Eksplorasi Konsep

Tujuan Pembelajaran Khusus

Sekolah sebagai Institusi Moral

Kegiatan Pemantik

“Pada abad ke 21, di mana masyarakat semakin menjadi beragam secara demografi, maka pendidik akan lebih lagi perlu mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah-sekolah yang toleran dan demokratis. Kami meyakini bahwa, melalui pembelajaran tentang etika, pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap dalam mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman.”


“In the 21st century, as society even becomes even more demographically diverse, educators will, more than ever, need to be able to develop, foster, and lead tolerant and democratic schools. We believe that, through the study of ethics, educational leaders of tomorrow will be better prepared to recognize, reflect on, and appreciate differences.” (Ethical Leadership and Decision Making in Education, Shapiro, J.P., Stefkovich, J.A,  New York, 2016, hal. 4).

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
Bacalah kutipan di atas dan renungkan, apa peranan Anda saat ini sebagai seorang pendidik di abad ke 21, serta bagaimana pentingnya seorang pendidik mempelajari ilmu tentang etika. Mengapa memahami etika atau nilai-nilai kebajikan yang terkandung di dalamnya, semakin diperlukan dalam dunia yang semakin beragam; hal ini berkaitan dengan sekolah sebagai ‘institusi moral’  yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya.


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

*) Anda juga disilakan untuk memberikan komentar terhadap jawaban yang dikirimkan oleh peserta lain, dengan meng-klik tombol Reply pada jawabannya.

MY NOTES : Peran guru pada abad 21 memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu membelajarkan siswa, tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas, tetapi juga dituntut untuk mampu menciptakan hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk meningkatkan mutu pengajaran. Di era ini, guru merupakan suatu pekerjaan yang kompleks dan tidak mudah seiring dengan perubahan lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan teknologi. Guru tidak hanya sekadar mengajar, tetapi guru dituntut harus mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah. Oleh sebab itu, guru perlu memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Guru sangat menetukan kualitas output dan outcome yang dihasilkan oleh sekolah karena gurulah yang merencanakan, melaksanakan sekaligus menilai pembelajaran yang telah dilakukan. 

COMMENT CGP LAIN : 

Lanjutan..

Sebagai sebuah institusi moral, sekolah adalah sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai,  dan moralitas  dalam diri setiap murid.  Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral.

Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Sebelum kita bahas modul ini lebih dalam, kita akan mempelajari apa arti etika. Apa arti moral, sehingga sekolah disebut sebagai suatu institusi ‘moral’. Apakah arti etiket? Apakah sama dengan etika, adakah perbedaan antara etika dan etiket? 

Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, Ethikos yang berarti kewajiban moral. Sementara moral berasal dari bahasa Latin, mos jamaknya mores yang artinya sama dengan etika, yaitu, ‘adat kebiasaan’. Moralitas sebagaimana dinyatakan oleh Bertens (2007, hal. 4) adalah keseluruhan asas maupun nilai yang berkenaan dengan baik atau buruk. Jadi moralitas merupakan asas-asas dalam perbuatan etik. Istilah lain yang mirip dengan etika, namun berlainan arti adalah etiket. Etiket berarti sopan santun. Setiap masyarakat memiliki norma sopan santun. Etiket suatu masyarakat dapat sama, dapat pula berbeda. Lain halnya dengan etika, yang lebih bersifat ‘universal’ etiket bersifat lokal (Rukiyanti, Purwastuti, Haryatmoko, 2018).

Di bawah ini dapat dibedakan antara Etika dan Etiket:

MY NOTES : Secara umum, pengertian etika dan moral adalah sama akan tetapi berbeda pemakaiannya di dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya sering disangkutpautkan karena banyak yang mengira bahwa etika dan moral memiliki pengertian yang sama. Di modul inilah secara rinci saya mendapatkan penjelasan perbedaan antara etika dan moral yang sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat jelas. 

COMMENT : keren bu muiz 

Prinsip-Prinsip Etika

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.

