Curug Cileat - Subang

Curug Cileat memiliki ketinggian ± 100 m dan berada di Gunung Canggah. Tumpahan airnya membentuk sebuah kubangan atau kolam yang sangat besar dengan radius hampir 40 meter sehingga pengunjung dapat bermain air dan berendam di dalammnya. Curug Cileat ini terdiri dua buah air terjun yang berdampingan menempel di atas tebing batu, Curug yang satu debit airnya tidak terlalu besar sedangkan curug satunya lagi jatuhan airnya cukup deras dan besar.

Di sekitar Curug terdapat sebuah bangunan yang terbengkalai yang entah peruntukannya untuk apa, keindahan sekitar Curug sedikit ternoda oleh berserakannya sampah bekas pengunjung, cukup disayangakan. Hari itu pun tak ada orang yang berkunjung ke Curug, jadi suasana sangat sepi tapi cukup damai dan tenang.

Dalam perjalanan menuju Curug Cileat ini ada 3 buah curug yang akan ditemui yaitu Curug Citorok yang memiliki tinggi sekitar 70 m, Curug Cimuncang 1 dengan ketinggian sekitar 80 m, dan Cimuncang 2 (Pasir) dengan ketinggian sekitar 90 m.

Lokasi

Terletak di Desa Cibago, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS:

https://goo.gl/maps/aeWcawCJAZ52

6° 46' 54.17" S 107° 45' 5.26" E

Aksesbilitas

Berjarak ± 37 km dari kota Subang ke arah selatan (waktu tempuh sekitar 2,5 jam) atau ± 62 km dari kota Bandung ke arah utara. Dari kota Subang arahkan kendaraan ke jalan Cagak. Selanjutnya dari Jalan Cagak ini ambil ke arah Tanjung Siang. Sesampainya di Desa Gardu Sayang ada belokan yang ditandai adanya plang kecil tanda menuju Curug Cileat. Dari belokan ini ambil terus menuju Kantor Kelurahan Desa Mayang. Jarak dari Gardu Sayang ke desa mayang sekitar 6 km. Dari Desa Mayang perjalanan dilanjutkan ke desa terakhir, Desa Cibago, dengan jarak sekitar 3 km. Di desa inilah tempat pemberhentian terakhir bagi yang membawa kendaraan bermotor.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari terminal kota Subang naik kendaraan Elf dengan trayek Subang - Tanjung Siang (ongkos sekitar Rp 8000). Turun di Gardu Sayang, selanjutnya naik ojek ke Desa Cibago (ongkos sekitar Rp 10000).

Selanjutnya dari desa terakhir, Desa Cibago, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki lewat jalan setapak berbatu sekitar 5 km hingga tiba di lokasi curug.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 6000,- per orang

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas di lokasi obyek wisata, seperti gubuk wisata dan kamar mandi masih minim.

Wisata Lain

Kampung Cibago Desa Mayang terdapat potensi Cultural Tourism dimana kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Sunda masih sangat kental.

Curug pertama

Curug pertama berada sedikit lebih jauh dan berada di atas jalan setapak. Foto curug pertama ini diambil saat perjalanan pulang, perjalanan perginya…sampe curug pertama aja udah gelap (malem).

Jadi tentu saja enggak bias moto lah yaw…

Curug pertama, secara keseluruhan enggak begitu menarik, karena lokasinya yang tidak memberikan ruang yang cukup untuk main air di bawahnya. Namun kalo musim hujan, dengan debit air yang lebih banyak, mungkin ceritanya lain. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 70 meter.

Selanjutnya kira-kira dalam waktu 15 menit kemudian, kita sampe di curug kedua : curug Citorok

Curug kedua ini sedikit lebih menarik jika dibandingkan curug pertama. Ketinggian curug Citorok (curug kedua) diperkirakan sama dengan curug pertama, yaitu : sekitar 70 meter.

Soal nama-nama curug ini sedikit membingungkan, menurut penduduk setempat curug pertama adalah curug Citorok, yang merupakan curug pertama dan terdekat dari desa Cibago. Namun jika diurutkan berdasarkan urutan lokasi curug dan informasi-informasi yang saya temui di internet, maka nama-nama curug ini membingungkan.

Menurut informasi yang ada di internet, urutan curug, sbb :

o Curug Citorok (curug pertama), memiliki ketinggian sekitar 70 mtr

o Curug Cimuncang (curug kedua), memiliki ketinggian sekitar 80 mtr

o Curug Cimuncang Pasir (curug ketiga), memiliki ketinggian sekitar 90 mtr

o Curug Cileat (curug ke empat/curug utama), ketinggian sekitar 100 mtr

Kenyataan di lapangan berkata lain, koreksi dikit yeh…

Mungkin catatan perjalanan saya ini dapat dijadikan koreksi bagi Anda yang ingin mengadakan perjalanan menuju curug Cileat di kab. Subang ini.

Berdasarkan perjalanan saya menuju curug Cileat, kita akan melalui 4 curug sebelumnya, yaitu :

- Curug pertama (menurut penduduk setempat : curug Citorok), namun saya lebih

suka tidak menamakan curug pertama ini dengan nama pemberian penduduk, karena

nanti urutan lokasinya akan jadi aneh. Jadi saya lebih suka mengatakan :

curug p ertama.

- Curug Citorok (curug kedua) / versi saya

- Curug Cimuncang (curug ketiga)

- Curug Cimuncang Pasir (curug ke empat), curug yang tidak lagi dilalui dalam

perjalanan menuju curug Cileat saat ini, karena jalan asli sudah tidak digunakan lagi.

Nanti akan saya ceritakan riwayat Cimuncang Pasir berikut curugnya.

- Curug Cileat (curug Utama / curug ke lima)

- Curug ke enam (curug yang berada di samping kiri curug Cileat

Nah, jadi bagi Anda yang akan mengadakan perjalanan menuju curug Cileat, silahkan Anda hitung sendiri jumlah curug yang ada, mulai dari desa Cibago sampai dengan curug Cileat.

Urutan nama-nama curug ini saya susun berdasarkan beberapa penjelasan warga setempat yang menurut saya lebih masuk akal. Pengurutan nama curug ini berhubungan dengan lokasi curug Cimuncang Pasir (curug ke empat). Nanti deh cerita lengkapnya, biar pada penasaran…hehehe.

Curug kedua : curug Citorok (sekitar 70 meter)

Nama curug Citorok, mungkin karena suara airnya Noroktok (mengalir terus menerus)

Selanjutnya, kira setiap 15 menit jalan kita akan bertemu dengan curug berikutnya. Hal yang menarik, semua lokasi curug yang kita temui dalam perjalanan memiliki sheter (tempat peristirahatan), baik untuk sekedar beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan atau untuk menikmati pemandangan indah curug. Salut ah, buat para penduduk yang sengaja membuat persitirahatan-peristirahatan ini. Hal ini membantu kita untuk bisa narik napas dikit.

Harusnya lokasi wisata memang kayak gini….

Curug ketiga (curug Cimuncang), curug ini lebih indah dan lebih eksotis dibandingkan 2 curug sebelumnya. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter.

Curug ketiga : curug Cimuncang (sekitar 80 meter)

Perjalanan dari curug pertama sampai dengan curug ketiga adalah bagian perjalanan yang cukup menguras tenaga, karena pada bagian inilah medan perjalanan yang kita temui banyak tanjakan yang cukup curam (angkat dengkul dikit). Minimal 20 derajatan lah. Kondisi jalanpun mulai aduhai sedikit, karena pada beberapa bagian tertentu terdapat bebatuan besar yang menjorok ke arah jalan setapak, jadi harus hati-hati. Karena di sebelah kiri jalan setapak ada jurang yang cukup dalam, antara 15 meter sampai 60 meter. Baru tahu pas perjalanan pulangnya (siang hari).

Nah bayangin aja, kita itu jalan malem-malem bermodalkan senter. Pasti seru lah ! Yang jelas udara dingin malam hari, jadi enggak kerasa, karena badan bergerak (jalan kaki maksudnya).

Setelah melalui curug Cimuncang (curug ketiga) setelah jalan kaki sekitar 15 menit, kita akan sampai ke tempat terbuka yang memiliki tempat peristirahatannya (warung). Lokasi ini yang namanya Cimuncang Pasir.

Okeh, saya baru akan ceritakan mengapa saya berteori dengan urutan nama curug-curug yang ada dalam perjalanan menuju curug Cileat (curug utama).

Cimuncang Pasir terletak di dataran terbuka yang menghadap ke lembah, kalau siang hari pemandangannya bagus sekali. Di lokasi ini ada tempat perkemahan yang menghadap ke lembah. Disini kita akan temui persawahan di ketinggian sekitar 900 meter dari permukaan laut. Nah loh ! aneh kan ada orang mau bikin sawah di tempat setinggi itu.