Peserta didik mampu mengakses, menilai, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan efisien
Peserta didik memahami cara kerja search engine
Peserta didik mampu menemukan informasi dengan parameter yang tepat
Peserta didik mampu memeriksa informasi, data, fakta dan hoax
Peserta didik mampu mengenali cara kerja sistem komputer
peserta didik mampu menggunakan aplikasi perkantoran secara optimal
Kecakapan bermedia digital merujuk pada kemampuan individu untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Makna dari kecakapan bermedia digital meliputi beberapa hal berikut:
- Literasi Informasi: Kemampuan mencari dan memahami informasi yang ditemukan secara online, termasuk kemampuan untuk menilai kebenaran dan keandalan informasi .
- Sistem Komputer: Kemampuan untuk menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, seperti komputer, smartphone, aplikasi, dan perangkat teknologi lainnya dengan efektif. Kemampuan untuk memahami bagaimana komputer bekerja, sehingga dapat melakukan troubleshooting sederhana, dan dapat menentukan spesifikasi perangkat yang dibutuhkannya.
- Perangkat untuk Produktivitas: Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah menggunakan perangkat digital, termasuk pemecahan masalah dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak untuk meningkatkan produktivitas dan optimal. Integrasi konten yang dihasilkan dari berbagai perangkat keras atau lunak dapat dilakukan secara optimal. Pada fase E ini ditambah dengan memahami pemanfaatan lebih beragam perkakas teknologi digital untuk membuat laporan dan presentasi, serta
- Jaringan Komputer dan Internet: Kemampuan untuk berkomunikasi melalui jaringan komputer dan internet melalui keterampilan menghubungkan perangkat dengan jaringan dan internet, menggunakan surel, media sosial, dan berkolaborasi menggunakan platform kolaborasi online. Pada fase E ini ditambah dengan memahami pemanfaatan media digital untuk produksi dan diseminasi konten, partisipasi dan kolaborasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah teknologi digital yang menggunakan komputer untuk menyimpan, mengambil, dan mentransmisikan (mengirimkan) data atau informasi (Oxford dictionary). TIK secara umum adalah sistem komputer, informasi dan komunikasi yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan peralatan lain (peripheral) yang digunakan oleh pengguna tertentu. Agar dapat berinteraksi dengan perangkat lain, TI dapat ditambah dengan peralatan komunikasi, seperti jaringan komputer, telekomunikasi, dan internet. Dengan tambahan peralatan komunikasi tersebut, penggunanya dapat berkomunikasi dan mentransmisikan informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Sejarah TIK berawal dari kegiatan manusia yaitu bangsa Sumeria pada sekitar 3.000 SM melakukan pekerjaan menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan mentransmisikan informasi. Saat ini masyarakat dapat melihat revolusi TIK yang sangat maju. Segala aspek kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan teknologi baru era digital ini yang memberikan manfaat besar. TIK telah memberikan cara baru dalam berkehidupan untuk menggantikan aktivitas di rumah, pekerjaan, pendidikan, perdagangan, kesehatan, perbankan, dan bersosialisasi. Masyarakat saat ini telah menjadikan TIK sebagai kebutuhan penting dalam bentuk berbagai perangkat seperti komputer, laptop, smartphone, tablet, internet, dan lainnya yang sering disebut gawai (gadget).
Saat ini, smartphone telah dapat menggantikan berbagai macam peralatan. Smartphone bisa digunakan untuk mendengarkan lagu yang berarti telah menggantikan CD player atau radio; menulis surat berarti menggantikan mesin tik; membuat video berarti menggantikan kamera video; membaca berita yang berarti menggantikan koran; dan masih banyak hal yang lain.
Dalam era digital yang makin maju, aplikasi telah menjadi bagian dalam kehidupan. Aplikasi dapat berjalan dengan baik jika ada data yang ada padanya. Data merupakan aset berharga yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas kita sehari-hari. Sementara, aplikasi adalah sarana untuk mengolah, menganalisis, dan menggunakan data ini dengan cara yang bermanfaat.
Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, menilai, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan efisien. Literasi informasi meliputi keterampilan melakukan pencarian informasi, analisis dan evaluasi informasi, serta kemampuan memanfaatkan informasi secara etis. Literasi informasi sangat penting di era digital dimana informasi sangat berlimpah baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Karena kemampuan untuk memahami dan memproses informasi yang bermutu dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Literasi informasi juga dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat, berpartisipasi dalam masyarakat, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bersaing di era digital ini.
Sub Bab Literasi Informasi ini akan mempelajari tentang bagaimana cara kerja mesin pencari (search engine), sejauh mana kredibilitas sumber informasi dan ekosistem media pers digital, serta bagaimana cara membedakan fakta atau opini. Perkakas untuk pencarian informasi di dunia maya diantaranya adalah peramban dan search engine.
Peramban (browser) ialah perangkat lunak aplikasi yang digunakan untuk mengakses informasi di Internet. Saat pengguna mengakses halaman web dari situs web tertentu, peramban mengambil konten dari server web, kemudian menampilkan konten tersebut di peramban perangkat pengguna. Saat akan mengakses server web, pengguna harus menuliskan alamat web di address bar peramban. Alamat web tersebut disebut dengan URL (Uniform Resource Locator). Apabila kita berada pada situs tertentu, address bar akan menampilkan alamat dari situs tersebut.
Ada berbagai merk peramban yang bekerja di berbagai perangkat keras, seperti PC, laptop, tablet atau ponsel. Setiap merk ponsel biasanya juga menyertakan peramban standar yang menyatu dengan perangkat kerasnya. Menurut We Are Social dan Hootsuite, Oktober 2023, diperkirakan ada 5.3 miliar orang yang menggunakan peramban. Peramban yang paling umum dipakai antara lain Google Chrome, Microsoft Edge, Safari, Mozilla Firefox, dan Opera.
Peramban berbeda dengan mesin pencari (search engine), meskipun keduanya sering kali dipertukarkan. Bagi pengguna, mesin pencari hanyalah situs web yang menyediakan tautan ke situs web lain. Mesin pencari berjalan di atas peramban.
