Memahami Keamanan dalam dunia digital
Memahami tentang kemanan informasi
Memahami pentingnya penyaringan konten negatif
Memahami 2Fa
memahami privasi dan keamana akun digital
Keamanan digital dapat diartikan sebagai proses untuk meyakinkan penggunaan layanan digital dengan aman. Keamanan digital termasuk didalamnya keamanan data pribadi yang bersifat rahasia dan keamanan piranti yang kita gunakan.
Penggunaan internet dan komputer/ponsel pintar yang semakin meluas telah banyak menggantikan beberapa kegiatan fisik manusia menjadi kegiatan daring, seperti berkomunikasi, berdagang, bertransaksi perbankan, bersekolah, dll. Ketika banyak pekerjaan dilakukan secara daring, membuat data dan informasi pribadi dan sensitif mudah tersebar di jaringan internet kita. Data tersebut diantaranya adalah data pribadi yang disimpan di ponsel seperti biodata, nomor kontak teman kita, data yang disimpan di penyimpanan awan oleh aplikasi yang kita gunakan seperti media sosial, e-commerce, dll, di instansi pemerintah, maupun di institusi bisnis (bank, asuransi, dll). Keamanan Digitalnya selanjut dikaitkan dengan keamanan data dan informasi.
Apa itu keamanan informasi? Keamanan Informasi terdiri dari dua kata yaitu Keamanan dan Informasi. Keamanan secara fisik dapat dianalogikan dengan perlindungan sebuah gedung, seseorang, organisasi atau negara dari ancaman kejahatan. Keamanan dapat dilakukan melalui objek fisik seperti pagar, dinding dan kunci, namun juga bisa dilakukan oleh orang, proses, pengawasan, otorisasi seperti yang ditemukan di area tertentu seperti: objek penting negara, bandara, dll.
Informasi adalah hasil pengolahan data, sedangkan data sendri berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu datum yang artinya adalah fakta, keterangan yang benar dan nyata yang dapat diobservasi dan dikumpulkan dari sumber data. Data dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Dalam bidang Informatika, data disimpan dalam bentuk yang dapat diproses oleh komputer, seperti representasi digital dari teks, angka, gambar, grafis, suara (audio) atau video. Data dapat bersifat kualitatif yang berarti menggambarkan sesuatu atau kuantitatif yang berupa numerik (angka). Data dapat direkam atau dimasukkan, disimpan, dan ditampilkan.
Informasi adalah makna yang disampaikan oleh serangkaian representasi yang merupakan hasil pemrosesan data. Informasi karena telah memiliki makna. Misalnya data angka: 160, 181 ketika tidak memiliki satuan ukuran, data tersebut belum memiliki makna. Sedangkan kalau memiliki satuan misalnya cm, maka data tersebut menjadi informasi tinggi badan, jarak antara dua barang di rak, dll. Data dan informasi sering dipertukarkan artinya, namun sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Informasi memiliki sifat yang akurat, kontekstual, relevan, bertujuan, spesifik dan dapat dikelola.
Istilah keamanan sering muncul dalam konteks Informatika yang merujuk pada keamanan yang berkaitan dengan penggunaan peranti digital, seperti ponsel pintar, PC, atau gawai lainnya yang juga merupakan sumber data. Peranti-peranti tersebut biasanya terhubung dengan internet.
Keamanan informasi ini berkaitan dengan artefak komputasional yang kita gunakan. Saat ini jika kita menggunakan aplikasi chatting di ponsel pintar, maka kita menggunakan aplikasi yang mungkin memiliki celah keamanan. Jika kita menggunakan sistem operasi pada ponsel pintar, informasi kita juga rawan untuk dicuri. Keamanan informasi terkait dengan pengembangan artefak komputasional yang aman, dari proses pengembangannya yang dimulai dari analisis kebutuhan, perancangan, pengkodean, pengujian, pengoperasian, dan perbaikannya jika ada kesalahan (bug). Bug ini dapat menjadi celah keamanan informasi.
