LIPUTAN KHUSUS 

PENGELAMANKU DI KEGIATAN "WAR ON DRUGS"

Semenjak pagi, saya tidak lagi berada didalam kelas. Kami telah bersiap di depan kantor untuk menuju ke Badan Narkotika Nasional di Kota Kendari. Hari ini ada penyuluhan dan edukasi mengenai akselerasi war on drugs, terus melaju untuk Indonesia maju, Indonesia bersih narkoba (Bersinar). Membaca tema tersebut, saya melakukan studi pustaka melalui internet. Jangan-jangan ditanya lalu tidak bisa menjawab tentang hal tersebut. 

Sesi foto bersama dengan panitia dan narasumber

Pesertanya dari sekolah yang ada di Kota Kendari

Saya pun mencari tahu tentang istilah "War on Drugs" tersebut. Rupanya hal ini dicetuskan pada 18 Juni 1971 di Amerika Serikat. Hal tersebut dilakukan untuk memerangi atau perlawanan terhadap narkoba yang mulai meresahkan masyarakat. Ini merupakan kapanye global yang langsung dipimpin oleh pemerintah federal Amerika Serikat. Pelarangan narkoba ini mendapat dukungan dari Militer untuk memerangi dan intervensi penghentian peredarannya.

Banyak hal yang diperoleh dari kegiatan ini. Bukan hanya bertukar pikiran dengan siswa lain dari sekolah yang berbeda saja. Cara pencegahan dan menanggulangi bersama tentang narkoba juga diberikan. Intinya, kami semua diedukasi sedini mungkin. Ngeri juga teman-teman, orang yang mengedarkan narkoba akan dihukum berat bahkan hingga vonis mati. Penggunannya tentu akan mengalami ketergantungan sehingga masa depannya tidak cerah. Jadi katakan tidak pada narkoba dan katakan yes untuk prestasi. (Anj-Bulatin Seventeen)

MOMENT EMAS DI BULAN SEPTEMBER

Seribu lebih naskah penelitian ilmiah dari 34 provinsi menjadi tantangan tersendiri bagi Silmasari dan kawan-kawan. Upaya itu untuk menjadi finalis lomba di tingkat nasional. Usaha mereka berhasil meraih medali emas untuk kedua kalinya dalam kegiatan LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) Tingkat Nasional pada 10 tahun yang lalu. Inilah cerita singkat yang diungkapkan oleh Suhardin selaku pembina kegiatan karya tulis ilmiah remaja saat diwawancarai seusai pelajaran terakhir siang ini.

Inilah hasil wawancara Pak Suhardin siang itu. Beliau membuka pembicaraan dengan menjelaskan bahwa Provinsi Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan LPIR SMP 2013 Tingkat Nasional. Kegiatannya berlangsung  24 – 30 September 2013. Para siswa sangat bahagia bisa menginap di hotel bintang lima katanya. Hotel New Kuta menjadi tempat pelaksanaanya. Lomba tersebut diikuti oleh 128 finalis dari 3 bidang lomba yakni IPA dan Lingkungan, IPS dan Kemanusiaan serta Teknologi Rekayasa. Tim Seventeen masuk dalam bidang IPA dan lingkingan. Menurutnya perjuangan mereka sangat berat karena Finalisnya  merupakan hasil seleksi 1166 naskah. Khusus bidang IPA dan Lingkungan berjumlah 707 dan yang lolos menjadi finalis hanya 45 naskah.


Cerita beliau berlanjut untuk pertanyaan situasi lomba saat itu. Guru IPA itu menceritakan bahwa Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 17 Kendari yang terdiri dari Silmasari AS, Suryaningsih dan Muh. Syafri. Beliaulah yang didampingi pada kegiatan tersebut. Mereka mempresentasekan hasil penelitian didepan para juri yang terdiri dari Prof. Dr. Ir Baharuddin Tappa, APU (LIPI Bogor), Dr. Ir. Tirto Prakoso, M.Eng (ITB Bandung) dan Prof. Dr. Hj. Hertin K, M.Sc.Es (UPI Bandung). Sambil membuka buku catatannya, guru ini melanjutkan ceritanya. Menurutnya, saat itu turut dihadiri oleh pihak Kemenkumham sebagai juri peninjau dalam hal hak cipta. Sambil memegang buku yang agak tebal, Beliau memperlihatkan karya siswa yang dilombakan. Judul karya yang ditampilkan perwakilan Sultra tersebut adalah Penggunaan Kotak Fotospektrum Auksanometer untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Warna Cahaya yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Batang Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L).


Saat hampir pukul 13.00 Wita, Guruku ini mohon pamit untuk mengajar. Aku pun mengucapkan salam untuk menuju kelas untuk mengikuti pembelajaran terakhir hari ini. Wawancara yang marnarik dan inspiratif dari guruku ini sangat terkesan buatku. Ardi - Buletin Digital Seventeen.