Sebenarnya, medan yang akan dilalui tidaklah terlalu berat. Namun Ketua Team paham bahwa para siswa adalah anak-anak kota yang tidak terbiasa jalan kaki. Yang kemana-mana diantar naik mobil, tidak capai dan tidak kepanasan. Yang selalu nyaman dilayani di rumah, kamar berpendingin dan gawai canggih menanti.
Belum ada 5 menit berjalan, sudah ada yang mengeluh apakah masih lama berjalannya. Ketua Team hanya menjawab singkat sedikit lagi. Belum lagi ada siswi yang memakai sandal wedges dengan sol tinggi, padahal sudah paham akan berjalan jauh. Ia mengeluh berat, dan Ketua Team hanya menimpali dengan arahan untuk sandalnya dibawa saja dan berjalan dengan tanpa alas kaki.
Akhirnya, sampailah mereka di Pantai Tiga Warna. Dengan pekikan gembira seakan tidak pernah melihat pantai, mereka bergegas menuju bibir pantai dan bermain-main. Ada yang berenang, bermain pasir atau asyik berselfie ria. Selesai bermain, mereka pun berkumpul di bawah rindangnya pohon kelapa, beristirahat dan menikmati kudapan yang mereka bawa.
Ketua Team berkata, “Lihat indahnya pantai ini. Airnya segar dan jernih. Menuju tempat ini tadi kita harus berjuang dulu. Naik bus 3 jam dari kota, lalu berjalan kaki lagi 30 menit, di tengah terik matahari pula. Yang komen kapan sampai, Teacher cuma jawab sedikit lagi walau masih jauh. Karena kita tetap harus berjalan walau lelah. Tapi lihatlah setelah itu kalian bisa menikmati keindahan ini." .
“Begitu juga dengan belajar matematika,” lanjutnya. “Saat awal akan terasa susah karena otak masih mencerna. Kalau belum bisa, hanya harus coba lagi berulang-ulang. Hingga akhirnya kalian meraih keindahan, bisa dapat nilai 9 dalam matematika. Kemampuan matematika itu tidak bisa diberikan seperti barang. Orang tua bahkan Teacher tidak bisa membelikan kemampuan matematika. Kalian sendiri yang harus perjuangkan. Setuju?” .
Para siswa pun menganggukkan kepala mereka dan dengan waktu tersisa mereka bersiap-siap untuk kembali ke kota.
#30DWC #30dwc #30DWCJilid12#30dwcjilid12 #Squad1 #Day4#Matematika
Apa yang pertama kali melintas di pikiran jika mendengar kata ‘Matematika’? Jawaban yang paling sering terdengar adalah susah dan bikin stres. Sementara bila ditanya, apa yang terpikirkan jika mendengar kata ‘Cinta’? Jawabannya bisa senang, bagai berjalan di awan, dan kata-kata indah lainnya. Pertanyaan berikutnya, percayakah bila matematika itu seperti cinta?
Saat mendekati seseorang yang menjadi pujaan hati, segala hal dilakukan untuk dapat melihat siapa dirinya dan mengerti isi hatinya. Memastikan hanya memberikan semua yang bisa menimbulkan senyum bahagia dan tawa gembira. Ada banyak teori tentang percintaan, resep membuat hubungan langgeng dan mesra. Tetapi yang membuat hubungan percintaan tetap terjalin adalah dengan mengerti pasangan.
Begitu juga dengan matematika, yang bisa dirasakan dengan mengidentifikasi konsep dari berbagai sudut. Misalkan belajar tentang lingkaran, coba telaah apa saja yang sudah diketahui tentang lingkaran. Lingkaran berbentuk bangun dua dimensi, dengan sisi melengkung, dan tidak bersudut. Lingkaran itu bundar atau bulat? Bola itu lingkaran apa bukan? Benda apa saja yang berbentuk lingkaran? Coba perhatikan mengapa benda tertentu seperti roda atau setir mobil berbentuk lingkaran bukan persegi. Dari sisi sejarah dan filosofi, ada banyak yang diceritakan dari setiap konsep. Bagaimana lingkaran pertama kali dipakai untuk menggambarkan matahari. Bagaimana awal mula ditemukannya Pi (π), yang dipakai untuk menghitung luas (πr²) dan keliling ( 2πr) lingkaran. Hingga bagaimana menemukan persamaan lingkaran (x²+y²=r²).
Seperti halnya cinta, konsep matematika perlu dimengerti bukan hanya sekedar definisi. Sehingga, bila ingin pandai dalam pelajaran matematika, bukan cuma hafal rumus saja. Tetapi pahami konsepnya, cari wujud aplikasi konkritnya, hingga akhirnya bisa paham rumus dan formulanya.
#30DWC #30dwc #30DWCJilid12#30dwcjilid12 #Squad1 #Day5#matematika #lingkaran
Sebuah konsep matematika biasanya susah untuk dideskripsikan secara visual karena abstrak. Matematika hanya simbol-simbol menjemukan yang berkecamuk di pikiran. Tetapi anehnya, matematika ada banyak di sekitar sehingga keberadaannya terasa. Walau dibenci, matematika menyusup dan berpengaruh di setiap fenomena kehidupan. Tidak seperti dirimu, hanya matematika yang keberadaannya selalu pasti.
Dalam matematika, tidak cuma berhitung saja. Tetapi ada juga tentang teori logika dan persamaan. Bila sebuah persoalan tidak bisa dihitung, bisa dibuat persamaan atau dicari logikanya. Bila sebuah persamaan menjadi terlalu rumit, bisa diuraikan atau difaktorkan hingga bisa diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Setiap persoalan pasti ada solusinya. Tidak seperti dirimu, hanya matematika yang selalu memberikan kepastian solusi.
Semakin banyak berlatih mengerjakan soal matematika, semakin ringan mengambil langkah penyelesaian. Dinding tebal yang seakan mengelilingi matematika akan runtuh perlahan-lahan. Hingga semua aspek matematika menjadi terbuka tanpa sekat dan bisa terbaca secara eksplisit. Beda dengan manusia yang seakan bermuka dua dan senang berburuk sangka. Tidak seperti dirimu, hanya matematika yang selalu terbuka tanpa prasangka.
Jika banyak jalan menuju Roma, begitu pula saat menjawab soal matematika. Setiap soal matematika, setidaknya bisa diselesaikan dengan lebih dari satu cara. Bahkan untuk prosedur yang mudah seperti penjumlahan sekalipun ada banyak cara yang dipakai. Bisa dengan membilang naik, mengelompokkan per lima atau sepuluh, mendistribusikan, dan lain-lain. Semua cara ini, selalu mengarah ke satu hal. Tidak seperti dirimu, hanya matematika yang memberi jawaban pasti.
#30DWC #30dwc #30DWCJilid12#30dwcjilid12 #Squad1 #Day6#Matematika