Jurnal Refleksi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik
“Implementasi Teknik Coaching dalam Supervisi Akademik untuk Pengembangan Kompetensi Guru dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran”
Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, S.Pd, M.Pd, Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
SMP Negeri 45 Surabaya
Jurnal Refleksi Model 4P
Peristiwa (Facts)
Dalam modul 2.3 "Coaching untuk Supervisi Akademik," saya mempelajari implementasi teknik coaching dalam supervisi akademik yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru di sekolah. Pendekatan coaching yang diterapkan memiliki tiga prinsip utama: kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki adalah kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan coaching menggunakan alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan TAnggung Jawab). Selain itu, supervisi akademik dilakukan dalam tiga tahapan: pra-observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan), dan pasca-observasi (refleksi/tindak lanjut).
Perasaan (Feeling):
Pada awalnya, saya merasa cemas dan frustasi karena khawatir tidak mampu memahami dan mempraktikkan teknik coaching tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa antusias saat mendalami materi melalui eksplorasi konsep dan diskusi dalam kelompok kolaborasi. Akhirnya, saya merasa bahagia dan termotivasi setelah berhasil mempraktikkan coaching bersama rekan CGP, memperoleh pengetahuan baru, dan siap mengaplikasikannya di sekolah.
Pembelajaran (Finding):
Melalui modul ini, saya belajar bahwa coaching dalam supervisi akademik bukan hanya tentang memberikan umpan balik, tetapi juga tentang memberdayakan guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang efektif. Teknik coaching membantu saya dalam mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot, dan menjaga kehadiran penuh selama percakapan. Saya juga menyadari pentingnya memisahkan antara evaluasi dan coaching untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan profesional.
Penerapan (Future):
Di masa mendatang, saya akan menerapkan teknik coaching dengan alur TIRTA dalam supervisi akademik di sekolah. Saya akan fokus pada menciptakan suasana kemitraan dengan guru, menggunakan proses kreatif untuk menggali potensi mereka, dan menetapkan tujuan serta rencana aksi yang jelas. Saya juga akan terus meningkatkan kompetensi mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot melalui pelatihan tambahan dan praktik terus-menerus. Dengan cara ini, saya berharap dapat meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.