Curug Silawe - Magelang

Curug Silawe terletak di sebelah selatan lereng Gunung Sumbing di Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian 500 m dpl. Curug yang berketinggian sekitar 60 m tersebut terdiri dari dua. Yang pertama adalah yang berdebit air besar dan yang kedua berdebit kecil. Untuk yang pertama sering disebut dengan Curug Silawe seakan-akan seperti Lawe (sarang laba-laba dalam bahasa Jawa). Bagian bawah dari curug ini terdapat semacam kolam yang terbentuk akibat hempasan air dari atas tebing. Di kalom ini pengunjung dapat bermain air karena memang tidak terlalu dalam airnya.

Sedangkan yang kedua disebut Curug Sigong. Curug Sigong sendiri terletak di sebelah kanan ke arah hilir dari Curug Silawe dan memiliki ketinggian sekitar 150 m. Dinamakan sigong karena dahulu kala pada malam-malam tertentu sering terdengar suara bunyi gong dari arah air terjun ini. Untuk dapat bermain air disekitar limpahan dari air terjun Si Gong ini, pengunjung harus menyeberang aliran Silawe dan menaiki anak tangga kembali kearah kanan dari Silawe.

Kedua curug ini dikala musim kemarau tidak banyak airnya. Setiap sebelum bulan puasa dimulai, warga sekitar air terjun ini acapkali mengadakan ritual yang sering disebut “Ngloro Sengkolo”, dimana dalam ritual tersebut diharuskan membawa gunungan hasil panen milik warga setempat dengan cara diarak dari Lapangan Sutopati sampai Curug Silawe . Dalam ritual ini selain untuk membersihkan diri baik batin maupun fisik juga menandakan rasa syukur kepada yang maha kuasa atas limpahan rezeki yang mereka terima dari hasil pertanian selama satu tahun.

Lokasi

Terletak di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah

Peta dan Koordinat GPS: S 07.45820’ dan E 110.07240

Aksesbilitas

Berarak sekitar 40 km dari kota Magelang. Dapat kita tempuh dari arah kota Magelang maupun dari candi Borobudur. Masing-masing mungkin akan memakan waktu sekitar 30-45 menit untuk sampai ke sana.

JIka berangkat dari kota Magelang, jalur yang diambil adalah arah Bandongan – Kaliangkrik – Sutopati. Sedangkan jika dari arah Candi Borobudur maka jalur yang diambil adalah kearah Purworejo, Setelah melewati SPBU sekitar 2.5 km, akan ditemui pertigaan Krasak. Di pertigaan ini ambil jalur kekanan, kearah Kaliangkrik. Setelah sekitar 11 km perjalanan nantinya akan ditemui pertigaan dengan pembatas ditengahnya. Ambil jalur ke kiri kearah kalurahan Sutopati. Jika lurus sekitar 500m akan sampai ke pasar Kaliangkrik dan sampai kota Magelang.

Pilihan jalur kedua ini mempunyai nilai lebih karena sejak pertigaan Krasak kita akan disuguhi pemandangan alam yang begitu indah, barisan persawahan dengan terasiringnya dan dibatasi perbukitan nun jauh disana. Keindaahan ini akan lebih nyata terlihat kala masa panen atau masa tanam. Air yang mengalir dari satu petak ke petak lain dibawahnya merupakan ornament alam yang cukup indah. Meskipun melewati areal persawahan, namun udaranya begitu segar, tidak panas. Dari pertigaan ini sampai perempatan Kalurahan Sutopati jaraknya sekitar 2 Km dengan aspal yang masih mulis. Di perempatan Balai Desa Sutopati, setelah SD Sutopati 2 ini, kita ambil jalur yang lurus menanjak. Dari sini jalan sudah mulai sempit dan jika 2 mobil berpapasan, harus ada yang berhenti dan menepi dahulu meskipun jalan masih dilapisi aspal, namun merupakan kualitas aspal jalan kampong. Sekitar 1 km kemudian aspal habis dan jalan hanya dilapisi dengan tatanan batu sehingga agak menyulitkan untuk pengendalian kendaraan, apalagi beberapa tanjakan begitu curam dan tinggi. Jalur jalan 2 km menuju lokasi ini pun menampilkan pesona alamnya yang eksotik.

Dari tempat parkir kendaraan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 200 m menuruni jalan setapak berbatu yang sudah dibuat tangga dengan semen.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 2000 per orang plus asuransi jasa raharja Rp250. Biaya parkir adalah Rp 1000 untuk kendaraan roda dua

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas yang ada di sekitar lokasi antara lain tempat parkir walaupun tidak luas, warung-warung makan yang dijajakan di sekitar lokasi oleh warga setempat dan toilet.