الحمد لله الذي رفع السموات بغير عمد ترونها, الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب. صلوات الله وسلامه على خاتم النبين سيدنا محمد القائل الشهر يكون تسعة وعشرين ويكون ثلاثين فإذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة, أما بعد
Segala puji bagi Alloh, tuhan semesta alam yang telah menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya serta menetapkan manzilah-manzilahnya supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
Sholawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada beliau penutup para nabi, Muhammad SAW.
Telah banyak kitab-kitab sejarah Islam zaman nabi yang ditulis oleh para ulama ahli sejarah, seperti Siroh Ibnu Hisyam, Fi Hayati Muhammad, dan kitab-kitab sejarah yang lainnya. Kitab tersebut disusun dari mata rantai pendekatan sejarah yang diambil dari hadits-hadits maupun atsarus shohabah.
Dari literatur-literatur sejarah tersebut kadangkala kita dapati perbedaan-perbedaan antara kitab yang satu dengan kitab yang lainnya terutama yang terkait penanggalan sebuah peristiwa.
Misalnya sejarah tentang kelahiran nabi. Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa kelahiran nabi Muhammad adalah hari Senin.
عن أبي قتادة ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل عن صوم يوم الاثنين ، قال : هو يوم ولدت فيه ويوم أنزل علي فيه
Dari Abu Qotadah RA : Sesungguhnya Rosululloh SAW ditanya tentang puasa hari Senin, maka beliau bersabda “Di hari Senin itulah saya dilahirkan, diutus serta diturunkannya Al-Qur’an”
Akan tetapi ketika berbicara tanggal berapa? Disini akan banyak ragam perbedaan ada yang mengatakan tanggal 2, 5, 8, 9, 10, 12, 17 dan 22 bulan Robi’ul Awal. Di dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir disebutkan tanggl 20 Robiul Awal, di dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh disebutkan tanggal 8 Robi’ul Awal dan yang masyhur adalah tanggal 12 Robi’ul Awal, ini pendapat At-Thobari, Ibnu Khaldun , Ibnu Hisyam, Abul-Hasan Ali ibn Muhammad al-Mawardi, dan Ibnu Ishaq.
Sedangkan bulan dan tahunnya tidak ada perbedaan yaitu bulan Robi’ul Awal tahun Fiil/tahun gajah. Kemudian tahun Fiil itu kapan? Ini juga banyak ragam perbedaan.
Pun juga ketika terjadi gerhana, kita pasti teringat akan wafatnya sayyid Ibrohim, putra rosululloh SAW dari Maria Al-Qibtiyah binti Syam’un (Istri Jariyah rosul hadiah dari penguasa Mesir, Juraij bin Mina Al-Mukaukis) yang wafat saat terjadi gerhana matahari, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :
عن عبد الرحمن بن حسان بن ثابت عن أمه سيرين قالت : حضرت موت إبراهيم ابن النبى صلى الله عليه وسلم فكسفت الشمس يومئذ فقال الناس : هذا لموت إبراهيم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :« إن الشمس لا تنكسف لموت أحد ولا لحياته ». ومات يوم الثلاثاء لعشر خلون من ربيع الأول سنة عشر
Dari Abdurrohman bin Hasan bin Tsabit dari ibunya Sirin katanya:“Saya telah menghadiri kematian Ibrahim putra Rosululooh SAW. Dan pada hari tersebut terjadi gerhana matahari. Lantas orang pada kasak-kusuk bahwa gerhana tersebut terjadi karena wafatnya Ibrohim, kemudian Rosululloh SAW bersabda “ Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, tidaklah keduanya gerhana karena mati atau hidupnya sesoran. Beliau wafat pada hari Selasa, 10 hari dari bulan Robi’ul Awal tahun 10 H.
Menurut riwayat kuat menyebutkan bahwa gerhana matahari yang bertepatan dengan wafatnya sayyid Ibrohim terjadi pada tanggal 10 Robi’ul Awwal 10 H. sementara menurut riwayat lain menyebutkan bulan Romadlon dan bulan Dzulhijjah, bahkan ada yang menyebutkan terjadi pada saat penjanjian hudaibiyah.
