GERHANA CINCIN 26 FEBRUARI 2017
Oleh : Ibnu Zahid Abdo el-Moeid
Awal Jumadal Akhiroh 1438 H.
Awal bulan Jumadal Akhiroh 1438 H. insya Allloh jatuh pada hari Selasa Wage, 28 Februari 2017. Umur bulan Jumadal Ula 1438 H. istikmal genap 30 hari.
Kesimpulan diatas karena secara hisab, dengan acuan markas hisab Condrodipo Gresik, Ijtimak/konjungsi akhir bulan JUMADAL ULA 1438 H. terjadi pada hari Ahad Pahing, tanggal, 26 Februari 2017 M. Pukul 21:59:38 WIB yakni ijtima’ terjadi setelah Maghrib tepatnya 4 jam 8 menit 10 detik setelah maghrib. Tinggi hilal dengan metode Al-Durru Al-Aniqu -3° 57' 49" dibawah ufuk mar’i.
Disamping kitab Al-Durru Al-Aniqu, metode-metode yang lainnya juga mengindikasikan hasil perhitungan yang sama, yakni tinggi hilal masih mines. Berikut hisab hilal awal Jumadal Akhiroh 1438 H. dengan beberapa metode.
Gerhana Cincin 26 Februari 2017
Fenomena konjungsi bulan-matahari akhir bulan Jumadal Ula 1438 H. ini cukup istimewa karena disamping nilai bujur matahari dan bulan sama, nilai lintang matahari dan bulan juga sama sehingga terjadi gerhana matahari. Disamping itu nilai semi diameter bulan lebih kecil dari nilai semi diameter matahari sehingga gerhana matahari akan terlihat cincin.
Insya Alloh Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada hari Ahad Pahing, 30 Jumadal Ula 1438 H./26 Pebruari 2017 M. pukul 12:00 UT (19:10 WIB) sampai pukul 17:36 UT (00:36 WIB). Puncak gerhana terjadi pada pukul 14:53:22 UT (21:53:22 WIB), titik tengah gerhana berada di koordinat 34° 40' 36,28" lintang selatan , 31° 10' 51,50" bujur barat, tepat diatas Samudera Atlantic bagian selatan.
Berikut detail perhitungannya dengan metode kitab Al-Durru Al-Aniqu.
Gerhana meliputi Amerika Selatan, Laut Atlantic, Antartika dan negara-negara Afrika kecuali Mauritania, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya, Mesir, Sudan utara, Eritrea, Djibouti, Ethiopia, dan Somalia. Adapun negara yang bisa menyaksikan secara cincin adalah Chili, Argentina, Angola dan Zambia, dengan durasi cincin hanya 44 detik. Keseluruan phase gerhana ini, baik cincin maupun parsialnya tidak bisa dilihat dari Eropa, Australia dan Asia, termasuk wilayah Indonesia tidak dilewati gerhana.
Berikut peta gerhana, 26 Pebruari 2017 M. Diproyeksikan dengan Google Map
* Penulis adalah Anggota Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur