bagian tengah matahari terlihat hitam sedangkan tepinya bersinar. Hal ini bisa terjadi karena diameter bulan yang menutupi matahari pada saat tersebut lebih kecil dari piringan matahari. Diameter bulan maupun matahari kadang besar dan kadang kecil dikarenakan jarak bulan dengan bumi serta jarak matahari dengan bumi kadang jauh dan kadang dekat.
Gerhana matahari terjadi pada saat konjungsi atau ijtimak akhir bulan qomariyah. Setelah 29,53 hari sejak Ijtimak bulan sebelumnya, matahari dan bulan akan mengalami ijtimak kembali yakni bujur matahari dan bulan bernilai sama. Walaupun ijtimak terjadi di setiap bulan namun tidak setiap bulan terjadi gerhana matahari karena orbit bulan dan orbit bumi mengalami inklinasi 5,14 derajat. Gerhana matahari baru akan terjadi jika disamping bujur bulan dan matahari sama, lintang bulan maupun matahari sama atau hampir sama. Potensi terjadinya gerhana matahari adalah ketika nilai Khishotul Ardli (Busur ecliptika yang diukur ke arah timur dari simpul naik sampai kaki lintang atronomi bulan) berada diantara 0-20 atau 160-200 atau 340-360.
Berikut gambar cakupan GMC 26 Desember 2019. Lintasan yang berwarna biru tua adalah wilayah yang mengalami gerhana cincin, sedangkan yang arsiran lainnya hanya gerhana parsial
Walaupun jenis gerhana matahari 26 Desember 2019 ini gerhana cincin, namun tidak semua permukaan bumi melihatnya sebagai gerhana cincin karena lebar bayangan inti bulan yang menutupi permukaan bumi hanya ±118 km. Bayangan bulan yang lebarnya ±118 km ini memanjang 12850 km dari kota Hofuf Saudi Arabia sampai timur Guam (negera kecil di laut Pasifik). Durasi cincin wilayah yang terlintasi bayangan cincin maksimal 3 menit 40 detik, tepatnya di titik puncak gerhana yang berada di koordinat 01° 00' 42,28"LU; 102° 15' 32,09"BT. Dengan magnitude umbra 0,9701. Adapun lebar bayangan panumbra ±8.771 km. Dari utara ke selatan dan memanjang 15.861 km dari Palestina sampai laut pasific
Karena diameter bayangan cincin yang berkisar di dalam radius 118 km. maka tidak semua negara bisa menyaksikan gerhana matahari cinci ini dalam kondisi cincin.
Cakupan Gerhana
Gerhana meliputi Afrika bagian Timur, Timur Tengah, Asia, Asia Tenggara dan Australia bagian utara, dan Samudera Pasifik. Secara detail wilayah dan negara yang terlewati gerhana sebagai berikut:
Karena diameter bayangan cincin yang berkisar di dalam radius 118 km. maka tidak semua negara bisa menyaksikan GMC ini dalam kondisi cincin. Sebagian wilayah dari negara yang bisa menyaksikannya adalah negara-negara diatas yang warna hurufnya saya beri warna merah.
Kronologi Gerhana
Awal gerhana parsial dimulai dari kota Kadugli Sudan pada pukul 02:51:25 UT (05:51:25 waktu Sudan) namun awal gerhana tidak bisa diamati dari Kadugli karena saat awal gerhana, matahari belum terbit. Dari Kadugli gerhana hanya bisa diamati menjelang akhir gerhana ±5 menit karena akhir gerhana yaitu pukul 04:21:37 UT (07:21:37 waktu Sudan) sementara matahari terbit pukul 04:21:37 UT(7:16:31 waktu Sudan). Lalu bayangan gerhana bergerak ke arah timur melintasi wilayah-wilayah seperti gambar diatas.
Bayangan central yang menandai cincin gerhana dimulai dari kota Al-Hofuf di wilayah timur Saudi Arabia pada pukul 03:35:55 UT(06:35:55 waktu Saudi). Momen gerhana cincin ini bisa diamati dengan mata telanjang (tanpa bantuan filter matahari) dari kota Al-Hofuf Saudi Arabia karena saat gerhana cincin di wilayah tersebut beriringan dengan terbitnya matahari, sehingga sinarnya masih redup.
Selanjutnya bayangan gerhana bergerak ke arah timur melewati kota Abu Samroh Qotar, lalu melewati kota Ruwais UEA, lalu kota Madinat Zayed UEA, kemudian melewati dataran tinggi Oman, lalu melewati pulau Masirah Oman, lalu melintasi Laut Arab.
Dari Laut Arab lalu melewati kota Kannur Kerala India, lalu melewati kota Kottaippattinam Tamil Nadu, kemudian melewati kota Jaffna Srilangka, lalu melewati Teluk Bengali, lalu Sumdera India, lalu melewati Indonesia.