Pada beberapa tahun terakhir, muncul istilah cybersecurity (keamanan informasi di internet). Cybersecurity mencakup beberapa bidang ilmu yang berhubungan dengan aspek manusia, hukum, kebijakan, etika, dan bahkan hubungan antar negara. Keamanan data dan informasi lebih luas daripada keamanan dunia maya. Namun pada materi ini keamanan data dan informasi akan banyak dijelaskan dalam bingkai keamanan dunia maya.
Konten negatif di internet adalah jenis konten yang dapat merusak, merugikan, atau memiliki dampak negatif pada pembacanya. Konten ini seringkali tidak sejalan dengan norma-norma sosial atau etika, dan dapat mencakup berbagai bentuk yang merugikan.
Berikut adalah beberapa contoh jenis konten negatif di internet:
1. Kekerasan Fisik dan Non Fisik: Video atau gambar yang menampilkan tindakan kekerasan, pelecehan fisik, atau perlakuan kasar terhadap individu atau makhluk lain.
2. Pelecehan, Pencemaran Nama Baik, dan Pelecehan Seksual: Konten yang mengejek, mencemarkan nama baik, atau melecehkan individu, seringkali dalam bentuk pelecehan seksual.
3. Kebencian dan Diskriminasi: Materi yang mengandung pesan kebencian, diskriminasi rasial, etnis, agama, gender, orientasi seksual, atau kelompok sosial tertentu.
4. Konten Pornografi: Materi yang memuat konten pornografi yang tidak sesuai dengan norma sosial.
5. Konspirasi dan Disinformasi: Informasi palsu atau teori konspirasi yang dapat meresahkan atau membingungkan pembaca.
6. Bullying dan Tindakan Intimidasi: Tindakan penganiayaan verbal atau cyberbullying yang dapat merugikan mental dan emosional korban.
7. Konten yang Memprovokasi Kekerasan: Materi yang memotivasi atau memprovokasi tindakan kekerasan atau kejahatan.
8. Penghinaan dan Kritik yang Tidak Sehat: Kritik yang kasar, penghinaan, atau retorika yang merugikan individu atau kelompok tertentu.
9. Gangguan Privasi: Pelanggaran privasi pribadi, seperti penyebaran informasi pribadi tanpa izin.
Penting untuk menjaga kewaspadaan saat mengakses internet dan membantu mengidentifikasi dan melaporkan konten negatif ketika ditemui. Banyak platform online memiliki pedoman komunitas dan mekanisme pelaporan untuk melindungi pengguna dari konten negatif dan melindungi integritas lingkungan online.
Negara saat ini telah berusaha keras untuk mencegah beredarnya konten negatif di internet. Pelaksanaan pencegahan penyebaran konten negatif telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Pemerintah juga berkewajiban untuk untuk memfasilitasi pemanfaatan teknologi Informasi dengan baik, serta dalam kondisi tertentu apabila diperlukan akan melakukan pemutusan akses terkait dengan Pasal 40 ayat 2a pada UU No 19 Tahun 2016 tentang Revisi UU ITE.
Konten negatif yang beredar di internet sangatlah merugikan bagi generasi muda. Untuk menyaring konten negatif di internet dapat digunakan beberapa cara, diantaranya adalah:
1. Gunakan Perangkat Lunak Penyaring: Sejumlah perangkat lunak penyaring konten dapat membantu untuk memblokir atau menyaring konten yang tidak diinginkan. Selain itu juga dapat menggunakan perangkat keras (misalnya, router dengan fitur penyaringan) atau perangkat lunak penyaring seperti perangkat pelindung keluarga seperti Norton Family, Kaspersky Safe Kids, atau Qustodio, menawarkan fitur pelindung keluarga yang dapat membantu membatasi akses ke konten yang tidak diinginkan.
2. Aktifkan Kontrol Orang Tua: Banyak sistem operasi dan perangkat memiliki kontrol orang tua yang memungkinkan pengaturan batasan akses internet, memblokir situs web tertentu, dan mengontrol jenis konten yang dapat diakses oleh anak-anak atau anggota keluarga lainnya.
3. Perbarui Perangkat dan Aplikasi: Pastikan perangkat dan perangkat lunak keamanan selalu diperbarui. Pembaruan perangkat lunak keamanan akan membantu melindungi perangkat dari ancaman terbaru.
4. Pendidikan dan Kesadaran: Edukasi tentang bahaya konten negatif di internet adalah kunci. Kenali dan hindari konten yang merugikan. Diskusikan perilaku online yang aman dan etis.
5. Gunakan Mesin Pencari Aman: Beberapa mesin pencari, seperti "Kiddle" untuk anak-anak, telah dirancang khusus untuk menyaring hasil pencarian yang aman.
6. Laporkan Konten Negatif: Jika menemukan konten negatif di internet, lakukan pelaporan kepada platform atau penyedia layanan terkait. Banyak platform memiliki mekanisme pelaporan yang memungkinkan pengguna untuk memberikan masukan terkait konten yang melanggar pedoman komunitas.
Solusi sempurna untuk menyaring semua konten negatif di internet adalah tidak mungkin, namun dengan kombinasi langkah-langkah di atas, risiko terpapar konten yang tidak diinginkan atau merugikan dapat dikurangi. Selain itu, komunikasi terbuka dan pendidikan tentang penggunaan internet yang aman sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan anggota keluarga dari konten negatif.
b) Manajer Kata Sandi
Kata sandi merupakan string yang terdiri sekumpulan karakter tertentu yang biasa digunakan untuk membantu melakukan proses autentikasi untuk memastikan atau memeriksa kebenaran identitas tertentu sehingga memastikan hanya pihak-pihak yang sah yang dapat mengakses sebuah sistem, layanan maupun akun. Kata sandi biasanya sering digunakan sebagai bentuk pengamanan untuk melindungi informasi pribadi atau data sensitif dari akses yang tidak sah atau tidak diinginkan.
Kata sandi digunakan untuk akses beberapa sistem yang diantaranya adalah:
1. Akses sistem komputer. Sistem komputer adalah seperangkat komputer yang didalamnya ada hardware dan softwarenya yang digunakan untuk melakukan proses komputasi. Selain melakukan proses komputasi, sistem komputer juga sering digunakan untuk mengolah dan menyimpan data sensitif. Pengamanan akses pada sistem komputer adalah wajib, untuk mencegah pihak-pihak yang tidak memiliki wewenang untuk mengakses sistem komputer, salah satunya adalah dengan menggunakan sandi. Contoh penggunaan sandi pada sistem komputer adalah penggunaan sandi pada saat akses masuk komputer.
2. Situs web atau aplikasi. Kata sandi juga menjadi salah satu alat keamanan yang penting untuk mengamankan akun pengguna di berbagai situs web, platform media sosial, layanan email, aplikasi perbankan, dan lain sebagainya dari akses atau penyalahgunaan akun yang mungkin terjadi.
Kata sandi merupakan hal yang penting untuk keamanan digital sehingga harus dikelola dengan baik. Pengelolaan ini biasa dilakukan dengan perangkat lunak pengelola yang disebut "password manager". Pengelola kata sandi merupakan alat yang membantu pengguna menyimpan dan mengelola kata sandi dengan aman. Dengan menggunakan manajer kata sandi, pengguna dapat meningkatkan keamanan kata sandi mereka, mengelola akses dengan lebih efisien, dan menjaga keamanan akun online mereka. Perangkat lunak password manager di antaranya ialah Google Password Manager, LastPass, 1Password, atau Bitwarden.
Perangkat lunak ini memiliki fitur yang membantu penggunanya untuk melakukan beberapa hal berikut. , yaitu:
1. Buat akun atau masuk dengan akun yang sudah ada, dan mengatur preferensi keamanan, seperti pengaturan autentikasi dua faktor (2FA) jika didukung.
2. Menyimpan Kata Sandi, dan sistem akan menawarkan untuk menyimpannya secara otomatis.
3. Autofill Kata Sandi: ketika pengguna mengunjungi situs web atau aplikasi yang membutuhkan login, manajer kata sandi akan menawarkan untuk mengisi otomatis kolom nama pengguna dan kata sandi.
