Jurnal Refleksi 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
“Pengembangan Kepemimpinan melalui Pengelolaan Sumber Daya”
Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, S.Pd, M.Pd, Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
SMP Negeri 45 Surabaya
Jurnal Refleksi Model 4P
Facts (Peristiwa):
Pada tanggal 12 hingga 23 Agustus 2024, saya mempelajari Modul 3.2 yang berfokus pada Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Modul ini memberikan wawasan tentang pentingnya peran pemimpin dalam mengelola sumber daya di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Materi yang dipelajari mencakup dua pendekatan utama dalam pengelolaan sumber daya: pendekatan berbasis kekurangan (deficit-based approach) dan pendekatan berbasis kekuatan (asset-based approach). Selain itu, modul ini juga menekankan pentingnya pemanfaatan tujuh jenis modal dalam komunitas sekolah, yaitu modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan alam, dan finansial.
Materi dalam modul 3.2 ini diintegrasikan dengan alur MERDEKA, yang meliputi tahapan "Mulai Dari Diri" di mana saya merefleksikan peran dan pandangan saya sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Selanjutnya, saya melanjutkan ke tahap "Eksplorasi Konsep" secara mandiri melalui pembelajaran materi dan berpartisipasi dalam forum diskusi. Kemudian, dalam tahap "Ruang Kolaborasi", saya berdiskusi secara tatap maya dengan Calon Guru Penggerak (CGP) lainnya untuk bertukar ide dan pengalaman. Tahap "Demonstrasi Kontekstual" memberi kesempatan untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata, yang diikuti dengan "Elaborasi Pemahaman" untuk memperdalam konsep dan keterampilan yang diperoleh. Terakhir, dalam tahap "Koneksi Antar Materi", saya mengaitkan pembelajaran dari modul ini dengan modul-modul sebelumnya untuk membangun pemahaman yang lebih holistik dan integratif. Selama melalui alur MERDEKA ini, saya terlibat dalam refleksi mendalam mengenai bagaimana pendekatan berbasis aset dapat diterapkan dalam konteks kepemimpinan pengelolaan sumber daya di sekolah.
Feelings (Perasaan):
Pada awalnya, saya merasa terbebani dengan tantangan keterbatasan sumber daya yang sering menjadi kendala dalam proses pembelajaran di sekolah. Pikiran saya dipenuhi dengan rasa khawatir tentang bagaimana cara menghadapi dan mengatasi kekurangan yang ada. Namun, seiring dengan mendalami materi modul ini, perasaan saya mulai berubah. Saya merasa lebih optimis dan termotivasi untuk melihat sumber daya yang ada dengan sudut pandang yang lebih positif dan produktif. Pendekatan berbasis aset memberikan saya pandangan baru untuk memaksimalkan potensi yang sudah dimiliki oleh sekolah dan lingkungan sekitar. Ada perasaan senang dan puas ketika saya menyadari bahwa, dengan pendekatan yang tepat, keterbatasan tidak lagi menjadi penghalang utama, melainkan peluang untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengajaran.
Findings (Pembelajaran):
Selama proses belajar ini, saya menemukan beberapa hal penting, di antaranya:
· Pentingnya Pendekatan Berbasis Aset: Alih-alih fokus pada kekurangan, lebih efektif untuk memusatkan perhatian pada potensi dan kekuatan yang ada. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam memaksimalkan sumber daya tetapi juga meningkatkan semangat dan partisipasi seluruh warga sekolah.
· Pengelolaan Sumber Daya yang Efektif Membutuhkan Kolaborasi: Sumber daya yang optimal hanya bisa dikelola dengan baik melalui kolaborasi antara kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat. Dengan melibatkan semua pihak, pengelolaan sumber daya menjadi lebih menyeluruh dan inklusif.
· Peran Penting Pemimpin dalam Menginisiasi Perubahan: Sebagai calon guru penggerak, saya belajar bahwa pemimpin memiliki peran kunci dalam memotivasi dan memfasilitasi perubahan. Seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi, mengorganisasikan, dan memanfaatkan berbagai modal yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
· Hubungan antara Pengelolaan Sumber Daya dan Kualitas Pembelajaran: Dengan memanfaatkan tujuh modal utama (manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan alam, dan finansial), kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan. Setiap modal memiliki kontribusi unik yang dapat dioptimalkan.
Future (Penerapan):
Ke depannya, saya akan menerapkan pendekatan berbasis aset dalam pengelolaan sumber daya di sekolah saya. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang akan saya ambil:
1. Mengidentifikasi dan Memetakan Sumber Daya yang Ada: Saya akan mulai dengan mengidentifikasi aset yang ada di lingkungan sekolah, baik yang bersifat fisik, manusia, sosial, maupun lingkungan. Pemetaan ini akan membantu dalam memahami potensi yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
2. Menginisiasi Kolaborasi Antar Stakeholder: Saya akan mengajak guru, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk bersama-sama terlibat dalam pengelolaan sumber daya. Misalnya, melalui pembentukan komunitas belajar yang melibatkan berbagai pihak untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
3. Menerapkan Pendekatan Kreatif dalam Pembelajaran: Saya akan mencoba menggunakan sumber daya lokal sebagai bahan pembelajaran, seperti memanfaatkan lingkungan alam sekitar sekolah untuk kegiatan belajar di luar kelas, serta mengintegrasikan kegiatan budaya dan agama dalam proses pembelajaran.
4. Mengembangkan Program Pembelajaran yang Berbasis Potensi: Saya akan merancang program pembelajaran yang memanfaatkan potensi yang ada di sekolah dan komunitas, seperti program keterampilan berbasis kebutuhan lokal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
5. Evaluasi dan Refleksi Berkala: Saya akan rutin melakukan evaluasi dan refleksi terhadap implementasi pengelolaan sumber daya untuk memastikan efektivitasnya. Melalui evaluasi ini, saya dapat membuat penyesuaian dan perbaikan sesuai kebutuhan.