Mesin pencari (Search Engine) adalah suatu situs web (website) yang mengumpulkan dan mengelola informasi di Internet sehingga membuat informasi itu bisa dicari. Mesin pencari menggunakan algoritma yang canggih untuk menampilkan informasi yang paling relevan dengan pencarian pengguna, berdasarkan tren, lokasi, atau bahkan aktivitas yang biasa dilakukan pengguna di web. Tiga mesin pencari yang paling banyak digunakan di Indonesia menurut katadata.co.id adalah Google, Bing, dan Yahoo. Pemilahan informasi di internet sangatlah penting untuk mendapatkan informasi yang benar. Di era web 2.0, di mana setiap pengguna internet bisa membuat konten sendiri, banyak beredar informasi yang tidak benar, seperti: hoax, misinformasi, dan disinformasi.
Kita harus menyadari hal itu dalam pemilahan informasi. Informasi yang benar biasanya dikeluarkan oleh institusi resmi dan menggunakan situs web resmi. Cara melakukan pencarian informasi di internet adalah dengan mengetikkan kata kunci (keyword). Pemilihan kata kunci yang spesifik akan menghasilkan halaman yang lebih spesifik. Ketikkan kata kunci tanpa awalan, imbuhan, akhiran, dan lain-lain. Pada search engine tertentu, tanda petik (“) dapat membuat pencarian lebih spesifik. Situs yang paling relevan ditampilkan paling atas dengan perhitungan PageRank dari Google. PageRank (PR) adalah algoritma yang digunakan oleh Google Search untuk menentukan peringkat halaman web dalam hasil mesin pencari mereka. PageRank dinamai berdasarkan nama Larry Page, salah satu pendiri Google. PageRank adalah cara mengukur pentingnya halaman situs web.
Search engine bekerja dengan cara yang kompleks namun dapat disederhanakan menjadi beberapa langkah utama. Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana search engine bekerja:
1. Crawling: Search engine menggunakan program yang disebut web crawler untuk menjelajahi internet secara terus-menerus. Web crawler mengikuti tautan antar halaman untuk mengumpulkan informasi dari berbagai situs web. Input dari program web crawler ini adalah halaman dari situs web yang ada. Ketika web crawler menemukan halaman baru, ia mengindeks halaman tersebut untuk memungkinkan penelusuran di kemudian hari.
2. Indexing: Informasi yang dikumpulkan oleh web crawler disimpan dalam basis data yang disebut “index.” “Index” ini adalah kumpulan informasi yang terstruktur tentang halaman web yang telah dikunjungi dan diindeks oleh search engine. Setiap halaman web diindeks berdasarkan konten dan metadata yang terkandung di dalamnya.
3. Pemberian Peringkat: Search engine menggunakan algoritma kompleks untuk menganalisis dan mengindeks halaman-halaman web yang terindeks untuk menentukan relevansi dan kualitasnya. Algoritma ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kata kunci, popularitas halaman, kualitas konten, keberadaan tautan balik (backlink), dan banyak faktor lainnya. Halaman-halaman yang dianggap paling relevan dan berkualitas tinggi untuk suatu pertanyaan pencarian akan diberikan peringkat yang lebih tinggi dalam hasil pencarian.
4. Pencarian dan Pengambilan Informasi: Ketika pengguna memasukkan pertanyaan atau kata kunci ke dalam kotak pencarian, search engine memproses permintaan tersebut dengan mencocokkan kata kunci dengan halaman-halaman yang terindeks dan memberikan hasil yang paling relevan dan berkualitas tinggi. Hasil pencarian ditampilkan dalam urutan yang diperingkat berdasarkan relevansi.
5. Tampilan Hasil: Search engine kemudian menampilkan hasil pencarian kepada pengguna, seringkali dalam bentuk daftar halaman web atau sumber informasi lainnya yang dianggap paling relevan dengan pertanyaan pencarian pengguna. Ini adalah output dari search engine.
Proses ini terjadi dalam hitungan detik dan terjadi berulang kali, memungkinkan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka cari dengan cepat dan efisien
Baca juga : Cara Kerja Mesin Pencari
Peramban dan Search Engine saat ini telah menjadi semakin pintar seiring berjalannya waktu. Seiring dengan kemajuan teknologi perangkat keras dan Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan), peramban dan search engine terus mengalami perkembangan yang signifikan.
Peramban modern saat ini telah menjadi lebih cepat dalam memuat halaman web dan menjalankan aplikasi web berat seperti game atau aplikasi berbasis grafis lainnya. Peramban juga telah memiliki dukungan standar web yang lebih baik. Peramban modern mendukung standar web terbaru dengan lebih baik, termasuk HTML5, CSS3, dan JavaScript yang memungkinkan pengembang untuk membuat pengalaman web yang lebih dinamis dan interaktif.
Peramban telah mengembangkan fitur-fitur keamanan yang lebih canggih untuk melindungi pengguna dari ancaman seperti malware, phishing, dan serangan lainnya. Misalnya, browser sekarang seringkali memiliki fitur perlindungan anti-phishing dan blokir iklan berbahaya.
Saat ini peramban dapat belajar dari perilaku pengguna dan memberikan pengalaman yang lebih dipersonalisasi, misalnya dengan menyimpan preferensi pengguna, riwayat pencarian, dan data lainnya untuk menyesuaikan hasil pencarian dan rekomendasi konten.
Search engine semakin pintar karena memiliki algoritma pencarian yang terus meningkat. Search engine terus memperbarui dan meningkatkan algoritma pencarian mereka untuk memberikan hasil yang lebih relevan dan berkualitas bagi pengguna. Ini melibatkan penggunaan teknik-teknik seperti machine learning dan natural language processing atau pemrosesan bahasa alami untuk memahami maksud pencarian pengguna dengan lebih baik.
Search engine juga mampu melakukan pengenalan gambar dan suara yang lebih baik saat ini. Search engine semakin mampu memahami gambar dan suara, bukan hanya teks. Teknologi pengenalan gambar dan suara memungkinkan pengguna untuk mencari menggunakan gambar atau suara sebagai masukan, dan search engine akan memberikan hasil yang relevan.
Personalisasi Hasil Pencarian juga dilaksanakan oleh search engine menggunakan data pengguna seperti riwayat pencarian, lokasi, dan preferensi lainnya untuk menyajikan hasil yang lebih dipersonalisasi. Ini memungkinkan pengguna mendapatkan informasi yang lebih relevan dengan minat dan kebutuhan mereka.
Disisi lain search engine juga melakukan pencarian semantik. Search engine semakin mampu memahami konteks dari pertanyaan pengguna dan memberikan jawaban yang lebih terperinci. Ini melibatkan pemahaman yang lebih baik tentang relasi antara kata-kata dan konsep, sehingga search engine dapat memberikan informasi yang lebih relevan. Search engine saat ini semakin mampu menyaring informasi palsu atau tidak akurat dari hasil pencarian, membantu pengguna mendapatkan informasi yang lebih dapat dipercaya.