4. Mengelola Kata Sandi yang ada, dengan:
a. Akses papan kontrol manajer kata sandi untuk melihat dan mengelola semua kata sandi yang tersimpan.
b. Mengganti atau perbarui kata sandi yang sudah ada.
5. Menghasilkan Kata Sandi Kuat: Gunakan fitur penghasil kata sandi kuat yang biasanya disertakan dengan manajer kata sandi untuk membuat kata sandi yang sulit ditebak.
6. Berbagi Kata Sandi Aman: Jika diperlukan, manajer kata sandi memungkinkan berbagi akses ke akun atau layanan tertentu dengan orang lain tanpa harus memberikan kata sandi secara langsung.
7. Pemeriksaan Keamanan: Manajer kata sandi umumnya menyertakan alat pemeriksaan keamanan untuk menilai kekuatan kata sandi yang digunakan dan memberikan saran perbaikan jika diperlukan.
8. Sinkronisasi Antarperangkat: Jika menggunakan manajer kata sandi di beberapa perangkat, pastikan untuk mengaktifkan sinkronisasi sehingga perubahan yang dibuat di satu perangkat akan tercermin di perangkat lainnya.
Jika menggunakan manager kata sandi sebaiknya lakukan pembaruan secara reguler pada aplikasi manajer kata sandi untuk mendapatkan fitur terbaru dan keamanan tambahan.
adalah salah satu mekanisme keamanan digital adalah autentikasi. Autentikasi dilakukan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa suatu objek adalah autentik atau asli. Autentikasi dapat diterapkan pada beberapa objek, seperti situs web, user, email, dokumen, dll.
Situs web sebagai salah satu sumber daya yang banyak digunakan di internet. Situs web dapat di autentikasi bahwa situs tersebut adalah autentik. Browser web, search engine, dan perangkat lunak tambahan (add-on) telah dapat membantu memfilter situs web yang dianggap otentik dan aman. Perangkat lunak tambahan juga memiliki fasilitas yang mampu untuk menampilkan peringatan bagi situs yang diketahui mengumpulkan dan menyalahgunakan informasi pribadi. Meskipun bermanfaat bagi pengguna, namun bentuk pemfilteran harus dilakukan dengan hati hati. Filter yang terlalu ketat akan membuat situs web yang sebenarnya aman akan masuk kategori yang terfilter, seperti juga mekanisme filter spam pada email.
Institusi bank dan bisnis keuangan juga mengembangkan sistem keamanan untuk web mereka. Teknik ini digunakan untuk meyakinkan pelanggan bahwa web yang diakses oleh pelanggan adalah web yang asli sebelum pelanggan memasukkan kata sandi atau informasi sensitif lainnya. Misalnya saat pelanggan membuat akun pertama kali, website meminta pelanggan untuk mengunggah gambar digital (misalnya, kucing/anjing peliharaan) atau memilih dari gambar yang tersedia. Pada saat berikutnya ketika pelanggan mengakses web site, sebelum proses login dengan mengisikan nama (atau pengenal lain yang tidak penting), sistem akan menampilkan gambar yang diunggah/dipilih sebelumnya. Dengan demikian, situs mengautentikasi dirinya sendiri kepada pelanggan sebelum pelanggan melakukan autentikasi dirinya dengan memasukkan kata sandi.
Autentikasi pengguna adalah bagian penting dari keamanan informasi. Banyak kejahatan peretasan terjadi karena autentikasi pengguna ini. Autentikasi pengguna umumnya menggunakan username dan password. Username dan password adalah data sensitif yang harus dijaga agar tidak diketahui orang lain. Kejahatan dengan memanfaatkan autentikasi pengguna telah banyak terjadi. Ketika seorang peretas dapat membobol akun kita, banyak hal yang dapat dilakukan oleh peretas tersebut. Pembobolan ini juga sering terjadi pada bank online dan situs keuangan lainnya. Di Indonesia, penyalahgunaan Pin ATM, kata sandi oleh orang yang tidak berhak, marak terjadi yang disebabkan oleh penipuan atau banyak hal lainnya. Aksi phising juga pernah terjadi pada tahun 1990-an dimana situs palsu sebuah bank ternama di Indonesia mampu mendapatkan ribuan username dan password dari pengguna online banking dari bank tersebut.
Hal inilah yang mendorong institusi keuangan untuk mengembangkan prosedur yang lebih baik untuk mengautentikasi pengguna. Walaupun berbekal identitas dan nomor curian serta informasi identitas lain yang lain, perusahaan diharapkan dapat membedakan pemilik akun asli atau palsu. Autentikasi pengguna atau pelanggan secara jarak jauh pada dasarnya sulit, sehingga memang diperlukan informasi lebih dari yang biasa diperlukan untuk mengidentifikasi seseorang dan kemudian memberikan otorisasi.
Metode autentikasi yang saat ini banyak digunakan salah satunya adalah penggunaan biometrik dari pengguna seperti sidik jari, suara, wajah, retina mata, dll. Beberapa situs meminta memasukkan nama guru favorit, mobil yang dibeli pertama kali, dll saat mendaftarkan diri sebagai pengguna, yang untuk selanjutnya diminta untuk dimasukkan kembali sebelum proses login. Ada juga situs yang menyimpan informasi mengenai peranti yang biasanya digunakan pelanggan untuk login dan meminta informasi tambahan ketika seseorang masuk dari peranti yang berbeda. Sebuah situs meminta pelanggan untuk memilih beberapa gambar saat membuka akun, dan kemudian meminta pelanggan untuk identifikasi gambar saat login. Hal-hal tersebut diatas adalah banyak metode yang terus berkembang untuk menambah keamanan berinternet.
Kemajuan perangkat lunak autentikasi muncul dengan teknik kecerdasan buatan. Perangkat lunak ini mampu menghitung risiko kepalsuan berdasarkan data perbedaan waktu login, jenis browser yang digunakan, perilaku, transaksi khas pelanggan, dll.Termasuk juga lokasi geografis, dan tempat pengguna biasanya login ke situs web juga dapat digunakan untuk konfirmasi.
Biometrik
Biometrik adalah karakteristik biologis yang unik bagi seorang individu. Termasuk didalamnya adalah sidik jari, pola suara, struktur wajah, geometri tangan, pola mata (iris atau retina), dan DNA. DNA sudah lama digunakan dalam penegakan hukum dan sistem peradilan di Indonesia. Teknologi biometrik untuk identifikasi saat ini adalah industri penting bernilai miliaran dolar dengan banyak aplikasi yang bermanfaat dan memberikan kenyaman dan keamanan.
Saat ini telah banyak penggunaan biometrik untuk autentikasi. Kita dapat membuka smartphone, tablet, dan pintu dengan menyentuh pemindai sidik jari. Dengan biometrik, kita tidak lagi menggunakan kata sandi yang mungkin bisa terlupa, atau kunci fisik yang mungkin tertinggal atau hilang. Dengan sidik jari akses peretas menjadi banyak berkurang.
Beberapa aplikasi ponsel cerdas saat ini telah menggunakan pengenalan sidik jari, wajah, atau suara yang bermanfaat untuk mengAutentikasi pemilik dan melindungi pencurian informasi atau dana di dompet elektronik. Untuk mengurangi risiko terorisme, beberapa bandara menggunakan sistem identifikasi sidik jari untuk memastikannya bahwa hanya karyawan yang boleh memasuki area terlarang. Di pabrik, pekerja tidak lagi memasukkan kartu presensi fisik; sebagai gantinya mereka gunakan scan sidik jari tangan. Sekolah dan kampus saat ini di Indonesia, bahkan telah banyak yang menggunakan sidik jari atau wajah untuk presensi kehadiran sekolah.