Nilai-nilai kebajikan universal sendiri telah dibahas dan pelajari di modul 1.2 dan 1.4,  yaitu pada saat membahas tentang Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, serta  Budaya Positif. Diane Gossen (1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.

MY NOTES : Sangatlah mudah dalam memahami materi prinsip-prinsip etika dalam pengambilan suatu keputusan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang telah dibahas dan dipelajari di modul sebelumnya. Namun, praktiknya dalam menjalankan aktivitas kita sebagai pendidik sangatlah sulit dan perlu tips dan trik khusus agar prinsip-prinsip etika tersebut terealisasi sesuai konsep dan materi yang ada, sehingga pengambilan keputusan tidak bersinggungan dengan latar belakan sosial, bahasa, suku bangsa maupun agama seseorang. 

COMMENT : saya setuju bu muiz 

Pertanyaan Pemantik

Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les.  Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?


Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

*) Anda juga disilakan untuk memberikan komentar terhadap jawaban yang dikirimkan oleh peserta lain, dengan meng-klik tombol Reply pada jawabannya.

MY NOTES : Saya akan memanggil guru tersebut untuk menanyakan kebenaran dari laporan yang saya terima. Jika laporan ini memang benar adanya, maka saya akan menanyakan penyebab mengapa guru tersebut sampai melakukan hal tersebut. Kemudian saya akan menanyakan kepada guru tersebut, apakah yang dilakukan guru tersebut adil untuk murid-murinya?, sehingga dengan begitu guru tersebut akan paham letak kesalahannya meski mungkin bagi guru tersebut tindakannya sudah benar demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Selanjutnya saya akan meminta guru tersebut untuk memperbaiki metode les yang dia buat sehingga tercipta keadilan bagi seluruh murid. Terdapat dua nilai yang saling berbenturan yaitu tanggung jawab dan empati. Sesama manusia, saya turut merasakan keadaan sulit yang dihadapi guru tersebut, dan di sisi lain saya harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan ini agar seluruh murid merasakan keadilan. 

COMMENT :

Keterampilan Pengambilan Keputusan

Bapak Ibu Calon Guru Penggerak,

Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:

MY NOTES : Dasar pengambilan keputusan ada 3 unsur yaitu : Berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan, dan bertanggung jawab. Apapun keputusan yang harus diambil, sebagai seorang pemimpin sudah seharusnya menjadikan 3 unsur tersebut sebagai rujukan untuk meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan. 

Bujukan Moral dan Dilema Etika

Tujuan Pembelajaran Khusus

Pengantar

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Pada kegiatan awal, Anda sudah diajak untuk mengingat kembali peristiwa di mana Anda mengambil sebuah keputusan sulit, atau mengamati bagaimana pimpinan Anda mengambil suatu keputusan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya masalah yang kita hadapi lebih berupa bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut perbedaannya, di kegiatan ini kita akan belajar mengidentifikasi dan memahami jenis-jenis dilema serta paradigma dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, simaklah pertanyaan pemantik berikut, dan tentukan mana yang merupakan dilema etika, dan mana yang bujukan moral.

Pertanyaan Pemantik

Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini?

Situasi manakah yang lebih menantang bagi Anda untuk mengambil keputusan?  Mengapa?

Perbedaan Situasi Pertama dan Kedua

Situasi pertama adalah situasi dilema etika karena kedua pilihan benar. Bila Anda berada dalam posisi Ibu Dian, Anda dapat mengikuti prinsip keadilan dengan memberi Rayhan konsekuensi sesuai aturan sekolah dengan risiko Rayhan mendapatkan pembatalan beasiswa di universitas yang diimpikannya, atau Anda membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, demi masa depan Rayhan, karena terkadang adalah hal yang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian demi masa depan murid merupakan tindakan yang benar juga.  Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata).  Pilihan untuk membuat perkecualian dalam peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa belas kasihan (kebaikan hati).

