Data mempunyai banyak makna dan arti tergantung dari sudut pandang dan pendapat oleh para ahli. secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat”. Secara teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan. Simbol angka, huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. Besaran data tersebut belum memiliki arti apa pun jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam bentuk informasi atau indikator pendidikan.
Adapun pendapat Menurut Turban (2010, p41), data adalah deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu.
Menurut Inmon (2005, p493), data adalah kumpulan dari fakta, konsep, atau instruksi pada penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi, perbaikan dan diproses secara otomatis yang mempresentasikan informasi yang dapat dimengerti oleh manusia.
Menurut John J. Longkutoy (2012:2) data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain.
Menurut Kumorotomo dan Margono (2010:11) data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.
Menurut Syafrizal Helim Situmorang data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari hasil observasi (pengamatan) suatu obyek.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa sesuatu yang dapat dianggap sebuah data jika sesuatu itu apabila dilakukan proses analisa lebih lanjut dapat memberikan nilai tambah (add value) yang dapat memberikan informasi bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Cara-cara seperti itu sering digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal secara teoritis. Contoh-contoh berikut menunjukkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang diketahui:
1. Jumlah SD di Kabupaten Aceh Besar pada 31 Juli 2014 sebanyak 541 sekolah
2. Jumlah guru SMP di Kabupaten Aceh Besar pada 31 Juli 2014 sebanyak 1.684 orang.
3. Jumlah kelompok belajar Paket A di Kabupaten Katingan pada 31 Desember 2014 sebanyak 10 kelompok
4. Jumlah tutor Paket B di Kabupaten Katingan pada 31 Desember 2014 sebanyak 20 orang
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan “yang diketahui” dan “yang dianggap” adalah angka dan fakta yang belum dapat dipastikan kebenarannya (karena masih diperkirakan). Di samping itu, contoh di atas menunjukkan pula bahwa:
1. Data itu pada umumnya selalu dikaitkan dengan tempat dan waktu.
2. Data itu pada dasarnya memberitahukan tentang suatu keadaan atau masalah.
1. Data berfungsi untuk membuat keputusan
2. Berfungsi sebagai Dasar suatu perencanaan
3. Sebagai alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi suatu aktifitas
4. Sebagai dasar evaluasi suatu kegiatan
5. sebagai komponen utama dalam system informasi karena data sebagai dasar penyedia informasi
6. menentukan kualitas informasi yang cepat,akurat, dan relevan.
7. Untuk mengatasi suatu kerangkapan data (redundancy data)
8. Untuk menghindari terjadinya suatu inkonsistensi data
9. Untuk mengatasi suatu kesulitan dalam mengakses data
10. Untuk menyusun sebuah format yang standar dari suatu data.
Pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan pendidikan baik di pendidikan formal maupun nonformal sangat dipengaruhi oleh tersedianya data yang lengkap, sahih (valid), dapat dipercaya (reliable), relevan dan tepat waktu. Dalam rangka mencapai perencanaan dan pelaksanaan program yang mantap maka semua unit kerja yang menangani perencanaan pendidikan memerlukan data yang memadai.
Data yang dihimpun oleh unit kerja yang menangani data baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi perencanaan pendidikan di tingkat masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya rencana dan program yang kompleks atau sangat banyak tetapi sulit untuk dilaksanakan. Di samping itu, dalam rangka pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pembangunan pendidikan, diperlukan pula data yang memadai sehingga dapat diketahui terjadi tidaknya penyimpangan dan bila terjadi penyimpangan dapat dengan segera dilakukan tindakan perbaikan dan penyesuaian rencana.
Selama ini, banyak data tentang pelaksanaan program yang dilakukan oleh perencana pendidikan di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota yang telah terkumpul, namun belum digunakan sesuai dengan kebutuhan. Padahal, pengumpulan data ini telah menyita banyak tenaga, waktu, biaya, alat, administrasi dan sebagainya yang bila dihitung melalui dana memakan biaya yang besar. Oleh karena data yang terkumpul tidak dilakukan pengolahan dan analisis data maka data tersebut menjadi kurang bermanfaat. Oleh karena itu, diperlukan suatu rangkaian kegiatan pendataan yang sistematis sehingga data yang ada akan diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan dan semua pihak atau stakeholder yang memerlukan.
Data yang tersebar di sekeliling kita mempunyai peran yang sangat strategis di hampir seluruh sektor kehidupan manusia. Demikian pula, data pendidikan memiliki manfaat yang besar dalam menentukan program pembangunan pendidikan.
1. Dasar Penyusunan Rencana dan Program
Data tentang situasi dan kondisi merupakan sesuatu yang harus dijadikan titik tolak rencana dan program tersebut sehingga dapat dicegah terjadinya rencana dan program yang sulit dilaksanakan. Perencanaan adalah sebuah proses pembuatan keputusan untuk melakukan sesuatu di masa depan dengan menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan. Dari definsi ini dapat disimpulkan bahwa penyusunan rencana erat kaitannya dengan kondisi masa depan yang ingin dicapai dengan kondisi lebih baik dari kondisi masa sekarang. Agar dapat dilakukan perencanaan pendidikan, komponen utamanya adalah data. Hal itu menyebabkan data yang baik dalam arti tepat waktu, dapat dipercaya, dan objektif menjadi penting untuk dipahami.
2. Alat Kontrol atau Monitor terhadap Pelaksanaan Program
Setelah data tentang pelaksanaan program diketahui, akan dapat dengan segera dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi. Oleh karena itu, koordinasi antara berbagai unit kerja yang menangani pendataan hendaknya saling bersinergi.
3. Dasar Penilaian atau Evaluasi terhadap Hasil Akhir Pelaksanaan Program
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi dapat dilakukan setelah suatu program berjalan dalam satu periode, sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang disusun. Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring karena evaluasi menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dengan demikian, evaluasi memberikan informasi yang benar dan dapat dipercaya mengenai kinerja pelaksanaan program, bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi dan harapan telah dicapai. Fungsi evaluasi ada tiga, yaitu
1) sebagai pengukur kemajuan, artinya memberikan informasi tentang kemajuan yang diperoleh dari pelaksanaan program,
2) sebagai alat perencanaan, artinya memberikan informasi perbaikan yang harus dilakukan bagi perencanaan berikutnya, dan
3) sebagai alat perbaikan, artinya memberikan informasi untuk melakukan perbaikan.
4. Pengambilan Keputusan atau Penentuan Kebijakan
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan atau menentukan kebijaksanaannya harus dihitung dengan sangat teliti, selalu up to date, jelas alasannya dan sudah dipertimbangkan akibatnya baik yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, seorang pemimpin memerlukan data yang telah dianalisis sebagai senjata yang paling diandalkan dalam menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan.
Data adalah catatan dari kumpulan fakta. Fakta tersebut dikumpulkan untuk kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber dijabarkan berikut.
a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data), adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.
b. Data Ukur (Measurement Data), data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.
a. Data Kuantitatif (Quantitative Data), data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
b. Data Kualatif (Qualitative Data), data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.
a. Data Internal, data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
b. Data External, data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.
1) Data External Primary, data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
2) Data External Secondary, data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.
1. Teks :
Teks merupakan sederatan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel, koran, majalah, dan lain-lain.
2. Data Yang Terformat :
Data yang terformat merupakan data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
3. Citra (Image) :
Citra (Image) merupakan data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan.
4. Audio :
Audio merupakan data dalam bentuk suara misalnya, instrument musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.
5. Video :
Video merupakan data dalam bentuk gambar bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas dalam bentuk film.
Data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk mengumpulkannya. Menurut Yakub, sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal.
1. Data Internal : Data internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.
2. Data Personal : Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.
3. Data Eksternal : Sumber data eksternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara, gambar, atlas, dan televisi.
