"Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat setiap waktu."
| Habib Umar bin Hafidz
A new moon teaches gradualness
and deliberation and how one gives
birth to oneself slowly.
Patience with small details
makes perfect a work,
like the universe.
| Rumi
Diri yang zahir tidak akan kekal,
Diri yang batin sahaja yang kekal abadi.
Diri yang mana hendak dikenal,
Diri yang batin wajib dikenali.
Selama ini ku cari di dalam diri,
Barulah aku mengenal diri yang hakiki.
Menangis kalbu ku ini mengenal yang hakiki,
Leburkan dan karamlah aku di dalam wajahMu,
Nyatanya diriMu di Nur Muhammad,
Diri yang dua menjadi satu......
| Makrifat Tok Kenali
Even if I close my eyes,
You are still in my heart.
You don't go away from there.
Where can I escape from You?
| Rumi
"Give your hands
in his hands that are
prepared to grasp it."
| Sheikh Abdul Qadir Al Jilani
Makrifat itu pengenalan jiwa
Mengenal jiwa dan mengenal Tuhannya
Mengenal dengan sejelas jelasnya
Tidak kabur tapi jelas nyata
Mujahadah itu perjuangan dan usaha
Makrifat itu menuai hasilnya
Mujahadah itu dalam perjalanan
Makrifat itu matlamat tujuan
Makrifat itu pembuka rahsia
Makrifat itu sendiri rasa
Makrifat itu sagunya
Mujahadah itu memecah ruyungnya
| Rumi
There is
no salvation
for the soul.
But to fall
in Love.
| Rumi
Everyone sleeps, except lovers,
who stay awake, telling stories of God.
| Rumi
"Suffering is a gift, in it is hidden mercy."
| Rumi
"And you?
When will you
begin that
long journey
into yourself?
| Rumi
"Once you conquer your selfish self,
all your darkness will change to light."
| Rumi
HAKIKAT SOLAT ADALAH SEMBAHYANG HATI
:
Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berkata :
Hakikat solat adalah sembahyang hati.
Jika hati lalai dari solat, solat lahir tidak akan teratur. Bila ini terjadi kesejahteraan dan kedamaian lahiriyah yang diharapkan diperoleh dari solat lahir itu tidak diperolehi.
Sembahyang adalah penyerahan makhluq kepada Sang Khaliq. Ia adalah pertemuan di antara hamba dengan Tuannya.
Tempat pertemuan itu ialah HATI.
Jika hati tertutup, lalai dan mati, begitu juga maksud sembahyang itu, tidak ada kebaikan yang sampai kepada diri lahir dari sembahyang yang demikian, kerana hati adalah intisari atau hakikat atau zat bagi jasad, semua yang lain bergantung kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda :
"Ada segumpal daging di dalam tubuh manusia, jika ia baik maka baiklah semua anggota tetapi jika ia jahat maka jahat pula semua anggota. Ketahuilah, itulah HATI".
| Syeikh Abdul Qadir Al Jilani (Sirrul Asrar)
PERINGKAT PERINGKAT MATI SEBELUM MATI
"Matikan diri kamu sebelum engkau mati”
MATI YANG PERTAMA = seolah-olah bercerai Roh dari Jasad..,
tiada daya upaya walau sedikit pun jua, hanya Allah jua yang berkuasa,
kemudian…
dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaranNya yaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya.
Maka mati diri sebelum mati itu adalah dengan memulangkan segala amanah Allah iaitu Tubuh Jasad ini kepada yang menanggung amanah yaitu Rohaniah jua.
Tarik-lah ‘NAFAS’ itu dengan hakekat memulangkan dzat, sifat, afaal kita kepada Dzat, Sifat, Afaal Allah yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Roh). Dan pulangkan wujud Roh pada hakekatnya kepada Wujud Yang Qadim.
Maka..
Setelah sempurna “Mematikan diri yang pertama” …
MATI YANG KEDUA = melakukan “Mi’raj” yang dinamakan MATI MAKNAWI, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya berhadap pada Allah jua.
Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘AMFAS’ yaitu antara dua kening (Kaf Kawthar) merasa penuh limpahan dalam alam kudus kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.
MATI PADA PERINGKAT KETIGA = adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya upaya diri karena diri kita ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri. sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, dan Dhaif (lemah) ’.
Dinaikkan ‘TANAFAS’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘NUFUS’ dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.
Dari Allah mengerakkan Rohaniah,
Dari Rohaniah menggerakkan Al-Hayat
Dari Al-hayat mengerakkan Nafas,
Dari Nafas mengerakkan Jasad dan pada hakekatnya.. Allah jualah yang mengerakkan sekalian yang ada.
FirmanNya :“Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontar……… “
| Tdk Berhuruf Tdk Bersuara
Jika Bicara Bicara dgn niat yang baik
Jika diam diam dengan niat yang baik
Syeikh Abd Qadir Jailani