Hal ini sangat anomali dengan kaedah hisab yang mana gerhana matahari mestinya terjadi pada pada akhir bulan qomariyah (penileman) yakni saat ijtimak/konjungsi, sementara gerhana bulan terjadi pada saat purnama/badr.
Dari penelusuran hisab, sejak tahun 8 (tahun lahirnya sayyid Ibrohim) sampai 10 hijriyah hanya terjadi satu kali gerhana matahari, yaitu gerhana cincin yang terjadi pada hari Senin Pon, 29 Syawal 10 H. Bertepatan dengan 27 Januari 632 M. Terjadi pada pagi hari jam 07:23 dan berakhir pada jam 10:04. waktu Madinah
Dengan demikian maka kemungkinan besar wafatnya sayyid Ibrohim adalah malam Senin, 29 Syawwal 10 H.
Lalu bagaimana dengan riwayat yang menyebutkan terjadi pada tanggal 10 Robi’ul Awwal 10 H.? Riwayat tersebut tidaklah salah karena saat itu masyarakat arab belum mempunyai kalender baku yang menjadi patokan syar’i secara umum. Saat itu system kalender masih sering berubah, kabilah arab seringkali menambah atau mengurangi bilangan bulan dalam setahun untuk kepentingan perang, kadang dalam setahun ada 13 bulan. Kalender qomariyah mulai tertib setelah nabi menyampaikan ayat ke 36 surat At-Taubah pada waktu khutbah hari Tasyrik di Mina.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (التوبة 36)
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah 36)
Sebelum turun ayat diatas, kalender bulan qomariyah diselaraskan dengan kalender syamsiyah sehingga dalam 3 tahun terdapat tahun yang bulannya 13 bulan. Sebelum dan sa’at berkembangnya Islam di jazirah arab, baik kalender Qomariyah (Lunar Calendar) maupun Syamsiyah (Solar Calendar) sudah dikenal akan tetapi belum ada patokan tahunnya serta kaidah-kaidah yang baku yang menjadi ketetapan kalender sehingga baik awal tahun maupun awal bulan serta jumlah bulan dalam setahun tidak beraturan.
Baru pada masa kholifah Umar bin Khottob beliau mengumpulkan segenap sahabat serta elit-elit pemerintahan pada hari Rabu 20 Jumadil Akhir tahun 17 dari hijrah yang bertepatan dengan 8 Juli 638 M, untuk membahas perlunya sebuah kalender yang baku. Akhirnya disepakati sebuah kalender yang berbasis bulan, Lunar System. Diputuskan bahwa awal tahun hijri dimulai pada sa’at nabi berangkat hijrah ke Madinah yaitu tahun 622 M. sedangkan awal bulannya dimulai dari Muharrom, karena pada sa’at itu berakhirnya aktivitas ibadah haji dan menuju kehidupan yang baru. 1 Muharrom 1 H. bertepatan dengan 16 Juli 622 M. tepat pada hari Jum’at Legi.
KALENDER HIJRIYAH -53 SAMPAI 2000
Sebelumnya (tahun 2013 yang lalu) kami telah menyusun kalender namun dengan layout miladi mulai 1 Januari sampai 31 Desember, mulai tahun 570 sampai 633 miladi yakni tahun -53 H. sampai tahun 12 hijriyah dengan hisab Haqiqi Tadqiqi. Sedangkan kalender ini dengan layout hijriyah yang dimulai 1 Muharrom sampai 30 Dzulhijah, Mulai tahun -53 H. sampai tahun 2000 H. Kalender ini juga dilengkapi dengan hisab awal bulan hijriyah yang menjadi patokan awal bulan hijriyah secara syar’i.