Informasi merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi. Informasi diperoleh dari hasil pengolahan data yang kemudian dibentuk menjadi sesuatu yang lebih berguna bagi keperluan penerimanya.
Menurut Jogiyanto Hartono Mustakini (2009:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Gordon B. Davis data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau di masa yang akan datang merupakan pengertian informasi.
Adapun juga pendapat dari Raymond McLeod yang di kutip dalam Al-Bahra Bin Ladjamudin (2013:9) mengatakan bahwa Informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolahan informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau kombinasinya.
Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa informasi merupakan hasil olahan proses dan analisis dari data mentah atau data yang belum mempunyai arti menjadi sebuah data yang dapat menjelaskan dan menggambarkan sesuatu di dalamnya serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kualitas suatu informasi sangat diperlukan untuk menunjang berhasilnya pengembangan sistem yang akan dirancang. Penjelasan mengenai kualitas informasi yang dipaparkan oleh beberapa ahli dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Relevansi : Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu untuk apa informasi itu akan digunakan
b. Kelengkapan dan Keluasan : Informasi akan bernilai semakin tinggi jika tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang sepotong- sepotong, apalagi tidak tersusun sistematis, tentu tidak akan banyak artinya. Demikian pun bila informasi itu hanya mencakup area yang sempit dari suatu permasalahan
c. Kebenaran : Kebenaran informasi ditentukan oleh validitas atau dapatnya dibuktikan. Informasi berasal dari data, dan data fakta. Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi
d. Terukur : Informasi berasal dari data atau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta. Jadi, informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang jika dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai dengan faktanya
e. Keakuratan : Informasi berasal dari data atau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang dihasilkan
f. Kejelasan : Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart, dan lain-lain. Namun,
apa pun bentuk yang dipilih, yang penting adalah menjadikan pemakai mudah memahami maknanya.
Oleh sebab itu, selain bentuk penyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.
g. Keluwesan : Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
h. Ketepatan Waktu : Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan. Informasi yang terlambat datang menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya (misalnya untuk pengambilan keputusan)
Untuk mendukung suatu keputusan dibutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan yang berbeda dibutuhkan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula.
Berikut ini merupakan karakteristik informasi menurut beberapa ahli.
a. Kepadatan informasi, untuk manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terperinci dan kurang padat, karena digunakan untuk pengendalian operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai
karakteristik informasi yang semakin tersaring, lebih ringkas dan padat
b. Luas informasi, manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manager bawah yang mempunyai tugas khusus. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin luas karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas
c. Frekuensi informasi, manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya adalah rutin, karena digunakan oleh manager bawah yang mempunyai tugas terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu manajemen yang lebih tinggi tingkatannya frekuensi informasinya adalah tidak rutin, karena manajemen tingkat atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur pola dan waktunya tidak jelas
d. Akses informasi, level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-ulang sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik dengan demikian akses informasi tidak dapat secara online tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level tinggi, periode informasi yang dibutuhkan tidak jelas sehingga manager-manager tingkat atas perlu disediakan akses online untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan
e. Waktu informasi, manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi historis, karena digunakan dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi waktu pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan
f. Sumber informasi, karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal perusahaan, maka manager tingkat bawah lebih memerlukan informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri. Manager tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan. Karena itu membutuhkan informasi dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan
Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Menurut Mulyanto (2009:247) suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analysis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 10 (sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi menurut Jogiyanto H.M. (2010:11) yaitu sebagai berikut:
a. Kemudahan dalam Memperoleh (Accessibility) Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
b. Sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
c. Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
d. Kecocokan dengan Pengguna (Relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
e. Ketepatan Waktu (Timelines) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
f. Kejelasan (Clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
g. Fleksibilitas (Flexibility) Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
h. Dapat Dibuktikan (Verified) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.