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Situasi kedua, adalah situasi Bujukan Moral, karena ini adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Kepala sekolah paham bahwa sebetulnya dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Ada pilihan benar dan salah bagi kepala sekolah yaitu, benar dengan menolak permintaan guru-guru untuk makan-makan setelah program pelatihan selesai dan bendahara harus membuat kwitansi palsu, atau salah bila memenuhi permintaan guru-guru untuk makan-makan untuk kebersamaan, tetapi memalsukan dokumen dan memanipulasi laporan keuangan

MY NOTES : Keputusan yang akan saya ambil : 1. Jika saya sebagai Bu Dian saya akan menasehati Rayhan dan tetap memberi kesempatan kepada Rayhan untuk mendapatkan beasiswa di universitas impiannya, namun sebagai konsekuensi dari apa yang telah Rayhan perbuat, Saya akan meminta Rayhan untuk mengikuti ujian susulan dengan soal yang berbeda. 2. Jika saya menjadi Pak Doni, saya akan memberikan pemahaman kepada guru-guru bahwa kebiasaan ini tidak benar, dan saya sebagai pemimpin menolak dan tidak akan melakukan kebiasaan ini karena saya percaya bahwa dari lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya guru-guru juga sadar bahwa kebiasaan ini salah dan harus dihentikan. 3. Situasi yang lebih menantang bagi saya adalah situasi kedua, karena ini adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah, dimana sebagai pemimpin harus bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang bersinggungan dengan guru-guru yang sudah tebiasa melakukan kebiasaan yang salah. 

Tugas Mandiri

Setelah mempelajari perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, 

sekarang Anda diminta untuk membaca kembali kasus di sekolah Anda masing-masing yang telah Anda tulis di akhir pembelajaran Mulai dari Diri, kemudian buatlah analisis apakah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral dan sebutkan alasannya.


Tuliskan jawaban pada kolom NOTES yang ada pada bagian YOUR  NOTES AND QUESTIONS

MY NOTES : Kasus yang saya tulis di akhir pembelajaran Mulai dari Diri termasuk dilema etika, karena pada kasus ini saya dihadapkan pada kondisi dimana saya harus tetap menghargai kebijakan orang tua murid untuk anaknya, akan tetapi di kondisi lain saya tetap harus menyiapkan, memilih murid yang berkompeten untuk dunia industri, agar nama baik sekolah dan jalinan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan pihak industri tetap berlanjut, bahkan pihak industri merasa puas telah menjalin kerja sama dengan pihak sekolah yang konsisten memberikan murid yang benar-benar kompeten sesuai kebutuhan dunia industri. 

Empat Paradigma Dilema Etika

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak

Setelah memahami perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral. Mari kita mendalami tentang konsep 4 paradigma dilema etika dengan membaca artikel di bawah ini:

Empat Paradigma Dilema Etika.pdf

MY NOTES : Dilema Etika merupakan pengambilan keputusan yang harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan menyangkut kehidupan orang lain. Sebagai pendidik ketika mengalami dilema etika, maka perlu memandang masalah dengan 4 paradigma, yaitu 1. Individu lawan masyarakat, 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan, 3. Kebenaran lawan kesetian, 4. Jangka pendek lawan jangka Panjang. Jika kita mengunakan paradigma dalam pengambilan keputusan, maka kita dapat menentukan pilihan dalam mengambil keputusan itu, karena dari 4 paradigma itu sudah menjelaskan pandangan-pandangan untuk setiap permasalahan, sehingga kita dapat memposisikan diri dalam pengambilan keputusan. 

Kasus Dilema Etika

Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai 4 paradigma dilema etika, mari kita baca kasus-kasus di bawah ini:

Kasus 1

Ibu Dini adalah kepala sekolah SMA Insan Gemilang. Ia seorang kepala sekolah yang cerdas, berbakat, dan juga inovatif. Ia juga memiliki pembawaan yang supel dan menyenangkan.  Setiap pagi bu Dini akan meluangkan waktu untuk berjalan berkeliling sekolah, mengunjungi kelas-kelas, menyapa guru-guru, dan mendengarkan cerita mereka dan memberi mereka semangat. Murid-murid dan guru-guru akrab dengan Bu Dini.  Anggota komunitas sekolah memiliki hubungan yang positif dengannya, dan mereka menaruh kepercayaan yang tinggi padanya.

Selain sebagai seorang kepala sekolah, Ibu Dini juga seorang wirausahawan yang sukses dalam bidang kuliner. Selama ini ia dapat membagi waktunya dengan baik. Ia tidak pernah mencampuradukkan urusan pekerjaannya di sekolah dengan bisnisnya.

Semakin lama bisnis kuliner Ibu Dini berkembang pesat. Bisnisnya mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai UKM berprestasi dan Ibu Dini mendapat hadiah berupa pelatihan bisnis selama 3 bulan di bawah bimbingan mentor-mentor pebisnis yang sukses. Ini artinya Ibu Dini harus meninggalkan sekolahnya selama 3 bulan karena lokasi pelatihan di luar kota.  Padahal baru-baru ini ia banyak mendapat laporan bahwa sedang banyak terjadi permasalahan di SMA Insan Gemilang, sekolah yang ia pimpin. Guru-guru mulai menurun motivasi kerjanya, siswa-siswa banyak yang melanggar peraturan, dan orangtua murid yang mengeluh karena menurunnya kualitas pendidikan di SMA Insan Gemilang.

Bila ia mengikuti program pelatihan bisnis itu,  artinya ia harus meninggalkan sekolah lagi selama 3 bulan di tengah kondisi sekolah yang sedang membutuhkan kehadirannya. Di sisi lain ia sangat ingin mengikuti program tersebut karena ia yakin akan mendapat banyak ilmu untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Ada dilema antara kepentingannya sebagai individu dan kepentingan orang banyak yaitu warga sekolah di sini. Manakah yang sebaiknya ia pilih?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

____________________________________________________________________________

    Adalah benar jika tokoh tersebut______________________________________________

    Karena _________________________________________________________________

    Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

    Karena _________________________________________________________________

           Dilema ________________ lawan ______________________________

___________________________________________________________________________

 

Tuliskan jawaban pada kolom NOTES yang ada pada bagian YOUR  NOTES AND QUESTIONS

MY NOTES : Kasus 1, yang menghadapi dilema : Ibu Dini. Dua kebenaran yang ada yaitu: Benar jika Ibu Dini mengikuti program pelatihan bisnis karena akan mendapatkan banyak ilmu sehingga dapat mengembangkan bisnis kulinernya. Tapi benar juga jika Ibu Dini membatalkan ikut program pelatihan bisnis tersebut karena sekolah membutuhkan kehadiran Ibu Dini sebagai kepala sekolah untuk menyelesaikan banyaknya permasalahan yang terjadi. Paradigma yang terjadi pada kasus ini yaitu dilema individu lawan kelompok, karena kasus 1 ini Ibu Dini harus memilih antara kepentingan individu atau kepentingan orang banyak yaitu warga sekolahnya. 

Kasus 2

Hari ini murid-murid kelas 8 di SMP Pelita senang sekali karena mereka akan melakukan studi lapangan ke Taman Safari Cisarua Bogor sebagai bagian dari pelajaran Biologi. Untuk mengikuti studi lapangan ini, setiap murid harus membayar biaya ekstra. Ada 3 murid yang belum membayar oleh karena itu mereka tidak akan mengikuti studi lapangan ini, salah satunya adalah Danang, seorang murid yang sangat cerdas, suka belajar Biologi, dan bercita-cita menjadi seorang dokter hewan. Murid-murid yang tidak bisa mengikuti studi lapangan sudah diberikan tugas pengganti oleh guru Biologi, yaitu mengamati hewan dan perilakunya, yang secara substansi sama dengan tugas yang dilakukan murid-murid lain yang berstudi lapangan ke Taman Safari.

Ketika murid-murid sedang sibuk mempersiapkan diri untuk naik ke dalam bus pariwisata yang akan membawa mereka ke Taman Safari, Ibu Dita, guru Biologi sekaligus ketua panitia studi lapangan ini, melihat Danang datang ke sekolah bersama orangtuanya. Danang membawa ransel dan terlihat siap untuk bergabung dalam kegiatan ini. Orangtua Danang mengatakan pada Ibu Dita bahwa anaknya sangat ingin mengikuti kegiatan ini, dan memohon agar Danang diperbolehkan mengikutinya dan mereka berjanji akan membayar dengan cara mencicil.  Ibu Dita bingung sekali dengan situasi tersebut. Akhirnya Ibu Dita pun mengajak orang tua Danang untuk bertemu dengan kepala sekolah, Pak Pandu.

Bila Anda berada dalam posisi Pak Pandu, apa yang akan Anda lakukan? Menurut peraturan, Danang tidak bisa mengikuti program studi lapangan karena belum membayar biayanya, namun Pak Pandu sadar betul, kalau ia menerapkan peraturan itu, Danang akan sedih dan kecewa, karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan,  namun bila Pak Pandu memperbolehkan, bagaimana dengan murid lain yang juga belum membayar dan memutuskan untuk tidak ikut?

Tugas Anda

Setelah membaca kasus tersebut diatas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 

___________________________________________________________________________

    Adalah benar jika tokoh tersebut______________________________________________

    Karena _________________________________________________________________

    Tapi benar juga jika dia ____________________________________________________

    Karena _________________________________________________________________

           Dilema ________________ lawan ______________________________

__________________________________________________________________________


Tuliskan jawaban pada kolom NOTES yang ada pada bagian YOUR  NOTES AND QUESTIONS

MY NOTES : Kasus 2, yang menghadapi dilema : Pak Pandu. Dua kebenaran yang ada yaitu: Benar jika Pak Pandu tidak mengizinkan Danang untuk mengikuti program studi lapangan karna sesuai dengan peraturan. Tapi benar juga jika Pak Pandu mengizinkan Danang untuk mengikuti program studi lapangan meskipun belum membayar biayanya karena ada janji dari orang tua Danang bahwa akan membayar dengan cara mencicil. Paradigma yang terjadi pada kasus ini yaitu dilema rasa keadilan lawan rasa kasihan, karena kasus 2 ini Pak Pandu harus berlaku adil pada murid lain yang juga belum membayar dan memutuskan untuk tidak ikut, dan di sisi lain Pak Pandu tidak mau membuat Danang sedih dan kecewa, karena ia sudah mempersiapkan diri dan sangat ingin mengikuti kegiatan. 

MY NOTES : https://drive.google.com/file/d/1EKU88dtvGFDN2Nxlm7OGpuzJGBqr97PF/view?usp=share_link 

Prinsip Pengambilan Keputusan

Tujuan Pembelajaran: 

CGP sebagai seorang pemimpin dapat menganalisis  3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, serta menilai dirinya memiliki kecenderungan menggunakan prinsip yang mana pada saat pengambilan keputusan.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Mari kita baca kutipan di bawah ini;


Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.
(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).   

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu kekuatan yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.

Kegiatan Pemantik:

Silakan Anda membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini: 

Tanpa berpikir panjang, silakan Anda menjawab pertanyaan ini:

Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang, Anda langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.

Bagaimana hasilnya? Apakah Anda memilih prinsip 1, 2, atau 3? Bagaimana prinsip-prinsip ini mempengaruhi pengambilan suatu keputusan yang mengandung etika?

Etika sendiri tentunya bersifat relatif, dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

MY NOTES : Prinsip-prinsip yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika, diantaranya : 1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak, 2. Menjunjung tinggi prinsip/nilai diri, 3. Melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Pastinya ada prinsip-prinsip lain, namun ketiga prinsip inilah yang paling sering dikenali dan digunakan. Selanjutnya, segala keputusan yang diambil haruslah tepat, arif, dan bijaksana. 

Prinsip Dilema Etika

Silakan cermati video yang berisi penjelasan mengenai materi ketiga prinsip pengambilan keputusan dengan unsur dilema etika ini. 