Search engine saat ini memiliki fitur untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih relevan dengan menggunakan mesin pencari dengan memanfaatkan parameter. Parameter adalah kata kunci khusus yang dapat digunakan dalam pencarian untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan dan sesuai dengan keinginan pengguna.
Sebagai contoh pada Gambar diatas, pencarian yang dilakukan dengan menggunakan parameter tambahan yaitu filetype:pdf, maka hasil pencarian menghasilkan situs yang lebih relevan.
Parameter tersebut akan mengecilkan ruang lingkup pencarian hingga mampu mengurangi hasil pencarian menjadi lebih relevan. Selain menggunakan operator seperti tanda petik (“), tanda minus (-), dan kata kunci OR, penggunaan variabel akan dapat memudahkan untuk memutuskan halaman web mana yang sesuai dengan tugas karena hasil yang ditampilkan dan perlu dianalisis lebih sedikit.
site: Mencari konten yang muncul di alamat (domain) website tertentu
Contoh penggunaan : desainer site:linkedin.com untuk mencari artikel terkait pekerjaan desainer di LinkedIn
cache: Menemukan versi salinan sementara (cache) terbaru dari halaman web tertentu
Contoh Penggunaan : programmer cache:jobstreet.com untuk melihat versi cache terbaru dari situs web Jobstreet terkait pekerjaan programmer
inanchor: Mencari halaman dengan teks pranala (anchor) tertentu
Contoh Penggunaan : inanchor:alumni untuk mencari anchor dengan teks alumni
inurl: Mencari halaman dengan kata kunci tertentu dalam alamat pranala (URL)
Contoh Penggunaan : inurl:karir untuk mencari halaman yang mengandung URL teks karir
intitle: Mencari halaman dengan judul tertentu
Contoh Penggunaan : intitle:lowongan untuk mencari halaman dengan judul yang mengandung teks lowongan
intext: Mencari halaman dengan judul tertentu
Contoh Penggunaan : intext:"daftar" untuk mencari web yang body halamannya mengandung kata daftar
daterange: Mencari konten yang dipublikasikan dalam rentang tanggal tertentu
Contoh Penggunaan :manajer daterange:2022-2023 untuk mencari informasi tentang pekerjaan manajer dari tahun 2022 hingga 2023.
Pencarian dengan parameter diatas dapat berlanjut dengan pencarian dengan moda lain selain teks. Fitur mesin pencari saat ini telah mampu mencari informasi berdasarkan gambar dan suara. Gambar 3.4, menunjukkan pencarian dengan mesin pencari Google Lens untuk mencari gambar yang memiliki kemiripan dengan yang kita cari (https://images.google.com)
Langkah-langkah:
1. Buka Aplikasi Google di perangkat anda (laptop, smartphone, atau tablet)
2. Pilih icon Google Lens
3. Pilih gambar yang akan dicari dan upload
Pencarian dengan menggunakan suara Pencarian ini memungkinkan kita mencari informasi dengan mencari informasi menggunakan suara alih-alih mengetik. Cara kerja pencarian ini dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Buka aplikasi Google di perangkat smartphone Android atau iPhone Anda, laptop, atau tablet.
2. Ketuk ikon mikrofon di bilah pencarian.
3. Ucapkan pertanyaan atau frasa yang ingin Anda cari.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, berikut tips untuk pencarian suara yang efektif:
1. Ucapkan pertanyaan dengan jelas dan ringkas.
2. Gunakan kata kunci yang relevan dengan apa yang dicari.
3. Berhenti sejenak setelah setiap kalimat agar Google dapat memahami apa yang Anda katakan.
Salah satu hal yang paling banyak dilakukan pengguna di media sosial adalah berbagi dan meneruskan informasi yang berharga dan menghibur bagi orang lain. Sebelum membagikan informasi melalui media sosial kita harus mencermatinya agar tidak meneruskan informasi yang tidak benar. Beberapa jenis informasi yang tidak benar, diantaranya adalah: hoaks, misinformasi, dan disinformasi.
1. Hoaks adalah informasi palsu atau berita palsu yang sengaja dibuat untuk menipu atau mengecoh orang lain. Hoaks sering kali disebarkan melalui media sosial atau situs web yang tidak dapat dipercaya.
2. Misinformasi adalah informasi yang tidak sengaja salah atau tidak akurat, tetapi disebarkan tanpa niat jahat. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan interpretasi, kurangnya sumber yang dapat dipercaya, atau penyebaran informasi tanpa si penyebar memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.
3. Disinformasi adalah Informasi yang sengaja dibuat atau disebarkan untuk menyesatkan atau memanipulasi audiens. Tujuannya mungkin untuk mempengaruhi opini publik, memperoleh keuntungan politik, atau menyebarkan propaganda.
Cara untuk mengetahui hoaks atau informasi yang salah :
1. Mengembangkan pemikiran kritis. Salah satu alasan utama penyebaran berita palsu adalah menciptakan “kejutan” yang menyebabkan seseorang menjadi emosional, senang, marah, ketakutan, dan hal lain. Oleh karena itu, saat membaca suatu berita kita harus menjaga diri dan tidak terpancing secara emosional. Baca dan pelajari yang dilihat dan didengar secara rasional dan kritis. Pikirkan: "Mengapa cerita ini ditulis? Apakah untuk meyakinkan tentang sudut pandang tertentu? Apakah akan berujung ke permintaan pengiriman uang? Apakah meminta data pribadi seperti nomor PIN akun bank? Apakah saya menjadi terpengaruh dan terpicu untuk melakukan sesuatu? "
2. Memeriksa sumber informasi. Jika menemukan cerita dari sumber yang belum pernah didengar sebelumnya, kita harus melakukan pencarian dan penggalian informasi! Periksa alamat web halaman yang dibaca. Cermati apakah ada kesalahan ejaan nama perusahaan di alamat web tersebut, atau ekstensi dari web. Domain resmi lembaga di Indonesia biasanya berakhiran dengan go,id, sch,id, ac,id, co.id, dll. Lembaga komersial diakhiri dengan .com. Penggunaan CMS gratis perlu dicurigai sebagai penyebar informasi palsu. Penyebar informasi palsu terkadang membuat halaman web, surat kabar, atau gambar palsu yang terlihat resmi, tetapi sebenarnya palsu. Misalnya, jika kalian membaca postingan mencurigakan yang berasal dari WHO, maka kalian harus memeriksa situs WHO sendiri untuk memverifikasi apakah informasi itu benar ada. Beberapa situs pengecekan berita terpercaya adalah: turnbackhoax.id, cekfakta.com, cekfakta.tempo.co, www.kompas.com/cekfakta, www.liputan6.com/cek-fakta.
3. Melakukan cek dan ricek dari liputan lain. Jika isinya suatu berita, apakah ada media lain yang memberitakan informasi tersebut? Apa yang dikatakan sumber lain tentang itu? Pengecekan berita bisa dimulai dengan melihat liputan di media utama (mainstream) karena media profesional mainstream memiliki pedoman editorial yang ketat dan jaringan luas wartawan yang sangat terlatih Akan tetapi, ada juga kemungkinan bahwa media utama melakukan kesalahan atau memihak (tidak berimbang), maka baik jika mencari pembanding sumber yang lain juga.
4. Cek validitas gambar. Saat ini perangkat lunak pengeditan gambar dan foto sudah sangat canggih dan memudahkan penggunanya untuk membuat gambar palsu yang kelihatan seperti asli. Penelitian menunjukkan bahwa ternyata setengah dari kita terkecoh dengan gambar palsu. Namun, ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk palsu, seperti bayangan aneh, tepi tidak mulus, dll. Namun bisa juga terjadi, bahwa suatu gambar itu valid dan akurat tetapi digunakan dalam konteks yang salah. Misalnya, foto sampah yang menutupi pantai bisa jadi berasal dari pantai yang berbeda atau dari gambar 10 tahun yang lalu, bukan peristiwa yang terjadi baru-baru ini. Untuk mendeteksi validitas gambar bisa digunakan tools seperti Google Lens, BingImage, TinEye, dll.
5. Gunakan akal sehat. Berita bohong dirancang untuk memberikan kejutan atas harapan, ketakutan, dan emosi kita. Oleh karena itu kita bisa menggunakan akal sehat kita untuk mengetahui apakah informasinya bohong. Misalnya kita mendapat hadiah mobil tanpa kita pernah mengirimkan undian apapun, atau penyedia internet membagikan voucher gratis besar-besaran kepada semua penggunanya, dll.
Ekosistem periksa fakta mengacu pada jaringan organisasi dan individu yang bekerja untuk memeriksa kebenaran informasi yang tersebar di media dan platform online. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi informasi yang salah atau menyesatkan, serta untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.
Ekosistem ini terdiri dari berbagai lembaga dan individu, termasuk:
1. Organisasi Cek Fakta: Ini adalah entitas yang khusus didedikasikan untuk memeriksa kebenaran klaim yang tersebar di media dan platform online. Mereka menggunakan metodologi tertentu untuk melakukan verifikasi fakta dan menyediakan laporan yang jelas tentang kebenaran atau ketidakbenaran klaim tersebut. Organisasi tersebut diantaranya adalah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia(Mafindo), Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), dll.
2. Media dan Jurnalis: Banyak organisasi media dan jurnalis juga terlibat dalam upaya cek fakta. Mereka dapat memiliki tim khusus atau kolom tetap yang berfokus pada memeriksa kebenaran informasi yang beredar. Media tersebut diantaranya, Liputan6, Suara.com, Kompas.com, Tempo.co, dll.
3. Pemerintah dan Badan Regulasi: Di beberapa negara, pemerintah dan badan regulasi juga berperan dalam memeriksa kebenaran informasi dan menanggapi disinformasi yang bisa berdampak negatif pada masyarakat.
4. Masyarakat Sipil dan Aktivis: Individu dan kelompok masyarakat sipil juga berperan dalam memeriksa kebenaran informasi. Mereka dapat menggunakan platform online dan media sosial untuk menyoroti informasi yang salah dan menyebarkan informasi yang benar.
5. Platform Media Sosial dan Teknologi: Beberapa platform media sosial dan teknologi juga telah mengembangkan algoritma dan fitur untuk mengidentifikasi dan mengurangi penyebaran informasi yang salah. Mereka bekerja sama dengan organisasi cek fakta dan menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan untuk memerangi disinformasi.
Dengan kerja sama antara berbagai pihak dalam ekosistem cek fakta, diharapkan bahwa masyarakat dapat mengakses informasi yang akurat dan dapat dipercaya, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam partisipasi demokratis.
Pada hakekatnya, “membaca” adalah mempelajari bacaan secara bermakna untuk berbagai tujuan, misalnya memahami isi bacaan, mencari informasi, membandingkan dengan bacaan bermakna sama dari sumber lain, dan pada konteks mata pelajaran informatika membaca ditujukan untuk melakukan problem solving serta pengambilan keputusan yang tepat. Membaca bermakna bukan hanya menghafal saja, sebab pemahaman terhadap makna harus dilakukan sambil berpikir. Oleh sebab itu pemahaman tentang berpikir secara lateral maupun vertikal harus dilaksanakan dengan membaca secara lateral dan/atau vertikal.
Membaca secara lateral adalah membaca dengan menerapkan berpikir lateral (lateral thinking). Lateral Thinking dikenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1967 (ref https://en.wikipedia.org/wiki/Lateral_thinking). Menurut de Bono, Dalam buku “Berpikir Lateral”, berpikir lateral adalah cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk masalah terselesaikan melalui metode yang tidak umum (out of the box), atau sebuah cara yang biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis, atau yang disebut berpikir secara vertikal (vertical thinking) yang mengikuti alur pikir yang linier dan berurutan.
Pemikiran lateral adalah pemikiran yang sengaja menjauhkan diri dari persepsi standar kreativitas yang “biasa”, yaitu logika "vertikal", yang merupakan metode klasik pemecahan masalah. Pemikiran lateral bisa menerapkan ide/hal yang “out of the box” dan bercabang-cabang sesuai pohon penelusuran yang ditentukan oleh pembaca. Berpikir secara vertikal lebih “linier”. Biasanya digunakan untuk memecahkan masalah yang terdefinisi dengan baik yang memerlukan pendekatan sistematis dan logis. Berpikir vertikal juga melibatkan analisis informasi dan mengikuti jalur terstruktur untuk mencapai solusi (aspek BK). Berpikir vertikal bekerja paling baik dalam situasi yang memerlukan kejelasan dan ketelitian. Pemikir vertikal menggunakan keterampilan analitis mereka untuk memecah isu-isu kompleks menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola dan dapat mereka selesaikan mengikuti metode tertentu. Pemikir vertikal unggul dalam memecahkan masalah melalui pendekatan yang terstruktur dan efisien.