Disisi lain, peretas berusaha menemukan cara untuk mencari celah keamanan identifikasi biometrik. Peneliti di AS dan Jepang pernah melakukan riset dengan mengganti sidik jari manusia dengan sidik jari mayat atau dengan jari palsu yang dibuat dari gelatin atau plastisin (Play-Doh). Pemindai mata juga bisa ditipu dengan menggunakan lensa kontak. Namun teknologi biometrik juga berkembang jauh lebih baik. Saat ini misalnya, pemindai jari dapat mengambil gambar sidik jari dengan resolusi sangat tinggi dari sidik jari subdermal sehingga dapat membedakan sidik jari orang mati. Pemindaian iris mata menggunakan analisis pola lingkaran berwarna yang mengelilingi pupil mata, yang telah ada pada smartphone. Pemindaian retina yang diklaim lebih akurat, dimana mengambil gambar dan menganalisis pola unik pembuluh darah di retina mata. Pola retina mata juga akan memudar dengan cepat setelah kematian. Pemindaian dengan retina dianggap hampir tidak mungkin bisa dipalsukan.
Autentikasi dua langkah
Autentikasi dua langkah (Two-Factor Authentication/TFA) adalah metode keamanan yang memerlukan dua langkah atau faktor berbeda untuk mengonfirmasi identitas pengguna. Tujuannya adalah meningkatkan keamanan secara signifikan dibandingkan dengan Autentikasi satu langkah yang biasa menggunakan kata sandi saja. Dengan menggunakan dua langkah yang berbeda, meskipun satu faktor keamanan diketahui atau dikompromi, yang lainnya masih dapat memberikan lapisan perlindungan.
Berikut adalah dua faktor umum yang digunakan dalam autentikasi dua langkah:
1. Faktor yang diketahui (Something You Know): Ini adalah faktor tradisional seperti kata sandi atau PIN yang diketahui oleh pengguna. Faktor ini mencakup informasi yang hanya diketahui oleh pengguna, dan keamanannya dapat terancam jika kata sandi bocor atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
2. Faktor yang dimiliki (Something You Have): Ini melibatkan kepemilikan suatu objek fisik atau informasi, seperti token Autentikasi, kartu pintar, atau ponsel cerdas.Pengguna perlu memiliki objek ini untuk menyelesaikan proses Autentikasi.
Contoh Autentikasi dua langkah:
1. Pengguna memasukkan kata sandi mereka (faktor yang diketahui).
2. Setelah kata sandi diakui, sistem mengirimkan kode verifikasi unik ke ponsel pengguna melalui pesan teks atau aplikasi autentikasi (faktor yang dimiliki).
3. Pengguna kemudian memasukkan kode tersebut untuk menyelesaikan Autentikasi.
Keuntungan Autentikasi dua langkah melibatkan peningkatan keamanan karena memerlukan lebih dari sekadar pengetahuan kata sandi, yang dapat lebih mudah terkompromi. Bahkan jika kata sandi bocor, seseorang masih memerlukan faktor yang Anda miliki (seperti ponsel atau token) untuk mengakses akun atau sistem. Sistem Autentikasi dua langkah umumnya digunakan di berbagai platform online, layanan email, perbankan online, dan aplikasi keamanan lainnya untuk melindungi data dan informasi pengguna.
Autentikasi Multifaktor.
Autentikasi pengguna dengan menggunakan kata sandi dan pemindaian biometrik, saat ini cukup memadai, namun dengan banyaknya usaha untuk meretas, muncul autentikasi dengan metode lain. Metode lain tersebut disebut dengan autentikasi multifaktor. Pada teknologi autentikasi, terdapat tiga kategori teknologi, yaitu seperti berikut. :
1. Sesuatu yang diketahui oleh pengguna, misalnya kata sandi, PIN, atau frase kunci rahasia.
2. Sesuatu tentang diri pengguna, seperti: suara, sidik jari, atau pemindaian retina.
3. Sesuatu yang dimiliki pengguna, misalnya kartu (kartu masuk, debit, kredit), ponsel cerdas, pin generator (seperti key BCA, token Mandiri), atau fob
4. Lokasi pengguna.
Metode autentikasi multifaktor menggunakan setidaknya memiliki dua item dari kategori berbeda. Beberapa contohnya ialah seperti berikut.:
1. Autentikasi menggeser kartu debit (3) dan memasukkan PIN (1).
2. Memasukkan kata sandi (1) dan kemudian mengetik kode khusus situs web yang dikirim ke ponsel (3).
3. Berbicara (2) dan frasa kunci rahasia (1).
4. Menggunakan sidik jari (2) dan kode khusus dari fob (3).
5. Memasukkan kata sandi dan PIN tidak akan menjadi autentikasi multifaktor karena kedua item berada dalam satu kesatuan kategori.
Privasi pada platform digital merujuk pada hak individu untuk mengontrol informasi pribadi mereka yang dikumpulkan, disimpan, dan digunakan oleh platform dan perusahaan teknologi. Ini menjadi semakin penting dengan meningkatnya penggunaan internet dan layanan digital, di mana pengguna sering kali memberikan data pribadi mereka sebagai bagian dari pengalaman online mereka.
Privasi pada akun platform digital, ketika pengguna menggunakan aplikasi sebenarnya sangat tergantung pada kebijakan privasi dari pengembang aplikasi. Setiap platform digital seharusnya memiliki kebijakan privasi yang jelas dan transparan yang menjelaskan bagaimana data pengguna dikumpulkan, digunakan, dan dilindungi. Pengguna harus dapat dengan mudah mengakses dan memahami kebijakan privasi tersebut sebelum mereka memutuskan untuk menggunakan platform tersebut.
Privasi selanjutnya berlanjut dengan keamanan data pada platform digital dimana mengacu pada perlindungan data tersebut dari akses yang tidak sah, penyalahgunaan, atau kehilangan data. Data pribadi yang disimpan di platform digital, seperti nama, alamat, informasi keuangan, dan lainnya, merupakan target menarik bagi para penjahat siber. Mereka dapat menggunakan data tersebut untuk melakukan penipuan, pencurian identitas, atau bahkan untuk tujuan yang lebih berbahaya.
Beberapa aspek penting dari privasi pada akun platform digital adalah:
1. Persetujuan Pengguna: Pengguna harus memberikan persetujuan yang jelas dan sadar sebelum data pribadi mereka dikumpulkan atau digunakan. Ini termasuk persetujuan untuk penggunaan cookies, pengumpulan lokasi, atau berbagi informasi dengan pihak ketiga.
2. Kontrol Pengguna: Pengguna harus memiliki kontrol penuh atas data pribadi mereka. Mereka harus diberikan opsi untuk mengontrol pengaturan privasi mereka, termasuk opsi untuk membatasi siapa yang dapat melihat informasi mereka, bagaimana informasi tersebut digunakan, dan bagaimana informasi tersebut disimpan.
3. Penghapusan Data: Pengguna harus memiliki hak untuk meminta penghapusan data pribadi mereka dari platform digital. Ini dikenal sebagai "hak untuk dilupakan" dan merupakan aspek penting dari privasi data yang efektif.
4. Keamanan Data: Platform digital harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi data pribadi pengguna dari akses yang tidak sah, penggunaan yang tidak sah, atau kebocoran data. Ini termasuk penggunaan enkripsi, pembaruan keamanan teratur, dan praktik keamanan data lainnya.
5. Transparansi: Platform digital harus transparan tentang bagaimana data pengguna digunakan, termasuk apakah data tersebut dibagikan dengan pihak ketiga dan untuk tujuan apa. Pengguna harus diberikan informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang tepat tentang penggunaan data mereka.
6. Pengawasan Regulasi: Pemerintah dan lembaga regulasi harus memainkan peran dalam memastikan bahwa platform digital mematuhi standar privasi yang diperlukan. Hal ini dapat meliputi pembuatan undang-undang dan peraturan yang mengatur penggunaan dan perlindungan data pribadi, serta mengenakan sanksi kepada pelanggar.
Privasi pada platform digital merupakan hak yang penting bagi individu dan menjadi tanggung jawab bagi perusahaan teknologi untuk memastikan bahwa data pengguna dihormati dan dilindungi dengan baik. Dengan adanya regulasi yang memadai, transparansi, dan kontrol pengguna yang kuat, privasi pada platform digital dapat dipertahankan dan diperkuat.