i. Tidak Ada Prasangka (Unprejudiced) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
j. Dapat Diukur (Measurable) Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
Penelusuran informasi adalah proses yang melibatkan banyak komponen atau unsur, dan karenanya proses ini sering disebut dengan sistem simpan dan temu kembali informasi (information storage and retrieval system). Secara umum, proses simpan dan temu kembali informasi melibatkan tiga komponen pokok, yaitu
(1) sumber-sumber informasi,
(2) sistem yang dirancang untuk menyimpan dan menemukan kembali informasi, dan
(3) pengguna, yaitu masyarakat yang memiliki kebutuhan informasi dan memerlukan sistem untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Setelah mengetahui tentang penelusuran informasi, kita memerlukan strategi tertentu untuk mengetahui informasi yang kita inginkan.
Chowdury mengidentifikasi terdapat enam (6) teknik penelusuran dasar dalam penelusuran informasi, yaitu:
1. Penelusuran dengan kata dan frase (word and phrase search)
Penelusuran dengan kata dan frase (word and phrase search) adalah teknik penelusuran informasi yang paling dasar dan umum digunakan. Berikut beberapa contohnya:
Pencarian kata tunggal:
Misalnya, mencari kata "kucing" di mesin pencari. Hasil yang muncul adalah semua halaman web yang mengandung kata "kucing".
Pencarian frase (kelompok kata):
Misalnya, mencari frase "cara membuat kue coklat" di mesin pencari. Hasil yang muncul adalah halaman web yang mengandung frase tersebut secara lengkap.
Untuk mempersempit pencarian frase, biasanya digunakan tanda kutip (" "). Contoh: "perubahan iklim global". Dengan menggunakan tanda kutip, mesin pencari akan mencari hasil yang persis sama dengan frase tersebut.
Pencarian dengan kombinasi kata:
Misalnya, mencari "resep kue" dan "bahan kue" secara bersamaan. Meskipun tidak menggunakan operator Boolean, mesin pencari akan mencoba menampilkan hasil yang relevan dengan kedua kata tersebut.
Dalam praktiknya, penelusuran dengan kata dan frase seringkali dikombinasikan dengan teknik penelusuran lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Penelusuran dengan logika Boolean (Boolean Search)
Penelusuran dengan logika Boolean (Boolean Search) menggunakan operator logika seperti AND, OR, dan NOT untuk menggabungkan atau mengecualikan kata kunci dalam pencarian. Berikut beberapa contohnya:
Penggunaan operator AND:
Contoh: "kucing AND persia". Hasil yang muncul adalah halaman web yang mengandung kedua kata "kucing" dan "persia". Ini mempersempit pencarian untuk hasil yang lebih spesifik.
Penggunaan operator OR:
Contoh: "kucing OR anjing". Hasil yang muncul adalah halaman web yang mengandung salah satu kata "kucing" atau "anjing", atau keduanya. Ini memperluas pencarian untuk hasil yang lebih luas.
Penggunaan operator NOT:
Contoh: "kucing NOT persia". Hasil yang muncul adalah halaman web yang mengandung kata "kucing" tetapi tidak mengandung kata "persia". Ini mengecualikan hasil yang tidak relevan.
Kombinasi operator:
Contoh: "(kucing OR anjing) AND makanan". Ini menggabungkan operator OR dan AND. Hasil yang muncul adalah halaman web yang mengandung kata "makanan" dan salah satu kata "kucing" atau "anjing", atau keduanya.
Contoh dalam konteks penelitian:
Seorang peneliti mencari informasi tentang "dampak perubahan iklim pada pertanian padi". Peneliti dapat menggunakan penelusuran Boolean seperti: "perubahan iklim AND pertanian padi AND dampak". Ini akan membantu peneliti menemukan artikel atau jurnal yang relevan dengan topik penelitiannya.
Penelusuran Boolean sangat berguna untuk:
Mempersempit atau memperluas hasil pencarian.
Mencari informasi yang sangat spesifik.
Mengecualikan hasil yang tidak relevan.
Dengan memahami cara menggunakan operator Boolean, Anda dapat meningkatkan efektivitas penelusuran informasi Anda.
3. Penelusuran dengan penggalan kata (truncation)
Penelusuran dengan penggalan kata (truncation) adalah teknik pencarian yang menggunakan simbol khusus untuk mencari variasi kata dari akar kata yang sama. Simbol yang umum digunakan adalah tanda bintang (*). Berikut beberapa contohnya:
"educat"*:
Pencarian ini akan menghasilkan hasil yang mengandung kata-kata seperti "education", "educator", "educational", dan "educating".
"comput"*:
Pencarian ini akan menghasilkan hasil yang mengandung kata-kata seperti "computer", "computing", "computation", dan "computational".
"librar"*:
pencarian ini akan menghasilkan hasil yang mengandung kata-kata seperti "library", "libraries", "librarian".
"scient"*:
pencarian ini akan menghasilkan hasil yang mengandung kata-kata seperti "science", "scientist", "scientific".
Teknik ini sangat berguna untuk:
Mencari variasi kata tanpa harus mengetikkan semua kemungkinan.
Memperluas hasil pencarian dengan memasukkan kata-kata yang terkait.
Mencari kata-kata yang memiliki akar kata yang sama.
Dalam beberapa sistem pencarian, simbol lain seperti tanda tanya (?) juga dapat digunakan untuk menggantikan satu karakter tunggal.
4. Penelusuran kedekatan (proximity)
Penelusuran kedekatan (proximity search) adalah teknik pencarian yang memungkinkan Anda mencari kata atau frase yang muncul dalam jarak tertentu satu sama lain dalam dokumen atau halaman web. Teknik ini sangat berguna ketika urutan kata atau kedekatan makna antar kata menjadi penting dalam pencarian. Berikut adalah beberapa contohnya:
Pencarian frase dengan kedekatan:
Misalnya, Anda mencari informasi tentang "perubahan iklim" dan "dampak pertanian". Dengan penelusuran kedekatan, Anda dapat menentukan bahwa kedua frase tersebut harus muncul dalam jarak 5 kata satu sama lain. Ini akan membantu Anda menemukan hasil yang lebih relevan daripada pencarian sederhana yang mungkin menampilkan kedua frase tersebut di bagian yang berbeda dari dokumen.
Penggunaan operator kedekatan:
Beberapa mesin pencari dan database menggunakan operator khusus untuk penelusuran kedekatan. Misalnya, operator "NEAR" atau "ADJ" (adjacent).
Contoh: "kesehatan NEAR masyarakat". Ini akan mencari dokumen yang mengandung kata "kesehatan" dan "masyarakat" dalam jarak tertentu satu sama lain.
Contoh lain: "Mobil ADJ listrik" ini akan mencari dokumen yang mengandung kata "Mobil" dan "listrik" yang saling berdekatan.
Pencarian dalam database akademik:
Dalam database akademik, penelusuran kedekatan sering digunakan untuk mencari artikel yang membahas topik tertentu secara spesifik. Misalnya, seorang peneliti dapat mencari artikel yang membahas "efek samping" dari "obat baru" dengan menentukan bahwa kedua frase tersebut harus muncul dalam jarak 10 kata satu sama lain.
Pencarian di Mesin Pencari:
Walaupun tidak secara gamblang terlihat, mesin pencari seperti google juga menggunakan algoritma kedekatan. Ketika kita mencari frase yang panjang, google akan lebih mengutamakan hasil yang memiliki kata-kata dari frase tersebut saling berdekatan.
Penelusuran kedekatan membantu Anda:
Mempersempit hasil pencarian dengan menentukan kedekatan antar kata.
Menemukan informasi yang lebih relevan dengan konteks pencarian Anda.
