KRL Tokyu 8500 merupakan KRL produksi Tokyu Car Corporation, Jepang, yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2006. KRL ini, bersama dengan saudaranya, Tokyu 8000 sekarang beroperasi di lintas Jabodetabek. KRL ini memiliki ciri khas yang sama dengan Tokyu 8000, yaitu memiliki kipas angin, bersamaan dengan AC. Kipas angin tersebut digunakan untuk membantu kerja AC dalam KRL ini. Kipas angin tersebut sebenarnya sudah dipasang sejak KRL ini beroperasi di Jepang, karena pada dekade 80-an, KRL di Jepang masih banyak KRL yang tidak ber-AC.
Indonesia membeli kereta ini bersamaan dengan KRL Tokyu 8000, yang merupakan saudara dari KRL ini, dengan harga sekitar Rp 800 juta per kereta, atau sekitar 6,5 miliar untuk satu rangkaian dengan stamformasi 8 kereta dalam satu rangkaiannya. Selain itu, KRL Tokyu seri 8500 ini juga dijual ke Nagano Electric Railway dan Chichibu Railway dengan formasi 3 kereta per set dan satu kereta nomor 8723 diberikan kepada Izukyu Corporation yang kemudian dimodifikasi menjadi berkabin masinis.
Perbedaan antara KRL ini dengan saudaranya, KRL Tokyu seri 8000 adalah, kaca dari Tokyu 8000 lebih menjorok ke bawah, serta hanya memiliki satu penanda tujuan di atas pintu darurat di kabin masinis. Selain itu, semuanya sama persis seperti sistem AC dan kelistrikannya, sehingga memungkinkan kereta ini dan KRL Tokyu seri 8500 bertukar unit kereta. Sama seperti KRL Tokyu seri 8500, semua set KRL Tokyu seri 8000 saat ini berada di bawah perawatan dan milik Depo KRL Bukit Duri.
SEJARAH
KRL ini didatangkan ke Indonesa pada tahun 2006. Rangkaian yang didatangkan baru satu, yaitu 8604F. Lalu, baru pada tahun 2007-2009 didatangkan kembali beberapa rangkaian KRL ini, dan rangkaian yang terakhir datang adalag 86513F "Jalita", dan rangkaian ini menjadi KRL pertama yang dibeli di masa PT. KAI Commuter Jabodetabek.
Pada awalnya, KRL ini memiliki masalah, dimana KRL ini tidak bisa melewati lintas Serpong dan Tangerang. Hal ini disebabkan karena adanya blankspot (listrik aliran atas tanpa arus listrik), dan KRL ini menggunakan sistem Field Chopper Control dan VVVF-GTO yang tidak cocok untuk kedua lintas tersebut. Namun, setelah KRL Tokyo Metro (seri 7000, 05, 6000) yang berteknologi Chopper dapat masuk ke lintas Serpong-Parungpanjang-Maja serta Tangerang, KRL ini bersama KRL Tokyu seri 8500 pun bisa masuk ke lintas tersebut.
Selama masa dinasnya di Indonesia, KRL ini bersama saudaranya, Tokyu 8000, sudah beroperasi di seluruh lintas Jabodetabek, khususnya di lintas Bogor. KRL ini sebelumnya beroperasi sebagai KRL ekspress, dan KRL ekonomi AC, sebelum pada akhirnya menjadi KRL Commuter Line.
Saat ini, KRL Tokyu 8500 sudah dapat melaju di lintas Serpong dan Tangerang, meskipun saat ini lebih sering berdinas di lintas Jatinegara-Depok/Bogor mengingat perannya sebagian besar telah tergeser oleh KRL JR East seri 205. Seiring menuanya usia KRL, serta keterbatasan suku cadang, 2 rangkaian telah mangkrak mendahului saudaranya.
Seiring menuanya KRL ini besama dengan beberapa KRL bekas Jepang lain yang mendekati masa pensiun, KRL ini bersama dengan KRL Tokyu seri 8000 dan KRL lainnya mulai dicat dengan livery KCJ yaitu merah-kuning, dengan set 8604F sebagai rangkaian pertama yang menggunakan livery KCJ. Selain itu, kereta ini juga mulai mengalami pengacakan formasi rangkaian sehingga dapat dibuat menjadi rangkaian 12 kereta.
FORMASI RANGKAIAN
Di Indonesia, rangkaian ini dioperasikan dengan formasi 8 kereta, di mana terdapat 2 kereta dari masing-masing formasi yang ditinggalkan di Jepang, tidak ikut dibawa ke Indonesia saat pembelian. Kedua kereta yang tidak dibawa tersebut selanjutnya dirucat di Jepang. Formasinya seperti pada tabel berikut.
DAFTAR RANGKAIAN
Ada 7 rangkaian yang dibeli oleh Divisi Jabodetabek, dan satu rangkaian yang dibeli oleh PT. KCJ. Dari total 8 rangkaian tersebut, hanya 6 yang masih dapat dioperasikan. Rangkaian 8611F sudah tidak beroperasi dikarenakan menjadi rangkaian pendonor untuk rangkaian KRL eks Tokyu lainnya, di mana kereta-kereta tengahnya digunakan pada rangkaian 8618F dan 8007F (yang merupakan KRL Tokyu 8000). Rangkaian 8613F "Jalita" yang merupakan pembelian PT KCJ juga sudah tidak beroperasi dan telah dikirim ke Stasiun Cikaum dikarenakan kesulitan suku cadang. Rangkaian 8607F sementara tidak beroperasi menunggu penggandengan menjadi rangkaian formasi 12 kereta.
Keterangan :
Beberapa unit kereta bertukar tempat.
Susunan rangkaian 8618F dapat berubah sewaktu-waktu.
8611F sudah tidak beroperasi dan ditanahkan di Depo Depok. Beberapa keretanya digunakan pada rangkaian 8003F dan 8604F.
8607F menjadi rangkaian donor untuk memanjangkan rangkaian 8618F menjadi 12 kereta. Saat ini hanya empat kereta tersisa dan kini sudah ditanahkan bersama 8608F di Stasiun Pasirbungur.
8612F mengalami kecelakaan di Kebon Pedes, Bogor, pada Minggu pagi, 10 Maret 2019 yang menyebabkan KRL tersebut harus afkir dan kini sudah ditanahkan di Stasiun Pasirbungur. Empat kereta yang selamat digunakan pada rangkaian 8610F.
INSIDEN
Pada Minggu, 10 Maret 2019, KA 1722 dengan relasi Jatinegara-Bogor anjlok di bilangan Cilebut-Bogor. Insiden ini melibatkan rangkaian 8612F. Kereta 8612 anjlok, terguling, dan menabrak tiang LAA (listrik aliran atas) hingga tumbang dan bodi KRL penyok pada bagian samping depan. Sementara kereta 8712 dan 8912 terguling. Tidak ada laporan soal korban jiwa.
DATA TEKNIS
Bodi gerbong : Stainless Steel
Panjang gerbong : 20.000 mm (20 m)
Lebar : 2.800 mm (2,8 m)
Tinggi : 4.100 mm (4,1 m)
Pintu : 4 pintu di setiap sisi
Kecepatan maksimum : 120 km/h (33 m/s)
Berat : 276 t (276.000 kg) (rata-rata)
Percepatan : 3,3 km/h/s
Perlambatan : 3,5 km/h/s (normal)
4,5 km/h/s (darurat)
Sistem traksi : Field Chopper Control
Motor traksi : TKM-69 / TKM-80 VVVF-GTO
Daya mesin : 130 kW per motor
Transmisi : Motor Generator (MG) (8604F), Static Inverter (SIV)
Unit pembangkit : Listrik Aliran Atas (LAA)
HVAC : RPU-3016
Sistem listrik : 1.500 V DC
Metode pengambilan arus : Pantograf
Tipe : PT44S-D / PT44S-E
Bogie : TS-807A, TS-815C dengan pegas udara
Rem kereta : Regenerative Brake Combination Electric Command Air Brake (HRD-2R)
Sistem keselamatan : Tokyu CS-ATC, Tokyo Metro CS-ATC, Tobu ATS (TSP) Tokyu ATS, Tokyu ATC-P, Deadman Pedal
Alat perangkai : AAR Coupling
Lebar sepur : 1.067 mm (1,067 m)