Jurnal Refleksi 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
“Menerapkan Nilai Kebajikan dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin”
Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, S.Pd, M.Pd, Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
SMP Negeri 45 Surabaya
Jurnal Refleksi Model 4P
Facts (Peristiwa):
Selama kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 29 Juli 2024 sampai dengan 8 Agustus 2024, saya telah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Pada pembelajaran ini, saya telah melalui berbagai tahapan penting. Modul ini membahas konsep dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya juga melakukan wawancara dengan dua narasumber, yaitu Ibu Reny Indaryati selaku Kepala Sekolah SMPN 45 Surabaya dan Bapak Imam Suyadi selaku Kepala Sekolah SDN Mulyorejo I/237, yang berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi dilema etika di lingkungan sekolah. Kasus-kasus yang mereka sampaikan menyoroti pentingnya musyawarah dan mempertimbangkan aspek emosional dalam pengambilan keputusan.
Feelings (Perasaan):
Selama proses pembelajaran ini, saya merasa tertantang dan terbuka dalam memahami kompleksitas pengambilan keputusan, terutama dalam situasi yang melibatkan dilema etika. Pengalaman wawancara dengan kedua narasumber membuat saya merasa lebih empati terhadap tantangan yang beliau berdua hadapi, sekaligus lebih peka terhadap pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan institusi. Ada rasa tanggung jawab yang semakin besar untuk menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari dalam situasi nyata, baik dalam konteks pengajaran maupun dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin.
Findings (Pembelajaran):
Dari seluruh rangkaian materi dan pengalaman ini, saya belajar bahwa pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan bukan hanya soal memilih antara benar dan salah, tetapi juga tentang mempertimbangkan dampak jangka panjang, kepentingan semua pihak yang terlibat, serta kesejahteraan peserta didik. Saya juga menyadari pentingnya musyawarah, seperti yang dilakukan Ibu Reny, serta memberi waktu untuk mempertimbangkan keputusan, seperti yang dilakukan Bapak Imam. Modul ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan yang etis memerlukan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral, refleksi yang matang, dan kesiapan untuk menghadapi konsekuensinya.
Future (Penerapan):
Ke depan, saya akan menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari dalam modul ini dengan lebih sadar dan terstruktur. Dalam situasi pengambilan keputusan, terutama yang melibatkan dilema etika, saya akan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip dasar, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai kerangka kerja. Saya juga akan mendorong penerapan musyawarah yang inklusif dalam lingkungan sekolah dan memberikan ruang bagi pertimbangan emosional sebelum membuat keputusan. Selain itu, saya akan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berpihak pada kesejahteraan peserta didik dan berdampak positif pada lingkungan pembelajaran secara keseluruhan.