Jurnal Refleksi 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
“Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional Terhadap Murid dan PTK di Sekolah”
Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, S.Pd, M.Pd, Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
SMP Negeri 45 Surabaya
Jurnal Refleksi Model 4P
Peristiwa (Facts)
Pada kegiatan Diklat Guru Penggerak yang berlangsung dari 24 Juni 2024 hingga 6 Juli 2024, saya mengikuti serangkaian kegiatan yang fokus pada modul 2.2 terkait Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE). Kegiatan ini terdiri dari beberapa alur pembelajaran yang terstruktur:
Mulai dari Diri: Pada tahap ini, saya melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadi terkait kompetensi sosial dan emosional. Saya merenungkan bagaimana saya telah mengelola emosi dan interaksi sosial saya sendiri, serta menetapkan harapan dan ekspektasi untuk pengembangan diri dan murid-murid di masa depan.
Eksplorasi Konsep: Saya mempelajari secara mandiri berbagai materi tentang KSE yang tersedia di modul. Materi ini mencakup definisi, pentingnya KSE, dan strategi implementasinya dalam konteks pembelajaran. Selain itu, saya berpartisipasi dalam diskusi asinkronus di forum LMS dengan rekan-rekan CGP lainnya, di mana kami berbagi pemahaman dan pengalaman tentang konsep KSE.
Ruang Kolaborasi: Dalam sesi ini, saya bergabung dengan fasilitator dan rekan CGP lainnya dalam kelompok diskusi sinkronus untuk membahas lebih lanjut tentang penerapan KSE di sekolah. Kami berbicara tentang tantangan yang mungkin dihadapi dalam merancang dan melaksanakan program KSE serta mencari solusi bersama. Diskusi ini sangat membantu dalam memperjelas langkah-langkah praktis yang bisa diambil.
Demonstrasi Kontekstual: Saya membuat RPP Bahasa Inggris yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dalam RPP ini, saya juga memasukkan elemen pembelajaran berdiferensiasi dan budaya positif yang telah dipelajari dalam modul sebelumnya. Proses ini membantu saya untuk melihat bagaimana KSE dapat diimplementasikan secara praktis dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Elaborasi Konsep: Saya mengikuti pertemuan daring dengan instruktur untuk memperdalam pemahaman tentang KSE. Instruktur memberikan penjelasan tambahan dan menjawab pertanyaan yang muncul selama proses pembelajaran mandiri. Salah satu poin penting yang saya dapatkan adalah pentingnya fokus pada kesejahteraan psikologis siswa selain pencapaian akademik.
Koneksi Antar Materi: Pada tahap ini, saya merangkum semua materi yang telah dipelajari dalam modul 2.2 dan menghubungkannya dengan modul-modul sebelumnya, seperti filosofi Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, budaya positif, dan pembelajaran berdiferensiasi. Ini membantu saya untuk melihat gambaran besar tentang bagaimana semua konsep ini saling terkait dan mendukung pengembangan KSE di sekolah.
Aksi Nyata: Saya sedang dalam tahap persiapan dan perencanaan untuk melaksanakan aksi nyata di sekolah. Meskipun murid-murid masih libur, saya berencana untuk memulai implementasi program KSE begitu sekolah kembali aktif. Rencana ini mencakup kegiatan mindfulness, relaksasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan psikologis siswa.
Selama proses ini, saya merasa mendapatkan banyak wawasan baru dan siap untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah secara lebih efektif.
Perasaan (Feeling)
Selama kegiatan ini, saya merasa sangat terlibat dan termotivasi. Pada awalnya, saya sedikit cemas tentang bagaimana saya akan menerapkan semua konsep baru ini dalam lingkungan sekolah saya. Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan bantuan diskusi kelompok serta bimbingan dari fasilitator, pengajar praktik, dan instruktur, saya merasa lebih percaya diri dan siap untuk mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional di kelas saya.
Pembelajaran (Finding)
Dari alur "mulai dari diri", saya menyadari pentingnya refleksi diri dalam memahami dan mengembangkan kompetensi sosial dan emosional saya sendiri. "Eksplorasi konsep" memberi saya pemahaman mendalam tentang teori dan praktik KSE. Diskusi asinkronus dan sinkronus dengan rekan-rekan sangat membantu dalam mengatasi tantangan dan merancang kegiatan implementasi KSE. "Demonstrasi kontekstual" memungkinkan saya untuk mengintegrasikan KSE dalam RPP Bahasa Inggris dengan pembelajaran berdiferensiasi dan budaya positif. Pertemuan daring dengan instruktur dalam alur "Elaborasi konsep" memperkuat pemahaman saya tentang pentingnya kesejahteraan psikologis siswa. Akhirnya, dalam alur "Koneksi antar materi", saya mampu merangkum dan mengaitkan semua konsep dari modul-modul sebelumnya untuk membentuk gambaran yang lebih holistik tentang peran KSE dalam pendidikan.
Penerapan (Future)
Ke depan, saya berencana untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional di kelas saya dengan lebih terstruktur dan sadar. Saya akan memulai dengan kegiatan mindfulness dan relaksasi serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan psikologis siswa. Saya juga akan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk merancang dan mengimplementasikan program-program KSE di sekolah. Meski saat ini murid-murid masih libur, saya akan memanfaatkan waktu ini untuk mempersiapkan semua yang diperlukan agar dapat melaksanakan aksi nyata ketika sekolah dimulai kembali. Dengan cara ini, saya berharap dapat membantu siswa tidak hanya meraih prestasi akademik tetapi juga mengembangkan kesejahteraan psikologis mereka.