Apa pemahaman Anda dari video prinsip dilema etika tersebut?   adakah sesuatu yang tidak terduga, atau adakah pertanyaan lanjutan yang masih ingin Anda pelajari selanjutnya pada sesi pendampingan fasilitator dan mentor?



Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS

MY NOTES : Untuk pengambilan keputusan diperlukan prinsip-prinsip yang melandasinya. Terdapat tiga prinsip yang akan membantu dalam menghadapi sejumlah pilihan yang penuh dengan tantangan dalam pengambilan keputusan, yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sesuatu yang tidak terduga pada pembelajaran di Modul 3.1 yang saya harapkan, semoga memberikan dampak positif dalam pengambilan keputusan pada diri dan senantiasa berguna untuk semua pihak, terutama sesuai dengan tujuan utama pendidikan nasional yang berpusat dan berpihak pada murid. 

Tugas Mandiri

Berikan tanggapan Anda terhadap studi kasus di bawah ini, pendekatan atau prinsip apa yang menjadi landasan berpikir Anda dan mengapa? Tuliskan jawaban Anda pada selembar kertas.


Studi Kasus:

Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai guru ‘galak’, namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari murid-muridnya. Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari, berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah.  Ibu Sri sangat khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Pendekatan apa yang ambil? Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda?

Tuliskan jawaban pada kolom NOTES yang ada pada bagian YOUR  NOTES AND QUESTIONS

*) Anda juga disilakan untuk memberikan komentar terhadap jawaban yang dikirimkan oleh peserta lain, dengan meng-klik tombol Reply pada jawabannya.

MY NOTES : Jika saya menjadi Pak Seto, yang saya lakukan yaitu saya akan memanggil Ibu Tati dan menanyakan apa yang melatarbelakangi perbuatan Ibu Tati yang telah menghukum anak di terik matahari. Selanjutnya, saya akan mengajak Ibu Tati untuk menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga Ibu Tati ke depan dapat menemukan solusi terbaik tanpa harus memberi hukuman secara fisik kepada murid. Pendekatan yang saya ambil yaitu pendekatan persuasif dengan cara mengkomunikasikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan sehingga dapat menemukan solusi terbaik tanpa harus ada unsur paksaan ataupun memojokkan atau bahkan menyalahkan pihak tertentu. Sedangkan yang melatarbelakangi keputusan saya yakni bahwa hukuman berupa fisik bukan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah, masih banyak cara-cara lain agar dapat mendisiplinkan murid meski harus membutuhkan waktu yang tidak singkat, namun cara-cara tersebut dapat melahirkan motivasi intrinsik dari diri murid itu sendiri. Jawaban rekan saya sama 

COMMENT :

Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Eksplorasi Mandiri:

Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan.pdf

MY NOTES : Terdapat sembilan langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang terkadang menggiring kita ke dalam situasi dan nilai yang bertentangan. Kesembilan langkah tersebut antara lain: 1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, 4. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola, 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, 6. Melakukan Prinsip Resolusi, 7. Investigasi Opsi Trilema, 8. Buat Keputusan, 9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 

Lanjutan..

Bapak dan Ibu CGP,

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

MY NOTES : Selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan dapat juga menggunakan teknik coaching yang bisa melejitkan potensi yang dimiliki dalam diri seseorang, sehingga menghasilkan keputusan terbaik. Selanjutnya, Proses pengambilan keputusan diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) serta harus dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. 

Tugas Mandiri

Sekarang, pilihlah 1 kasus dilema etika yang pernah Anda hadapi, kemudian terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih tersebut, berdasarkan tahapan berikut ini:  

MY NOTES : https://sites.google.com/view/tugaseksplorasikonsep/halaman-muka 

Penutup

Anda telah memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, selanjutnya Anda akan melakukan forum diskusi pada aktivitas berikutnya.

MY NOTES : Ilmu baru bagi saya, Alhamdulillah saya ada kesempatan untuk belajar di modul ini. Ke depan, semoga saya betul-betul memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dan dapat menerapkan dengan sebaik-baiknya.