Pengobatan & Pencegahan Kecacingan

Kegiatan pencegahan dan Pengobatan Kecacingan di SDN Sukmajaya 2

Kepala Sekolah UPTD SDN Sukmajaya 2, Bapak Opar Suparma, S.Pd, M.Si melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengobatan kecacingan secara rutin terhadap semua siswa SDN Sukmajaya 2, bekerjasama dengan Dr. Faisal dari UPTD Puskesmas Sukmajaya yang dipandu oleh Rina Susana, S.Pd Guru Pembina UKS yang diselenggarakan pada hari Senin 13 Maret 2023 dengan tema Kecacingan.

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit karena faktor lingkungan atau makanan yang kurang terjaga kebersihannya. Cacingan sering kali muncul dengan gejala nyeri perut, diare, rasa gatal di anus, mual, dan muntah.

Cacingan bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa, terutama yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan cara mengobati cacingan di bawah ini.

Apa itu Cacingan?

Cacingan adalah penyakit akibat infeksi cacing parasit yang hidup di dalam usus manusia. Cacing yang tinggal di dalam usus tersebut akan bertahan hidup dengan menyerap sari-sari makanan yang masuk ke dalam usus.

Cacing yang menginfeksi tubuh manusia tidak hanya menyebabkan gangguan pencernaan, tetapi juga berisiko menimbulkan masalah kulit. Jika tidak ditangani dengan tepat, cacingan juga dapat menyebabkan kondisi lebih serius, seperti anemia.

Apa Penyebab Cacingan ?

Lingkungan yang kotor dan juga makanan yang kurang steril dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cacingan. Di mana terdapat beberapa jenis cacing yang paling umum masuk ke tubuh manusia hingga menyebabkan cacingan. Jenis-jenis cacing tersebut di antaranya:

1. Cacing Gelang

 Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) memiliki ukuran cukup besar berkisar 10-35 cm. Jenis cacing ini masuk dalam tubuh manusia melalui tanah yang terkontaminasi telurnya. Saat berada di dalam tubuh, telur tersebut akan menetas di usus dan menyebar menuju organ tubuh lain melalui pembuluh darah atau saluran getah bening hingga menyebabkan cacingan.

Penanganan infeksi akibat cacing gelang biasanya dilakukan dengan memberikan obat cacing kepada penderita sekaligus keluarganya untuk mencegah infeksi berulang dan penularan ke sesama anggota keluarga.

2. Cacing Kremi

 Jenis cacing parasit yang juga dapat menyebabkan cacingan adalah cacing kremi (Enterobius vermicularis). Jenis cacing ini memiliki bentuk halus dan berwarna putih dengan panjang kurang lebih 5-13 milimeter. Cacing kremi banyak menginfeksi anak-anak di usia sekolah.

Infeksi cacing kremi atau enterobiasis dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi telur cacing tersebut. Bisa juga dengan mengonsumsi makanan dari tangan yang kotor dan jarang dicuci.

Setelah berhasil masuk ke tubuh, telur cacing kremi akan berkembang menjadi larva di usus halus. Kemudian, larva akan bermigrasi ke usus besar dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam kurun waktu sekitar 1 bulan.

Ketika malam hari, cacing betina dewasa akan menuju anus dan bertelur. Hal ini akan membuat penderita merasa gatal di bagian anus dan membuatnya ingin menggaruk area yang gatal tersebut. Pada saat menggaruk, telur cacing kremi dapat berpindah ke tangan yang memicu terjadinya penularan kepada orang lain atau bahkan tertelan oleh diri sendiri (self inoculation).

3. Cacing Tambang

 Cacing tambang (golongan Nematoda) dapat masuk ke dalam tubuh dengan menembus kulit. Misalnya, melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas. Kemudian larva cacing tambang yang baru menetas ini akan masuk dalam sirkulasi darah dan terbawa ke paru-paru atau tenggorokan. Ketika pasien terbatuk, larva cacing akan keluar atau tertelan ke saluran pencernaan.

Larva cacing tambang yang tertelan akan menuju ke saluran pencernaan dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Selain menginfeksi saluran pencernaan, larva cacing tambang juga dapat menginfeksi kulit dan mengakibatkan cutaneous larva migrans.

4. Cacing Pita

 Jenis cacing berikutnya yang dapat menyebabkan penyakit cacingan adalah golongan Cestoda (cacing pita). Dalam dunia kedokteran, infeksi cacing pita ini disebut juga dengan taeniasis.

5. Cacing trikinosis

Jenis cacing ini terdapat pada daging matang yang sudah dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh, larva berdiam di usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah itu larva akan berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubuh yang lain.

6. Cacing pipih

Cacing ini hidup di darah, usus, atau jaringan tubuh manusia. Sebenarnya cacing pipih lebih banyak menginfeksi hewan daripada manusia. Namun, jika Anda sering mengonsumsi sayuran mentah, terutama selada air, Anda berisiko terinfeksi cacing ini.

Telur cacing pipih juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang terkontaminsi telur cacing.

 Cestoda masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi daging sapi atau babi yang tidak matang dengan baik. Larva cacing pita akan berkembang menjadi cacing dewasa di usus manusia selama sekitar 2 bulan.

Cacing dewasa tersebut dapat bertahan di usus halus manusia hingga bertahun-tahun. Larva cacing pita yang berasal dari babi juga dapat menyebar ke otak, otot, dan jaringan tubuh lain.

Bagaimana Gejala Cacingan itu?

 Gejala cacingan pada setiap orang bisa berbeda-beda, hal ini tergantung dari jenis cacing parasit yang menginfeksi. Berikut beberapa gejala yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing.

Gejala Cacingan Akibat Cacing Gelang

 Infeksi awal dari cacing gelang biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru akan disadari ketika cacing mulai berkembang dan menyerang organ paru-paru atau usus. Adapun gejala yang ditimbulkan jika menyerang paru-paru adalah:

 Apabila cacing menyerang usus, akan muncul gejala seperti:

 Gejala Cacingan Akibat Cacing Kremi

 Cacing kremi lebih sering menginfeksi anak-anak. Meski begitu, orang dewasa tetap berpotensi tertular infeksi cacing kremi. Gejala cacingan yang muncul akibat infeksi jenis cacing ini adalah:

 Gejala Cacingan Akibat Cacing Tambang

 Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi cacing tambang biasanya berupa ruam pada kulit yang terasa gatal dan disertai diare. Sejumlah gejala lainnya adalah sebagai berikut:

 Gejala Cacingan Akibat Cacing Pita

 Gejala yang timbul seiring berkembangnya cacing pita di dalam tubuh manusia adalah:

 Cara Mengobati Cacingan

 Cara mengobati cacingan pada orang dewasa adalah dengan mengonsumsi obat cacing selama 1-3 hari. Obat cacing sebaiknya dikonsumsi oleh seluruh penghuni rumah untuk mencegah penularan infeksi yang berkelanjutan. Dokter akan meresepkan obat cacing sesuai dengan jenis cacing yang menginfeksi.

 

Cara Mencegah Cacingan

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah cacingan adalah sebagai berikut:

 Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit. Cacingan tidak hanya menyerang organ pencernaan tetapi juga pernapasan, seperti paru-paru.

Berbagai Jenis dan Cara Minum Obat Cacing yang Benar

Salah satu cara untuk mengobati dan mencegah cacingan adalah minum obat cacing. Berikut ini adalah beberapa jenis obat cacing yang tersedia dan cara tepat mengonsumsinya:

 1. Piperazine

Piperazine efektif untuk mengatasi infeksi cacing kremi dan cacing gelang. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing, sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja. Piperazine boleh dikonsumsi sebelum makan maupun setelah makan.

Piperazine tersedia dalam bentuk larutan dan tablet. Dosis yang perlu diminum setiap hari perlu disesuaikan dengan jenis obat piperazine. Oleh karena itu, sebelum minum obat cacing ini, konsultasikan lebih dulu ke dokter, apalagi jika Anda memiliki riwayat epilepsi, penyakit ginjal, atau penyakit hati.

Piperazine tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat, chlorpromazine, tramadol, bupropion, dan obat pencahar yang mengandung sodium bifosfat.

 2. Pirantel pamoat

Pirantel pamoat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Obat ini mampu melumpuhkan cacing, sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja.

Jika Anda menggunakan obat pirantel pamoat yang dijual bebas, pastikan baca petunjuk penggunaan pada kemasan produk dengan cermat. Dosis obat biasanya tergantung pada berat badan dan jenis infeksi cacing. Pirantel pamoat boleh dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan.

 3. Levamisole

Levamisole efektif mengobati infeksi cacing gelang. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan cacing dalam usus dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Levamisole harus dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan dan bisa diminum bersama makanan atau susu untuk meminimalkan efek samping mual.

Hindari mengonsumsi obat ini bersama minuman alkohol. Selain itu, konsultasikan lebih dulu ke dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan medis lain.

 4. Mebendazole

Mebendazole efektif untuk membasmi cacing kremi, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang, termasuk telurnya. Cara kerjanya adalah dengan menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing akan mati karena kelaparan.

Mebendazole tersedia dalam bentuk tablet kunyah. Obat ini boleh dikonsumsi saat perut kosong, tapi sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan yang tinggi lemak seperti susu atau es krim.

Mebendazole juga boleh dihancurkan dan dicampur dengan makanan. Namun, perlu diketahui bahwa obat ini sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan metronidazole, phenytoin, carbamazepine, dan cimetidine.

 5. Albendazole

Albendazole mampu mengatasi cacingan yang disebabkan cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi. Cara kerja obat albendazole sama seperti mebendazole, yaitu menghambat penyerapan nutrisi pada cacing sehingga cacing mati kelaparan.

Obat ini harus diminum sesuai dosis yang diresepkan dokter. Albendazole sebaiknya dikonsumsi saat makan. Selain itu, Anda juga bisa menghancurkan atau mengunyah tablet dengan air.

Albendazole tidak boleh diminum bersamaan dengan dexamethasone, praziquantel, cimetidine, clozapine, obat kejang, diltiazem, obat ARV, obat malaria, ganciclovir, dan itraconazole.

 6. Praziquantel

Praziquantel efektif untuk membasmi cacing hati dan cacing skistosoma. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan melepaskan isapan cacing. Obat ini disarankan dikonsumsi dengan air dan makanan, serta jangan dikunyah atau dihancurkan karena rasanya pahit.

Jika anak tidak bisa menelan tablet, obat bisa dihancurkan dan dicampur dengan makanan lunak atau minuman. Namun, ingat bahwa obat harus dikonsumsi dalam waktu 1 jam setelah dicampur.

Praziquantel sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat TB rifampicin, dexamethasone, obat kejang, cimetidine, eryhtromicine, dan chloroquine.

Beberapa jenis obat cacing, seperti piperazine, pirantel pamoat, dan mebendazole, dijual secara bebas terbatas. Jika Kita membeli obat sendiri tanpa resep dokter, bacalah dengan teliti petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan. Obat yang berbentuk sirop sebaiknya dikocok dulu sebelum dikonsumsi.

Penggunaan obat cacing pada anak berusia kurang dari 2 tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.


Related Post: