Jurnal Refleksi 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
“Mengubah Pendekatan Pembelajaran Menjadi Student-Centered”
Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, S.Pd, M.Pd, Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
SMP Negeri 45 Surabaya
Facts (Peristiwa):
Nama saya Raka Prastya Bagus Jati Kusuma, seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 45 Surabaya. Saya telah menempuh diklat Pendidikan Guru Penggerak (PGP) mulai tanggal 15 Maret 2024 yang lalu. Selama kurang lebih dua minggu ini, saya mengikuti diklat program guru penggerak dan mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Salah satu konsep yang saya pelajari adalah pentingnya memahami siswa secara individual dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Dengan semangat untuk menerapkan konsep ini dalam kelas, saya merancang sebuah pembelajaran Bahasa Inggris dengan materi Narrative text yang berfokus pada siswa.
Pada pembelajaran ini siswa diajak untuk membuat media presentasi sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Mereka dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diberi kebebasan untuk memilih peran dalam membuat video drama. Saya melihat hasil akhirnya mereka menjadi lebih antusias dan tertarik dalam belajar Bahasa Inggris di kelas. Namun, perubahan ini tidak datang tanpa hambatan. Sebelumnya, saya lebih mengutamakan metode teacher-centered dan seringkali mengalami kesulitan dalam mempertahankan keterlibatan siswa, yang sering kali menimbulkan rasa frustrasi dan kekecewaan bagi saya.
Feelings (Perasaan):
Selama proses pembelajaran berlangsung, saya merasakan campuran perasaan. Pada awalnya, saya merasa antusias dengan konsep baru yang saya pelajari dari modul 1.1. Namun, ketika menerapkan aksi nyata di kelas, saya merasa sedikit cemas dan tidak yakin apakah pendekatan baru ini akan berhasil. Saat melihat siswa-siswa mulai berinteraksi dengan lebih aktif dalam pembelajaran, saya merasa senang dan bangga.
Namun, ketika menghadapi kesulitan dalam mengelola kelompok-kelompok kecil dan memastikan bahwa setiap siswa terlibat dengan baik, saya merasa tertekan dan kebingungan. Terkadang, rasa frustasi juga muncul ketika ada siswa yang tidak sepenuhnya mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat dalam kelompok. Namun, secara keseluruhan, saya merasa terdorong untuk terus mencoba dan mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif.
Findings (Pembelajaran):
Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa memahami filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara bukan hanya sekadar konsep teoritis, tetapi juga harus diimplementasikan secara konkret dalam praktik sehari-hari. Siswa-siswa memiliki potensi yang besar untuk belajar ketika mereka diberi ruang untuk berkreasi dan aktif dalam pembelajaran.
Saya juga menyadari bahwa pendekatan teacher-centered yang saya terapkan sebelumnya tidak selalu efektif dalam memotivasi siswa untuk belajar. Dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengambil peran dalam pembelajaran, mereka menjadi lebih terlibat dan bersemangat untuk belajar.
Future (Penerapan):
Dalam menjalani proses pembelajaran di masa depan, saya akan terus mengembangkan pendekatan student-centered yang saya pelajari dari modul 1.1. Saya akan lebih berusaha untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar individu dari setiap siswa, dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi tantangan yang muncul, saya akan terus meningkatkan keterampilan manajemen kelas dan kolaborasi antar siswa. Saya akan mencari cara untuk memotivasi siswa-siswa yang mungkin kurang tertarik atau sulit untuk terlibat dalam pembelajaran, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua siswa untuk berkembang secara maksimal.
Dengan demikian, saya yakin bahwa dengan konsistensi dan kesabaran, saya dapat menjadi seorang guru yang lebih efektif dan berdampak dalam mendukung perkembangan siswa-siswa saya.