Berpikir secara lateral mendorong seseorang untuk memandang persoalan yang sama dari berbagai sudut pandang untuk meningkatkan kreativitas. Alih-alih mengikuti jalur linier, pemikir lateral beralih antar konsep untuk menemukan hubungan tersembunyi yang dapat diubah menjadi ide. Pendekatan ini sangat berguna ketika kita dihadapkan pada pertanyaan yang tidak memiliki jawaban jelas, atau misalnya sedang menginvestigasi kebenaran fakta, atau apakah suatu posting di media adalah berita bohong/hoax atau benar.
Pemikiran secara lateral digabung dengan pemikiran secara vertikal dapat bekerja secara harmonis untuk memecahkan masalah. Dengan menggabungkan berpikir secara lateral dengan secara vertikal (hanya fokus ke satu bacaan saja), dapat memperluas cara kita dalam menyelesaikan persoalan atau menghadapi tantangan, dan membantu kita menerapkan solusi “baru” yang kreatif, inovatif, efektif, efisien dan optimal.
Berpikir lateral mengambil pendekatan kreatif dan tidak langsung dalam memecahkan masalah, sedangkan berpikir vertikal lebih bersifat linier. Berpikir vertikal digunakan untuk memecahkan masalah yang terdefinisi dengan baik yang memerlukan pendekatan sistematis dan logis. Berpikir vertikal juga melibatkan analisis informasi dan mengikuti jalur terstruktur untuk mencapai solusi.
Kita tidak perlu memilih salah satu dari pendekatan pemikiran secara lateral atau vertikal. Menggabungkan keduanya justru merupakan cara yang ampuh dalam penyelesaian persoalan.
Kita perlu mengenali kekuatan masing-masing pendekatan berpikir tersebut dan menerapkannya melalui membaca secara lateral dan membaca secara vertikal, sesuai kebutuhan. Meskipun Anda mungkin lebih menyukai satu metode dibandingkan metode lainnya, pemikiran lateral dan vertikal tidak berdiri sendiri-sendiri. Kita dapat dan seharusnya menggunakan kombinasi keduanya untuk mendapatkan hasil terbaik, terutama di era IR4.0 dan Society 5.0 di mana sebagian bahan bacaan diperoleh dari laman Web yang sifatnya mengandung “link” ke halaman lain. Menggunakan pemikiran lateral dan vertikal secara bersamaan dalam membaca membantu kita menyesuaikan strategi pada penyelesaian persoalan. Berpikir lateral mendorong kreativitas dan inovasi, sedangkan berpikir vertikal memberikan struktur dan presisi yang memerlukan kejelasan tambahan.
Untuk permasalahan/persoalan yang kompleks, mulailah dengan berpikir lateral untuk menghasilkan ide dan kemungkinan solusi yang baru. Selanjutnya, beralih ke pemikiran vertikal untuk menyempurnakan solusi Anda dan mengambil langkah selanjutnya. Kombinasi keduanya akan membantu kita dalam mengatasi berbagai tantangan secara efektif dan mengatasi masalah dengan kreativitas dan presisi.
Berikut ini adalah contoh pentingnya anda menguasai kemampuan “membaca” seiring berpikir lateral dan vertikal. Cuplikan screenshot sbb diambil dari menit ke 18.33 video https://www.youtube.com/watch?v=WFmydwAmJr4 Sosialisasi OSN Tahun 2024 Bidang Informatika, khususnya penjelasan menjawab soal melalui sistem Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang tentunya perlu dikuasai oleh setiap siswa karena sistem ANBK tidak hanya dipakai pada Olimpiade, tetapi juga dipakai pada asesmen dan ujian sekolah.
Kalau diperhatikan, dari layar sebuah soal, ada berbagai tombol yang dapat dipilih oleh peserta ujian. Kita tidak dapat hanya membaca secara vertikal sebab penataan dalam bidang 2 dimensi, dan setiap tombol dapat diklik oleh siswa. Sambil membaca soal untuk memahami apa yang harus diselesaikan, peserta dapat berpindah soal (walau belum selesai), menampilkan semua soal, menavigasi sola sebelum/sesudahnya,... dsb. Jika siswa tidak terbiasa membaca secara lateral sekaligus vertikal (saat memahami sebuah soal), maka siswa tidak fokus mengerjakan ujian, namun hanya kebingungan melakukan navigasi (penelusuran) tombol-tombol dan berbalik ke laman soal yang sedang dikerjakan, yang berakibat membuang dan kehabisan waktu yang berakibat tidak lulus.
Pola Tampilan layar berbasis GUI (Graphical User Interface) dengan pilihan banyak alternatif seperti saat menjawab soal tersebut (bahkan bukan hanya tombol, tetapi link, tombol berbagai konvensi, akan muncul, membutuhkan pemikiran sistematis penggunanya utk memilih yang penting baginya, dan membangun suatu struktur informasi dan alur informasi yang bermakna untuk suatu tujuan, Pengguna harus mampu memilah, memilih, memperkirakan mana yang relevan dengan tujuannya membaca laman tersebut.
Sumber bacaan dapat berasal dari sejumlah jenis teks. Setiap jenis teks mengikuti bentuk dan aturan konvensional yang membantu interpretasi pembaca terhadap teks. Teks juga dapat memiliki banyak bentuk dan kombinasi bentuk. Ini termasuk bentuk tertulis tradisional, seperti buku, majalah, dokumen, dan surat kabar, serta bentuk digital yang mencakup berbagai cara berkomunikasi melalui internet dan situs web di yang memuat teks mengandung dengan berbagai format multimedia.
Ada bedanya bacaan dalam media buku dengan bacaan dari sajian bacaan dalam laman Web?
Pada dasarnya, membaca bermakna informasi di internet memerlukan keterampilan pemahaman bacaan dan strategi yang diperlukan untuk membaca teks cetak tradisional, namun dalam lingkungan berbeda yang berisi lebih banyak informasi yang tidak terstruktur urutannya seperti sebuah buku konvensional. Buku dalam format digital memungkinkan penyajian tidak linier sehingga kaitan antara satu konsep ke konsep dalam buku digital tersebut dapat dibuat secara eksplisit melalui “link”. Karena kompleksitas materi internet, membaca online membutuhkan kemampuan menggunakan keterampilan dan strategi pemahaman membaca dalam konteks yang sangat berbeda dari yang ditemui dalam membaca bahan cetak tradisional.
Membaca melalui internet kini semakin menjadi kemampuan penting di era kini, karena internet adalah salah satu cara utama siswa memperoleh informasi. Literasi digital diperlukan untuk membaca secara vertikal maupun lateral di internet, dimana pembaca dapat memperoleh berbagai sumber bacaan. Karena banyaknya data mengalir memenuhi internet (dunia maya), diperlukan cara membaca yang memungkinkan kita untuk menemukan dan memahami informasi yang menjadi tujuan secara efisien.
Sebagian besar situs web dan aplikasi online membentuk jaringan teks non linear yang kompleks yang terpublikasi, di siap diakses oleh siapapun (untuk banyak situs), atau oleh sekelompok pengguna. Mencari dan mempelajari informasi dari internet melibatkan pemahaman informasi yang membutuhkan membaca secara lateral maupun vertikal terhadap ribuan situs yang disodorkan mesin pencari. Meskipun teks cetak tradisional biasanya dibaca secara linier, membaca online terdiri dari pencarian melalui jaringan beberapa teks di mana pembaca bertanggung jawab untuk menciptakan jalur mereka sendiri. Pembaca pertama-tama harus mengakses situs web yang sesuai, dan kemudian menggunakan strategi navigasi (misalnya, beberapa menu navigasi dan sub-navigasi, tab, dan tautan) untuk berpindah secara efisien dalam dan melintasi satu halaman web atau situs ke halaman berikutnya.
Membaca/melakukan publikasi teks online atau cetak, dan mendiskusikan hasil bacaan dalam kelompok memungkinkan kita untuk membangun makna teks dalam berbagai konteks. Interaksi sosial tentang membaca di satu atau lebih komunitas pembaca dapat berperan penting dalam membantu anak muda siswa memperoleh pemahaman dan apresiasi terhadap teks dan sumber informasi lainnya. Pembentukan kelompok baca secara informal di luar kelas akan memperluas perspektif kita dan melihat membaca sebagai pengalaman bersama dengan teman sekelas dan guru mereka .Hal ini dapat diperluas ke komunitas di luar sekolah misalnya dengan keluarga atau jaringan teman dalam media sosial. Langkah Membaca secara lateral adalah mengevaluasi sebuah sumber bacaan dengan membacanya dan juga memeriksa sumber lain dari situs-situs terpercaya:
a. Buka halaman baru untuk melakukan browsing ke website di luar website yang yang dibaca
b. Sort berdasarkan nama website (gunakan fact-checking-sites), misalnya Polifact or SNape.
c. Kembali ke website yang sedang dibaca, cari informasi tentang yang mempublikasikan dan penulisnya. Bagaimana sumber yang sedang anda baca dari sudut pandang pihak lain. Mengkombinasikan informasi dari beberapa website akan memberi ide tentang : bagaimana website yang anda baca dipandang orang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa informasinya terpercaya
Intinya adalah : periksa informasi yang sama ke website lain, dan jangan hanya percaya kepada informasi yang ditulis tentang dirinya, misalnya : about us, is
Penutup
Membaca Secara Lateral (lateral reading) pada hakekatnya adalah membaca bermakna untuk menjawab pertanyaan kritis sebagai berikut:
1. Kredibilitas penulis : Siapa “dalang” di balik informasi yang disajikan yang sedang kita baca ?
2. Cek Fakta: Apakah ada bukti tentang informasi tersebut?
3. Pembaca terbuka untuk mencari informasi lain yang terkait: Apa kata sumber lain?
Kecakapan bermedia digital dalam Literasi Digital berhubungan dengan keberadaan komputer yang saat ini dapat membantu pekerjaan manusia di banyak hal. Komputer bahkan di tahun 2050 diramalkan mampu menggantikan kemampuan otak untuk mengolah informasi seluruh umat manusia, (ISTE 2020).
Komputer (computer) ialah kata dari bahasa Inggris to compute yang artinya menghitung. Kini, komputer memiliki makna sebuah peranti elektronik yang dapat menerima Data masukan (input)/perintah, memproses (process) data masukan tersebut, memproduksi keluaran (output), dan menyimpan data dalam penyimpanan sekunder (secondary storage). Komputer berkembang menjadi sistem komputer yang merupakan kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mampu melakukan pekerjaan tertentu. Perangkat keras (hardware) ialah komponen fisik dari komputer dan perangkat lunak (software) ialah program yang berjalan di perangkat keras tersebut. Sebuah sistem komputer secara sederhana dapat digambarkan pada gambar sebagai berikut:
Peranti masukan mengirimkan data ke dalam komputer dari alat seperti keyboard, scanner, kamera digital, dan lainnya. Peranti pemroses bersama dengan primary memory pada komputer mengolah data tersebut dan mengirimkan hasil pengolahan ke peranti keluaran seperti layar komputer, printer, speaker, dan lainnya atau menyimpannya ke penyimpan sekunder. Saat ini, ponsel pintar (smartphone) telah menjadi sistem komputer dalam ukuran yang lebih kecil.
Komputer bekerja berdasarkan digit biner 0 dan 1. Data akan disimpan dalam kodifikasi bentuk biner. Pada Literasi Digital Fase D, siswa telah mendapatkan materi tentang perangkat keras, perangkat lunak yang membangun sistem komputer, serta representasi biner, oktal dan heksadesimal. Sistem komputer sering digambarkan sebagai “lapisan bawang” yang merepresentasi abstraksi perangkat keras, perangkat lunak sistem, perangkat lunak pengembangan, perangkat lunak aplikasi dan pengguna.
Interaksi pengguna (manusia) dengan sistem dilakukan melalui antarmuka pengguna yang dikelola oleh sistem operasi, dapat dalam tampilan grafis (misalnya Windows) atau tekstual (misalnya DOS/Command Linux).
Guru diharapkan dapat membaca Materi Sistem Komputer pada buku informatika SMP Kelas 7,8 dan 9 yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, serta dapat diunduh di situs https://buku.kemdikbud.go.id/katalog.
Simbol dan karakter pada komputer juga direpresentasikan dalam kode biner, seperti ASCII dan Unicode. ASCII adalah singkatan dari American Standard Code for Information Interchange, yang merupakan adalah standar pengkodean karakter untuk komunikasi elektronik. Kode ASCII mewakili teks di komputer, peralatan telekomunikasi, dan perangkat lainnya. Karena keterbatasan teknis sistem komputer pada saat ditemukan, ASCII hanya memiliki 128 titik kode, dimana hanya 95 yang merupakan karakter yang dapat dicetak, sehingga sangat membatasi cakupannya. Sistem komputer modern telah berevolusi untuk menggunakan Unicode, yang memiliki jutaan titik kode, tetapi 128 titik kode pertama sama dengan kumpulan ASCII. Tabel Kode ASCII dapat dilihat antara lain di situs https://theasciicode.com.ar/.
Warna juga dikode dalam kode warna yang disebut RGB https://www.rapidtables.com/web/color/RGB_Color.html sehingga warna dapat diprogram seperti contoh pada laman berikut: https://www.w3schools.com/colors/colors_rgb.asp
Untuk komunikasi data, data dapat dienkripsi supaya tidak mudah disadap.
Untuk mempermudah komunikasi, sistem komputer terintegrasi dalam konsep TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Cakupan Literasi Digital tidak hanya TIK, tetapi bagaimana secara arif dan bijak memanfaatkan TIK untuk bergabung dalam masyarakat digital. Pada materi Literasi DIgital SMP, disajikan konsep TIK dengan aplikasi tools atau alat bantu yang memudahkan pengguna memanfaatkan sistem komputer. Alat bantu yang paling banyak dipakai saat ini dalam proses pembelajaran adalah peramban, mesin pencari dan aplikasi surat elektronik serta paket aplikasi perkantoran, yang terdiri dari aplikasi pengolah dokumen, pengolah lembar kerja dan bahan presentasi. Pemanfaatan dan Praktek baik penggunaan aplikasi perkantoran dipelajari pada bagian elemen TIK buku informatika. Pada tingkatan Fase E, anda diminta untuk memanfaatkan fitur lanjut aplikasi terutama fitur otomasi, dan integrasi objek antar aplikasi.
Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak membantu kehidupan manusia untuk menambah produktivitasnya. Saat ini banyak tersedia aplikasi perkantoran untuk produktivitas seperti Google Workspace, Microsoft Office 365, WPS Office, dll. Microsoft Office yang sampai saat ini mendominasi pasar dengan MS Word, MS Excel dan MS Power Point. Aplikasi perkantoran biasanya memiliki paket perangkat lunak pengolah kata, pengolah lembar kerja (spreadsheet), dan program presentasi. Komponen lain dari aplikasi perkantoran meliputi: perangkat lunak database, paket grafik, penerbitan (publisher), pembuatan diagram, Surel untuk klien, perangkat lunak komunikasi, dan perangkat lunak manajemen proyek.
Aplikasi perkantoran adalah kumpulan aplikasi yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan perkantoran, contoh aplikasi tersebut adalah Google Workspace atau Microsoft Office.
Secara umum aplikasi perkantoran terdiri atas beberapa jenis aplikasi menurut kegunaan dan fungsinya. Tiga di antaranya yang paling banyak digunakan adalah:
1. Aplikasi pengolah kata (word processor). Aplikasi ini fitur utamanya digunakan untuk membuat dan mengolah dokumen, misalnya membuat surat, menyusun laporan, dan lain-lain. Contoh aplikasi pengolah kata adalah Microsoft Word, Open Office Word, Google Docs, dan lain lain
2. Aplikasi pengolah lembar kerja (spreadsheet). Aplikasi ini fitur utamanya digunakan untuk mengelola data yang disajikan dalam bentuk lembar kerja, yaitu tabel dua dimensi yang terdiri dari kolom dan baris. Fitur-fitur yang tersedia dapat mempermudah perhitungan data dan mengolah data secara statistik, dan dapat menampilkannya dalam bentuk diagram. Contoh aplikasi spreadsheet adalah Microsoft Excel, OpenOffice Spreadsheet, Google Sheet, dan lain lain.
3. Aplikasi pembuat bahan presentasi yang disebut dengan slide. Aplikasi ini fitur utamanya digunakan untuk memudahkan kita untuk membuat slide presentasi dengan mudah dan cepat serta menghasilkan slide yang menarik. Slide presentasi adalah objek yang terdiri dari butir-butir penjelasan, dapat disertai gambar atau ilustrasi lainnya. Contoh perangkat lunak pembuat presentasi adalah Microsoft Office PowerPoint, OpenOffice Presentation, Google Slide, dan lain-lain.
Mengintegrasikan artinya menyatukan beberapa objek, data atau komponen untuk membentuk sesuatu yang utuh dan bermakna, walaupun komponennya tadinya terpencar atau tidak ada hubungannya. Misalnya kita harus membuat sebuah laporan berdasarkan pengamatan yang datanya dibuat dan divisualisasi dengan aplikasi lembar kerja, dan sebelum laporan lengkap, kita membuat proposal dalam bentuk slides. Saat kita membuat laporan, untuk menghindari mengerjakan hal yang sama (mengetik ulang), kita perlu “membawa” potongan hasil kerja dengan MS Excel, MS Word dan MS PowerPoint ke dalam MS Word karena laporan akhir dibuat dengan MS Word. Saat kita membuat presentasi kita juga bisa “membawa” potongan hasil kerja dengan pengolah kata atau pengolah lembar kerja ke dalam slide.
Setiap jenis aplikasi perkantoran memiliki fungsi yang berbeda, sehingga pengguna biasanya hanya menggunakan satu aplikasi sekali waktu, misalnya menggunakan aplikasi pengolah kata untuk menyusun dokumen. Akan tetapi, ada kalanya pengguna memerlukan lebih dari satu aplikasi untuk suatu keperluan. Sebagai contoh, saat diperlukan laporan yang memuat diagram, maka selain aplikasi pengolah kata, diperlukan juga aplikasi pengolah lembar kerja yang dapat membuat diagram dengan lebih presisi. Oleh karena itu, diperlukan integrasi konten antar aplikasi perkantoran.
Integrasi memungkinkan untuk mengaitkan data maupun fitur antar aplikasi sehingga data atau fitur pada satu aplikasi dapat digunakan di aplikasi yang lain. Integrasi konten aplikasi perkantoran bertujuan untuk menggabungkan konten aplikasi lain dalam satu aplikasi. Sebagai contoh, pada Microsoft Office, data dari Microsoft Excel dapat ditautkan dengan dokumen pada Microsoft Word dalam pembuatan surat, atau data di Microsoft Excel ditautkan dengan presentasi pada MS PowerPoint dalam menampilkan grafik dan tabel. Kedua contoh tersebut merupakan contoh implementasi dari integrasi konten antar aplikasi di Microsoft Office. Microsoft Excel digunakan sebagai sumber data atau objek untuk disajikan dalam dokumen atau presentasi.
Terdapat beberapa cara untuk mengintegrasikan data, teks, gambar antar aplikasi perkantoran, yaitu menggunakan:
a. Teknik “Salin-Tempel”(Copy Paste) atau “Gunting-Tempel” (Cut Paste),
b. Fitur/menu yang tersedia di aplikasi,
c. Teknik Object Linking and Embedding.
Perintah Cut (Potong), Copy (Salin), dan Paste (Tempel) pada aplikasi komputer saat ini, diinspirasi dari praktik tradisional dalam pengeditan naskah yang diketik pada sebuah kertas, di mana orang akan memotong (Cut) paragraf dari halaman dengan gunting dan menempelkannya ke halaman lain (Paste). Praktik ini tetap berlangsung hingga 1980-an. Pada saat itu, toko alat tulis bahkan menjual "gunting pengeditan" dengan bilah cukup panjang yang mampu memotong halaman selebar 22 cm.
Saat ini perintah Cut, Copy, and Paste sangat populer digunakan. Banyak aplikasi menyediakan cara unik untuk metode ini seperti: kombinasi tombol, menu tarik-turun (pull-down menu), menu pop-up, dll.
Mekanisme tradisional Cut, Copy, and Paste menggunakan gunting, sedangkan pada aplikasi komputer, perintah Cut memindahkan teks / grafik atau objek lain ke dalam clipboard atau buffer berupa tempat penyimpan sementara. Perintah Paste akan memindahkan objek dari clipboard tersebut menuju ke dokumen tujuan.
Perintah Copy akan menyalin teks / grafik atau objek lain yang disorot ke dalam clipboard dan akan memindahkan objek dari clipboard tersebut menuju ke dokumen tujuan.
Perintah “Salin dan Tempel” dapat digunakan dengan menekan tombol Ctrl dan tombol c secara bersamaan (Ctrl+c) untuk menyalin (⌘ + c untuk pengguna Macintosh) dan menekan tombol Ctrl dan tombol v secara bersamaan (Ctrl+v) untuk menempel (⌘ + v untuk pengguna Macintosh).
Perintah “Potong dan Tempel” memiliki urutan cara yang sama, namun perintah untuk Potong yaitu menggunakan Ctrl-x (⌘ + x untuk pengguna Macintosh).
Contoh penggunaannya adalah: Copy-Paste pada tabel dari aplikasi lembar kerja ke pengolah kata, atau melakukan penyalinan dari MS Word dan di tempel ke MS Excel atau MS PowerPoint. Artinya, kita dapat membuka dua atau 3 aplikasi sekaligus, dan membawa potongan teks, tabel, gambar dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Gambar 3.7 menunjukkan ilustrasi sebuah gambar yang disalin, tersimpan ke clipboard, dan ditempelkan ke aplikasi lain, menggunakan tombol perintah Ctrl+c dan Ctrl+v. Karena praktis, kita sering melakukan Copy-Paste. Copy-Paste perlu dilakukan dengan cermat jika hasilnya masih harus diedit/diubah. Seringkali terjadi Copy-Paste yang menghasilkan teks yang salah karena penulis lupa mengedit.
Fitur integrasi konten pada aplikasi
Integrasi konten pada bagian ini dilakukan dengan menggunakan fitur integrasi yang tersedia di aplikasi. Kita dapat menggunakan menu pada salah satu aplikasi yang secara otomatis membuka aplikasi lainnya. Misalnya, pada Microsoft Word, ketika dipilih menu Insert, kemudian menu Chart, maka Microsoft Excel secara otomatis akan terbuka. Tentu, kalian juga bisa membawa diagram ke MS PowerPoint dan melakukan hal yang sama.
Object Linking & Embedding
Object Linking & Embedding (OLE) adalah teknik yang dikembangkan oleh Microsoft untuk menyisipkan konten dari satu aplikasi ke aplikasi yang lain untuk keperluan integrasi. OLE memungkinkan pengguna untuk menempatkan objek dari satu program ke dalam dokumen atau aplikasi yang dibuat dengan program lain. OLE adalah teknologi yang dapat membantu dalam pembuatan dokumen yang lebih kaya dan kolaboratif. Mekanisme kerja OLE dapat dibagi menjadi dua bagian utama: penautan (linking) dan penyematan (embedding).
1. Penautan (Linking)
Penautan sebuah objek pada dasarnya membuat rujukan ke objek tersebut di dalam dokumen. Objek itu sendiri tetap disimpan di file aslinya. Ketika Anda memperbarui objek di file aslinya, perubahan tersebut akan secara otomatis tercermin dalam dokumen. Sebagai contoh jika menautkan spreadsheet Excel ke dalam dokumen Word. Ketika Anda memperbarui data di spreadsheet Excel, perubahan tersebut akan secara otomatis muncul di dokumen Word.
2. Penyematan (Embedding)
Penyematan sebuah objek, akan menyalin objek tersebut ke dalam dokumen. Objek yang disematkan menjadi bagian dari dokumen dan tidak lagi terhubung dengan file aslinya. Perubahan yang Anda lakukan pada objek yang disematkan tidak akan memengaruhi file aslinya. Sebagai contoh jika menyematkan gambar JPEG ke dalam dokumen Word, ketika gambar diedit gambar di dokumen Word, perubahan tersebut tidak akan memengaruhi file JPEG asli.
OLE memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah:
1. Memudahkan kolaborasi: Berbagi dokumen yang berisi objek dari berbagai aplikasi dengan orang lain.
2. Menghemat waktu: Tidak perlu menyalin dan menempelkan objek secara manual antar aplikasi.
3. Membuat dokumen yang lebih kaya: Menambahkan berbagai jenis data ke dalam dokumen, seperti gambar, video, dan spreadsheet.
Namun OLE memiliki beberapa batasan, yaitu:
1. Kompatibilitas: Tidak semua aplikasi mendukung OLE.
2. Ukuran file: Dokumen yang berisi objek OLE bisa menjadi besar.
3. Ketergantungan: Jika menautkan objek ke file yang tidak ada, objek tersebut tidak akan ditampilkan di dokumen.