Curug Cikoneng - Bogor

Nama lain dari Curug Cikoneng adalah Curug Handap yang diberikan oleh penduduk setempat. Bahkan ada juga yang menamai curug ini sebagai Curug Bojong Koneng atau Curug Bidadari. Curug Cikoneng memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan terletak diantara Gunung Batu dan Gunung Geulis, lebih tepatnya berada di kaki Gunung Salada yang bersebelahan dengan bukit Hambalang. Secara geografis Curug Cikoneng berada pada ketinggian sekira 700-800 meter di atas permukaan laut.

Panorama di sekitar lokasi curug sungguh sangat mengesankan dengan perpaduan alam pegunungan berupa udara segar, persawahan, desa, aliran sungai dan atraksi fauna berupa sekawanan monyet yang kerap kali muncul dari balik rimbunnya pepohonan di sisi kiri curug.

Namun tidak hanya itu saja, masih ada satu buah curug lagi dari aliran sungai yang sama yang tidak kalah uniknya di kawasan itu. Warga setempat kerap menyebutnya Curug Luhur atau Air Terjun Atas, karena posisinya berada di atas Curug Cikoneng. Tinggi curug ini kurang lebih 10 meter, dengan kemiringan vertikal sekira 30 meter sampai 40 meter. Dengan melalui jalan setapak lagi menuju ke atas, lalu menyusuri sungai maka kita dapat sampai di lokasi tersebut.

Lokasi

Terletak tidak jauh dari perumahan Bukit Sentul tepatnya di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat .

Peta dan Koordinat GPS:

https://goo.gl/maps/Cqmyd8eira72

6°36'51"S 106°54'30"E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 23 km dari kota Bogor dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Untuk bisa sampai ke Curug Cikoneng dapat dicapai melalui dua arah. Yaitu bisa dari arah Jayanti Bogor atau dari arah jalan Tol Jagorawi. Jika dari tol Jagorawi keluar di Gerbang Sentul Selatan, belok kiri masuk ke Perumahan Bukit Sentul melewati Perumahan Bukit Pelangi, lalu langsung ke arah Desa Cibingbin atau Desa Gunungbatu. Setelah melewati Balai Budaya, belok kanan masuk ke jalan desa menuju desa Bojong Koneng, sampai ketemu Kantor Kepala Desa (+/- 3 Km).

Kondisi jalan menuju Bojong Koneng ini bervariasi dimulai dari jalan aspal mulus lalu selanjutnya berubah menjadi jalan makadam (berbatuan) dengan lebar jalan yang sempit sehingga menyulitkan jikalau berpapasan dengan kendaraan lain.

Sesampai di Desa Bojong Koneng perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki mengikuti jalan setapak, karena tidak bisa lagi dilalui kendaraan bermotor. Sebelumnya bagi yang membawa mobil sebaiknya mobil diparkir di Kantor Kepala Desa ini, atau di SD Bojongkoneng, disamping Kantor Kades.

Bagi yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, angkutan ojek adalah satu-satunya alat transportasi untuk mencapai curug tersebut. Hal ini dikarena belum ada kendaraan umum yang mencapai desa tersebut.

Setelah memarkirkan kendaraan, perjalanan selanjutnya dilakukan dengan berjalan kaki mengikuti jalan setapak yang arah masuknya berada dikanan jalan. Perjalanan melalui jalan setapak ini nantinya akan melewati kebun dan sawah milik penduduk setempat dan satu jembatan bambu yang melintasi sungai yang kering dimusim kemarau sejauh kurang lebih 1,5 km dengan waktu tempuh 1/2 jam hingga tiba di lokasi curug.

Perjalanan akan terasa lebih mengesankan bila diawali dari Desa Gunung Batu yang posisinya berada di atas lembah yang membentang. Dari atas lembah tersebut berjalan kaki mengikuti jalan setapak menuruni bukit.

Tiket dan Parkir

Tarip masuk resmi ke curug ini tidak ada. Cuma biasanya ada pemuda-pemuda warga setempat yang mengutip pengunjung Rp 3500,- per orang. Keberadaan area parkir yang belum tersedia mengharuskan pengunjung yang membawa kendaraan menitipkan kendaraannya di dekat rumah penduduk.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas di lokasi.curug ini masih minim, juga nformasi papan penunjuk tentang keberadan curug ini tidak ada sehingga cukup menyulitkan.