Om Swastyastu
Berdasarkan perhitungan hari yang berjumlah tujuh hari yang disebut saptawara meliputi hari Minggu (Redite), Senin (Soma), Selasa (Anggara), Rabu (Buda), Kamis (Wrespati), Jumat (Sukra), dan Sabtu (Saniscara) yang dipadukan dengan hari yang berjumlah lima hari yang disebut pancawara, meliputi umanis, pahing, pon, wage, dan keliwon terdapat 35 jenis hari kelahiran manusia. Ketiga puluh lima hari kelahiran itu meliputi hari Minggu pahing, Senin pon, Selasa wage, Rabu keliwon, Kamis umanis, Jumat pahing, Sabtu pon, Minggu wage, Senin keliwon, Selasa umanis, Rabu pahing, Kamis pon, Jumat wage, Sabtu keliwon, Minggu umanis, Senin pahing, Selasa pon, Rabu wage, Kamis keliwon, Jumat umanis, Sabtu pahing, Minggu pon, Senin wage, Selasa keliwon, Rabu umanis, Kamis pahing, Jumat pon, Sabtu wage, Minggu keliwon, Senin umanis, Selasa pahing, Rabu pon, Kamis wage, Jumat keliwon, dan Sabtu umanis.
Ketiga puluh lima jenis hari kelahiran itu mempunyai pengaruh-pengaruh terhadap kelahiran seseorang yang tampak pada sifat, tabiat, watak atau karakter, dan nasib orang yang lahir pada salah satu jenis hari kelahiran itu. Keterangan singkat ini sangat berguna dan sebaiknya diketahui baik dan buruknya karakter seseorang untuk pedoman hidup melangkah ke depan ke arah perbaikan dalam menjalani hidup dan kehidupan yang serasi, selaras, seimbang dan bahagia. Karakter, nasib, dan upaya mengatasi mala petaka seseorang yang lahir pada hari Rabu pahing dapat diperhatikan dalam uraian berikut: Lintang gajah mina, murah hati, berhati-hati atau selalu waspada, suka menimbang terlebih dahulu yang dipandang perlu, berpandangan luas, sangat kaya akan harta benda, rupawan, panjang umur, tidak suka mencampuri urusan orang lain, hanya sewaktu-waktu ada niat serakah, mengumbar hawa nafsu, cepat marah dan irihati. Namun, setelah menikah dan mempunyai anak, ia tertimpa penyakit yang berkepanjangan seperti resah-gelisah, sakit kepala, mata, telinga, perut, biri-biri dan lain-lainnya yang dapat mengantarkan pada kematiannya. Mala petaka itu dapat dihindari dengan jalan melakukan upacara manusa yadnya malukat dengan sarana upacara meliputi: banten suci yang lengkap dengan sesajennya, air suci (tirtha) yang dimohon pada sang Undagi (tukang), sarana upacara serba kuning, disertai dengan sembilan ekor ayam dipanggang, tujuh ekor itik diguling, seekor babi diguling, beras tujuh catu, benang satu tukel, peras tatebasan dan tadah pebangkit.
Watak, nasib baik atau buruk seseorang juga dipengaruhi oleh jenis wuku saat dia lahir. Wuku merupakan sejenis pekan atau mingguan yang berjumlah tiga puluh jenis wuku, setiap wuku terdiri atas tujuh hari yang tergolong dalam hari saptawara. Nama-nama wuku meliputi: Sinta, Landep, Ukir, Kulantir, Tolu, Gumbreg, Wariga, Warigadean, Julungwangi, Sungsang, Dungulan, Kuningan, Langkir, Medangsia, Pujut, Pahang, Kerulut, Merakih, Tambir, Medangkungan, Matal, Uye, Menahil, Prangbakat, Bala, Ugu, Wayang, Kelau, Dukut, dan Watugunung.
Untuk lebih jelasnya silahkan klik salah satu wuku yang sesuai dengan kelahiran anda di Paweton sesuai Wuku atau klik salah satu hari yang sesuai dengan kelahiran anda di Paweton Sesuai Hari. Om Santi - santi - santi Om
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat