Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional  Ki Hadjar Dewantara

Mulai Dari Diri

1. Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran? yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran adalah Tidak ada keabadian dalam kehidupan manusia dan lingkungannya. Pengaruh alam dan zaman merupakan penguasa kodrat yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Anak-anak adalah sebuah kehidupan yang akan tumbuh menurut kodratnya sendiri, yaitu kekuatan hidup lahir dan batin mereka. Oleh sebab itu, Ki Hadjar menekankan arti penting memperhatikan kodrat alam dalam diri anak semasa pendidikan. Artinya Pendidikan itu sudah setua usia manusia ketika manusia mulai bertahan hidup dan mempertahankan hidup dengan membangun peradabannya. Mendidik anak itu sama dengan mendidik masyarakat karena anak itu bagian dari masyarakat. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak untuk berkehidupan lebih baik, demikian pula dengan mendidik masyarakat berarti mendidik bangsa. 

2. Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus? Relevansi Konteks pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Pendidikan di Indonesia saat ini masih belum terlihat sempurna dan masih perlu banyak dorongan, motivasi, gerakan dan terobosan baru di dunia pendidikan saat ini. Cara belajar, metode pembelajaran, strategi pembelajaran yang kami lakukan dan kami terapkan di sekolah sudah berbagai macam cara, akan tetapi hasil yang kami dapatkan jauh dari kata sempurna karena kurangnya sarana prasarana, media yang dimiliki anak didik kami, sehingga semua itu menjadi penyebab dan sampai dengan saat ini kami masih berusaha untuk tetap mencari jalan keluar agar pembelajaran tetap berlangsung dengan baik, sehingga peserta didik kami merasakan betul metode pembelajaran yang sesuai dengan era digitalisasi saat ini.

3. Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru? Belum, dan masih banyak hal yang harus saya pelajari. Saya sebagai guru yang belum mampu mencapai kesempurnaan dalam mendidik dan memberikan pengajaran di sekolah, saya tetap optimis dan berusaha memberikan yang terbaik untuk mencerdaskan anak bangsa agar nantinya mereka dapat melanjutkan kehidupan bangsa sesuai dengan yang telah dicita-citakan oleh pendahulu. Oleh sebab itu saya mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak dengan harapan untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan sekolah.

4. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? Harapan saya, bisa memberikan perubahan positif dalam segi metode pembelajaran sehingga bisa mencetak generasi sesuai kodrat zaman yang ada saat ini dan nanti.

5. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Saya berharap peserta didik dapat mengeksplor pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya suasana kehidupan yang semakin maju.

6. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini? Memperoleh wawasan baru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaang berpusat pada peserta didik.

Comment Dari Fasilitator :

Setelah memahami filosofi Ki Hajar Dewantara, sebagai pendidik tentunya kita kembali dibawa ke masa lalu, bagaimana pendidikan yang kita terima saat itu dan bagaimana pendidikan yang kita berikan saat ini. 

Selama ini mungkin hanya kekurangan yang terlihat di mata guru sebagai pendidik, belum membuka mata dengan kelebihan yang dimiliki oleh sekolah. Dalam mempelajari modul berikutnya, ibu akan dikuatkan bagaimana menganalisis kekuatan dan kekurangan dalam diri dan mengoptimalkan kemampuan diri. 

Tetap semangat membersamai siswa menuju student wellbeing.

EKSPLORASI KONSEP

Tujuan Pembelajaran Khusus:  

Pengantar

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak pembentukan Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang bagaimana menjadi manusia merdeka. Anda juga akan lebih jauh memahami 3 (tiga) tulisan KHD untuk membangun pemikiran reflektif-kritis Anda.

Setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD, Anda membuat sebuah rekaman audio berdurasi 1 hingga 3 menit (maksimum 3 menit) yang memberikan ilustrasi diri Anda sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

Bapak/Ibu CGP, mengawali refleksi filosifis Pendidikan Indonesia, Anda diminta untuk menyimak video "Pendidikan Zaman Kolonial" di bawah ini. Bapak/Ibu CGP dapat melihat perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum kemerdekaan dan peran sekolah Taman Siswa sejak pendiriannya di tahun 1922. 

Selanjutnya, silahkan jawablah pertanyaan panduan berikut sebagai refleksi diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum Kemerdekaan dan membandingkannya dengan kondisi pendidikan saat ini pada konteks sekolah Anda.  