Meningkatkan akurasi pencarian dalam database akademik dan sumber informasi lainnya
5. Penelusuran dengan field atau meta log (field or meta tag search)
Penelusuran dengan field atau meta tag search adalah teknik pencarian yang memungkinkan Anda mencari informasi dalam bidang atau kategori tertentu dari sebuah dokumen atau database. Meta tag adalah kode HTML yang memberikan informasi tentang isi halaman web kepada mesin pencari dan browser. Berikut beberapa contohnya:
Pencarian berdasarkan judul buku:
Dalam katalog perpustakaan online, Anda dapat mencari buku dengan menentukan bidang "judul" dan memasukkan kata kunci yang ingin Anda cari. Ini akan membatasi pencarian Anda hanya pada judul buku.
Pencarian artikel berdasarkan penulis:
Dalam database jurnal akademik, Anda dapat mencari artikel yang ditulis oleh penulis tertentu dengan menentukan bidang "penulis" dan memasukkan nama penulis.
Pencarian gambar berdasarkan kata kunci:
Dalam mesin pencari gambar, Anda dapat mencari gambar dengan menentukan bidang "kata kunci" dan memasukkan kata kunci yang ingin Anda cari. Ini akan membatasi pencarian Anda hanya pada gambar yang memiliki kata kunci tersebut.
Pencarian produk berdasarkan kategori:
Dalam toko online, Anda dapat mencari produk dengan menentukan bidang "kategori" dan memilih kategori produk yang ingin Anda cari. Ini akan membatasi pencarian Anda hanya pada produk dalam kategori tersebut.
Pencarian berdasarkan Meta Tag HTML:
Dalam konteks mesin pencari, meta tag seperti "author," "description," dan "keywords" digunakan untuk memberikan informasi tentang halaman web. Anda dapat menggunakan operator pencarian khusus untuk mencari halaman web yang memiliki meta tag tertentu.
Contoh: "author:John Smith" akan mencari halaman web yang memiliki meta tag "author" dengan nilai "John Smith."
Penelusuran dengan field atau meta tag search sangat berguna untuk:
Mempersempit hasil pencarian dengan memfokuskan pada bidang atau kategori tertentu.
Mencari informasi yang sangat spesifik.
Meningkatkan akurasi pencarian dalam database dan sumber informasi lainnya.
6. Penelusuran dengan pembatasan (limiting search)
Penelusuran dengan pembatasan (limiting search) adalah teknik pencarian yang memungkinkan Anda mempersempit hasil pencarian dengan menerapkan kriteria atau batasan tertentu. Berikut beberapa contohnya:
Pembatasan berdasarkan tanggal publikasi:
Misalnya, Anda mencari artikel tentang "perkembangan teknologi AI" dan ingin membatasi hasil pencarian hanya pada artikel yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir.
Pembatasan berdasarkan jenis dokumen:
Misalnya, Anda mencari informasi tentang "dampak pandemi COVID-19" dan ingin membatasi hasil pencarian hanya pada artikel jurnal atau laporan penelitian.
Pembatasan berdasarkan bahasa:
Misalnya, Anda mencari resep masakan Italia dan ingin membatasi hasil pencarian hanya pada resep yang ditulis dalam bahasa Italia.
Pembatasan berdasarkan lokasi geografis:
Misalnya, Anda mencari berita tentang "kebakaran hutan" dan ingin membatasi hasil pencarian hanya pada berita yang terjadi di wilayah tertentu.
Pembatasan berdasarkan domain situs web:
Misalnya, anda mencari informasi seputar kesehatan, dan hanya ingin hasil yang berasal dari situs web dengan domain ".go.id" atau ".ac.id".
Penggunaan "SafeSearch"
Fitur ini membatasi hasil pencarian dari konten-konten yang bersifat explicit.
Pembatasan ini sangat berguna untuk:
Memperoleh hasil pencarian yang lebih relevan dan spesifik.
Menghemat waktu dengan menghindari hasil pencarian yang tidak diperlukan.
Meningkatkan efisiensi pencarian dalam database dan sumber informasi lainnya