Adapun markas perhitungan, baik hisab awal bulan dihitung dengan markas Makkah dan Madinah. Sebelum hijrah dihitung berdasarkan markas Kota Makkah Al-Mukarromah, Bujur : 39° 49' 34,35" BT, Lintang : 21° 25' 21,04" LU. Sedangkan setelah hijrah dihitung berdasarkan markas Kota Madinah, Bujur 39° 36' 40,40" BT, Lintang 24° 28' 3,44" LU. Adapaun setelah tahun 11 hijriyah dihitung berdasarkan markas Manyar Gresik, Bujur 112° 36' 12,9" BT, Lintang 7° 7' 7,5" LS
Kaedah-kaedah hisab di dalam kalender ini mengacu pada surat At-Taubah ayat 36 yakni jumlah bulan dalam setahun adalah 12 bulan.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (التوبة 36)
Sedangkan awal bulan berdasarkan hadits “bulan itu kadang 29 dan kadang 30 hari, puasalah kamu jika melihat hilal dan berbukalah kamu ketika melihat hilal” yakni awal bulan berdasarkan terlihatnya hilal.
الشهر يكون تسعة وعشرين ويكون ثلاثين فإذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة
Adapun kategori hilal di dalam penyusunan kalender ini adalah sabit bulan/cahaya bulan (bukan qomar) yang tampak diatas ufuk saat maghrib setelah terjadinya ijtimak/konjungsi
Terlepas perbedaan batas imkanur rukyah menurut ahli hisab, tinggi hilal sebagai patokan awal bulan di kalender ini memakai batas imkanur rukyah 2 derajat pada saat maghrib.
PERSEMBAHAN UNTUK KEDUA ORANG TUA
Alhamdulillah, setelah beberapa hari berkutat dengan komputer dalam suasana social distancing karena wabah Corona Covid-19, berkat rohmat Alloh semata, akhirnya penyusunan "Kalender Hijriyah -53 Sampai 2000" ini rampung pada hari Selasa Wage, 29 Rojab 1441 H./24 Maret 2020 M.
Mudah mudahan jeri payah kami menyusun kalender ini ada guna dan manfaatnya sehingga menjadi pahala yang bisa kami persembahkan kepada kedua orang tua kami, Ibu Asma Aqib serta Bapak Achmad Zahid Sahlan. Ampunilah segala dosa orang tua kami dan terimalah amal baik kedua orang tua kami, masukkanlah mereka kedalam surgamu bersama para nabi dan orang-orang yang sholeh.
Apresiasi yang tinggi tak lupa kami sampaikan kepada istri tecinta, Khoirun Nisak yang telah merawat dan membimbing anak-anak kami sehingga sehingga terluang waktu bagi kami untuk menyusun kalender ini.
Kasih dan sayang juga tak terlupakan kepada buah hati kami yang ke-3 (Nahyan), yang ke-4 (Furroh) dan yang ke-5 (Aqna) yang telah banyak kehilangan waktu riang bersama ayahnya di masa-masa pertumbuhannya, kehilangan waktu canda dan tawa di masa manjanya seorang anak seusianya. Semoga kelak menjadi anak-anak yang sholich dan sholichah, menjadi pejuang-pejuang Islam yang mengharumkan agama, bangsa dan negara, Amiin.
Sebuah pepatah “Tiada gading yang tak retak”. “Al Insaan Mahallul Khoto’ Wan Nisyaan”. Mohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan, kami mengharap banyak koreksi dari antum semua. Jika ada yang kurang pas/salah mohon masukannya melaui email : moeidzahid@gmail.com atau melalui WA +6282134323232
Manyar, Selasa Wage, 24 Rojab 1441 H. /24 Maret 2020 M.
IBNU ZAHID ABDO EL-MOEID
(Penyusun)
Kalender ini kami kumpulkan per-50 tahun dalam bentuk PDF. Satu file kurang lebih 16 megabyte. Untuk memudahkan pengunduhan, file kalender ini saya upload di google drive. Untuk mengunduh file kalender yang anda butuhkan silahkan klik tautan di bawah ini:
Apabila link di atas tidak sesuai silahkan hubungi kami di email moeidzahid@gmail.com atau WA: +6282134323232