Wilayah Indonesia yang pertama disapa cincin gerhana adalah desa Langi di pulau Simeulue Aceh pukul 04:51:33 UT (10:51:33 WIB) lalu bergerak ke timur melewati kota Sinabang masih di pulau Simeulue, lalu pulau Lasia, lalu pulau Babi, lalu pulau Bangkaru, lalu pulau Tuangku, lalu pulau Ujung Batu, lalu pulau Sumatera
Pulau Sumatera yang pertama dilewati adalah kota Singkil Aceh, lalu kota Pakkat Humbang Hasundutan Sumut, lalu melewati kota Sibolga Sumut, lalu lewat kota Padang Sidempuan Sumut, lalu melewati kota Pasir Pengaraian Riau, lalu kota Duri Bengkalis Riau, lalu Siak Riau, lalu pulau Bengkalis, lalu pulau Pedang, lalu pulau Tebing Tinggi, Pulau Rangsang, lalu pulau Mendol, lalu pulau Karimun Besar, lalu pulau Kundur, lalu pulau Bela, lalu pulau Buru, lalu pulau Sugi, lalu kota Singapura, lalu pulau Batam dan sekitarnya. Kemudian bergerak ke timur melewati Pulan Bintan dan Tanjung Pinang.
Dari pulau Bintan lalu melewati Singkawang Kalbar, lalu melewati kota-kota diperbatasan Malasyia, lalu kota Serawak Malasyia, lalu melewati kota Tangit Kalbar, lalu kota Putussibau Kalbar, lalu balai Besar Taman Nasional Betung Kalbar, lalu melewati Makulit Kalimantan Utara.
Dari Kalimantan Utara lalu bergerak ke timur laut melewati laut Celebes, lalu melewati Laut Pasifik, lalu melewati pesisir barat negara Guam (negera kecil di laut Pasifik) pada pukul 06:54:29 UT (16:54:29 waktu Guam).
Gerhana cincin ini berakhir di tengah Laut Pasifik tepatnya di koordinat 18° 51' 19,93"LU; 156° 43' 04,43"BT pada pukul 07:00:57 UT (14:00:58 WIB). Adapun gerhana parsialnya berakhir di samudera Pasifik, tepatnya di koordinat 10° 34' 23,84" lintang utara; 144° 01' 48,11" bujur timur pada pukul 08:05:41 UT (15:05:41 WIB)
Puncak Gerhana (greatest eclipse)
Berselang tiga tahun Indonesia menjadi tuan rumah gerhana matahari total yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2016, Indonesia kembali menjadi tuan rumah momen astronomi dunia yaitu tuan rumah Gerhana Matahari Cincin, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2019. Indonesia menjadi tuan rumah karena puncak maksimum (greatest eclipse) gerhana matahari cincin tersebut berada di wilayah Indonesia.
Lintasan GMC yang memanjang dari kota Hofuf Saudi sampai Laut Pasifik, titik pusatnya adalah di Siak Riau Sumatera, tepatnya di lintang 01° 00' 42,28"LU; bujur 102° 15' 32,09"BT. Koordinat tersebut berada di propinsi Riau Sumatera, tepatnya di seberang desa Lalang kecamatan Sungai Apit kabupaten Siak propinsi Riau. Titik koordinat tersebut posisinya berada di laut yang memisahkan pulau Sumatera dengan pulau Pedang, 4 kilometer dari pelabuhan Tanjung Buton. Puncak GMC tersebut terjadi pada pukul 05:17:42 UT /12:17:42 WIB.
Observasi Terbaik
Pengamatan yang paling bagus adalah di titik greatest eclipse tersebut, namun karena posisinya di laut maka secara teknis hal tersebut agak menyulitkan. Lebih mudah kalau observasi dilakukan tidak persis di titik pusatnya tetapi bisa di desa Langsat Permai yang berjarak 20 km dari greatest eclipse. Mengingat daerah sekitar titik pusat tersebut jauh dari bandara maka alternatif lainnya adalah mencari daerah lain yang berada di garis lintasan GMC walaupun agak jauh dari titik pusat, misalnya di daerah Batam.
Wilayah Batam yang berada di jalur GMC adalah pulau Rempang, 45 km dari pusat kota Batam Center, tepatnya di koordinat 0° 49’ 34,8” lintang utara; 104° 10’ 47,7” bujur timur. Perjalanan menuju pulau Rempang melalui jalur Trans Barelang, melewati 3 pulau kecil. Perjalanan dari Batam Center menuju lokasi memakan waktu ± 1 jam lebih sedikit.
Berikut detail perhitungan phase dan illustrasi GMC dihitung di koordinat tersebut.
Insya Alloh penulis bersama tim ekspidisi gerhana cincin 2019 Pemburu Hilal Lembaga Falakiyah PCNU Gresik Jawa Timur akan melakukan observasi di titik tersebut, semoga cuaca cerah sehingga bisa mengamati gerhana secara seksama.
Bayangan panumbra
Adapun wilayah yang diluar jalur biru tua di peta hanya bisa menyaksikan gerhana secara parsial yakni sebagian, tidak sampai terlihat seperti cincin. Lebar bayangan panumbra ±8.771 km. dari utara (China, Korea Utara, Jepang) ke selatan (Laut Arab, Samudera Hindia dan Astralia) dan memanjang 15.861 km dari Palestina sampai laut Pasific.