JAWABAN SAYA :

Potret Pendidikan Indonesia Sejak Zaman Kolonial Hingga Kini 1. Bagian yang paling menarik bagi saya adalah video pada saat menayangkan keadaan pada zaman yang serba sederhana, namun tidak mengurangi semangat para pelajar untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran dibawah tekanan kolonial belanda hingga pada tahun 1922 lahirlah taman siswa yang menjadi gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. 2. Tujuan pendidikan pada zaman kolonial adalah untuk mendidik orang-orang pembantu dalam mendukung usahanya yang hanya diberikan pengajaran membaca, menulis dan menghitung seperlunya. 3. Persamaannya adalah terletak pada jenjang pendidikan dari dasar hingga menengah keatas yang sama-sama ingin melakukan perubahan pendidikan menuju kemedekaan belajar. Sedangkan perbedaannya terletak pada hak untuk memperoleh pendidikan, jika pada zaman kolonial dibatasi oleh kekuasaan dan diskriminasi, yang berhak bersekolah adalah golongan tertentu, sementara saat ini semua berhak untuk mengenyam pendidikan. 

Comment Fasilitator :

Pendidikan Zaman kolonial terbatas untuk kalangan tertentu, untuk mendidik calon pegawai, dan hanya diberi materi seperlunya. Taman siswa menjadi penerang pendidikan di Indonesia. Terima kasih bu Muis, dengan melihat video tersebut kita jadi bersyukur dengan kondisi pendidikan saat ini 

Tanggapan Reflektif

Terima kasih telah melakukan refleksi  diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum Kemerdekaan dan membandingkannya dengan kondisi pendidikan saat ini pada konteks sekolah Anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan.. 

Bapak/Ibu CGP, untuk memahami secara garis besar pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara (KHD). Anda sudah mengakses materi dalam bentuk video dengan judul Pendidikan Zaman Kolonial, selanjutnya Anda akan mengakses materi berupa 3 tulisan Ki Hadjar Dewantara untuk memahami pemikiran-pemikiran filosofis     pendidikan KHD pada halaman berikutnya.

Tanggapan Saya :

Alhamdulillah meski tidak memenuhi keseluruhan dari pemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kami sudah menerapkannya di sekolah, kami sebagai pendidik merasakan betul bahwa dengan menerapkanpemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, peserta didik kami mengalami perubahan yang positif. Peserta Didik lebih leluasa untuk mengeksplorasikan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpacu pada nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti luhur. 

1. Kerangka pemikiran KHD

Bapak/Ibu CGP, untuk memahami secara garis besar pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara (KHD) silakan cermati 2 tulisan Ki Hadjar Dewantara (untuk memahami pemikiran-pemikiran filosofi pendidikan KHD). 


Lampiran 1 - Dasar-Dasar Pendidikan_Modul 1.1 Filosofi Pendidikan KHD.pdf

Lampiran 1

Lampiran 2 - Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak_Modul 1.1 Filosofi Pendidikan KHD.pdf

Lampiran 2

Lampiran 3 - Pidato Sambutan KHD UGM 1956.pdf

Lampiran 3

MY NOTES :

Secara garis besar pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara (KHD) pada dasarnya harus meahami betul tentang penerapan kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ pada saat kita melaksanakan proses pembelajaran. Pengajaran itu tidak lainn adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan mempunyai beragam jenis pengertian. Bisa dikatakan bahwa tiap-tiap aliran hidup, baik aliran agama maupun aliran kemasyarakatan mempunyai maksud yang berbeda 

2. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain.

MY NOTES :

Pendidikan dan Pengajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan. 

3. Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat)

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Kekuatan sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untnuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.

MY NOTES :

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, sebaiknya kita sebagai pendidik tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi demi melindungi generasi bangsa agar tetap berada pada arah yang benar sesuai dengan norma-norma yang berlaku. 

Comment Fasilitator :

Setuju bu Muiz, perubahan sudah menggempur kita dari beragam sisi. Adab ketimuran jangan sampai terkikis. Mari bersama kita menguatkan generasi bangsa, maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetap nomor satu dalam keimanan pada Tuhan YME. 

4. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini  menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. 

Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik (menuntun kekuatan kodrat anak).

KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20. Kodrat alam Indonesia dengan memiliki 2 musim (musim hujan dan musim kemarau) serta bentangan alam mulai dari pesisir pantai hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati hidup. Demikian pula dengan zaman yang terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun para murid.

MY NOTES :

Perkembangan dan perubahan zaman merupakan suatu hal yang tidak bisa kita hindari. Sebagai pendidik selayaknya kita memberikan pengajaran dan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman mereka, sehingga mereka dapat mewujudkan cita-cita bangsa. 

5. Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). 

Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

MY NOTES :

Menurut Ki Hadjar Dewantara budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta, karsa sehingga menciptakan atau menghasilkan karya. 

6. Interpretasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Kumpulan tulisan Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan telah disajikan secara lengkap dalam buku terbitan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Buku yang diterbitkan pada tahun 1961 tersebut bertajuk “Karya Ki Hadjar Dewantara, Bagian Pertama: Pendidikan”. Dalam video berikut, Bapak Iwan Syahril menyampaikan intisari dan interpretasi beliau atas filosofi pendidikan nasional gagasan KHD. Cermati bagaimana beliau menghubungkan pemikiran KHD dengan konteks pendidikan saat ini. Juga beberapa video tentang pemikiran KHD memberikan pemahaman yang utuh dalam memahami Dasar Dasar Pendidikan KHD.

MY NOTES :

Taman Siswa di dirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di jogjakarta. Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa dengan merangkul semua golongan dan di dalamnya membangun kesadran untuk melawan penjajah Hindia Belanda. Menurut KHD Pendidikan dan Kebudayaan adalah satu kesatuan, untuk mencapai kebudayaan yang kita impikan, peradaban bangsa yang kita cita-citakan pendidikan adalah fondasinya. Pekerjaan kita sebagai pendidik bukan hanya sekedar mengantarkan peserta didik memperoleh nilai tinggi dalam ujian, akan tetapi profesi pendidik merupakan pekerjaan untuk menjemput kebudayaan, membentuk peradaban bangsa yang telah dicita-citakan. 

7. Penugasan (Refleksi diri)

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Anda telah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD. Hayati dan maknai pemikiran KHD sesuai dengan pengalaman Anda dan konteks sosial budaya di daerah Anda, lalu buatlah sebuah rekaman audio atau video berdurasi 1 hingga 2 menit yang memberikan ilustrasi diri Anda sebagai “pembelajar” sekaligus “pemelajar” yang dapat menginternalisasi gagasan KHD. Unggah audio atau video yang dibuat ke Google drive Anda. Jangan lupa untuk membuka akses file hasil rekaman Anda di google drive dengan cara klik Dapatkan link/Get link.

Panduan membuat rekaman Audio atau Video (Vlog) 

Audio atau Video adalah penjelasan pemikiran reflektif kritis Anda dalam memaknai dan menghayati pemikiran KHD setelah menyimak video dan membaca 3 tulisan KHD (terlampir). Dalam audio/video ini, yang paling utama adalah sampaikan pemaknaan dan penghayatan Anda terhadap pemikiran KHD sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan aspek keindahan dari video tersebut. Berikan komentar dan umpan balik kepada audio/video yang diunggah oleh rekan Anda.

Berikut ini panduan pertanyaan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas di atas. 

MY NOTES : Hasil rekaman untuk refleksi diri mengenai pemikiran KHD tentang Pendidikan https://youtu.be/dqNaSgI6Wv0 

Comment Fasilitator : Kunci utama peserta didik menjadi beradab adalah pendidikan. Filosofi Ki Hajar Dewantara sudah membuka mata kita dalam menyikapi peserta didik terutama wawasan kita dalam memahami kodrat alam dan kodrat zaman. 

Penutup

Dengan mengirimkan hasil tanggapan reflektif kritis baik berupa rekaman audio/video pendek, Anda telah menyelesaikan kegiatan eksplorasi konsep untuk modul 1.1. Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Anda terkait materi, Anda akan berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam ruang diskusi virtual.

MY NOTES : Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan haruslah dilaksanakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran, agar tujuan pendidikan untuk membentuk peradaban sesuai dengan yang telah dicita-citakan oleh leluhur dapat tercapai. 

Comment Fasilitator : Tepat sekali bu, tujuan pendidikan untuk kebahagiaan siswa bisa tercapai apabila pendidik kembali memahami dan melaksanakan filosofi pemikiran KHD.