Day 13 - Day 15
https://www.instagram.com/teacherandri
https://www.instagram.com/teacherandri
Salah satu konsep matematika kalkulus yang paling dibenci karena kerumitannya adalah integral. Yep, integral yang menggunakan simbol seperti cacing kepanasan itu. Singkatnya, integral ada karena ada variabel yang berubah dari sebuah persamaan. Kalau variabel tetap, persamaan membentuk garis lurus. Tapi saat variabel berubah, persamaan membentuk kurva dengan bentuk tak beraturan. Sehingga akhirnya nilai akhir yang dicari hanya bisa didapat dengan mengumpulkan kepingan yang membentuk kurva persamaan tersebut.
Rindu sangat erat dengan konsep integral. Kenapa? Rindu datang karena ada yang berubah, yang tadinya ada sekarang tidak ada. Frekuensi bertemu yang tadinya sering, jadi berkurang hingga akhirnya nihil. Hati yang di hari-hari biasa terasa sama, menjadi gelisah meliuk-liuk seperti kurva. Saat rindu datang, raga tak terurus, bentuk paras pun kusut tak beraturan.
Konsep integral pada dasarnya adalah mencoba mengembalikan sebuah persamaan dari bentuk sebelumnya. Saat rindu datang, yang dilakukan manusia adalah berusaha mengembalikan sosok dan rasa yang ada sebelumnya. Mencoba menyusun kepingan kenangan satu persatu, sama seperti integral yang menyusun kepingan kecil-kecil (dt) hingga memenuhi kurva.
Rindu dan integral juga mendatangkan kegairahan hidup. Naik-turunnya kurva yang meliuk-liuk itu terlihat lebih menarik daripada garis lurus yang monoton. Bayangkan, apa jadinya bila detak jantung manusia di monitor menunjukkan garis lurus? Yep, kurva naik-turun berarti manusia masih hidup.
Rindu dan integral mengingatkan manusia bahwa sesuatu yang selalu ada di dunia ini adalah perubahan. Bahwa waktu (t) yang berputar akan membawa perbedaan walau hanya berupa kepingan kecil (dt). Bahwa ada Sang Pencipta dengan kuasa dan kehendak-Nya bisa mencipta yang tiada jadi ada, dan melenyapkan yang ada jadi tiada.
To be honest, susahnya untuk ikhlas seperti susahnya memahami trigonometri dengan berbagai istilah dan simbolnya. Trigonometri pada dasarnya adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara sisi dan sudut dari sebuah segitiga. Nah, yang manusia belum banyak menyadari adalah konsep trigonometri ini erat kaitannya dengan ikhlas. Mari simak penjelasan berikut.
Ikhlas merupakan sebuah kondisi hati yang mengharapkan ridha Allah, yang senang dengan amal perbuatan yang diperbuat untuk orang lain. Disebut trigonometri ikhlas karena ikhlas bisa terbentuk jika ada hubungan segitiga antara manusia yang berbuat baik atau jahat pada manusia lain, dan dengan Allah SWT yang memberi imbalan dari setiap amal yang dilakukan. Kalau manusia diam saja, bagaimana bisa berikhlas?
Dalam trigonometri, nilai hubungan tertinggi adalah 1, terkecil 0, dan ada nilai tidak terdefinisi. Trigonometri ikhlas melihat dari nilai tangen (tan), yaitu hubungan antara sisi tegak (manusia dengan Allah) dan sisi datar (manusia dengan manusia). Jika sudut 0 derajad, berarti hanya membentuk garis datar saja, manusia hanya berhubungan dengan manusia, tidak dengan Allah. Sehingga, Allah tidak mau menurunkan ridha-Nya. Jika sudut 90 derajad, berarti hanya membentuk garis tegak saja, manusia hanya mau berhubungan dengan Allah saja, hingga Allah tidak mau mendefinisikan ridha-Nya.
Nilai tertinggi adalah 1, dimana sisi tegak dan sisi datar membentuk sudut 45 derajad serta kedua sisi tersebut memiliki panjang yang sama. Dalam trigonometri ikhlas, keikhlasan hanya terjadi saat tangen mencapai nilai 1. Apa artinya? Trigonometri ikhlas meminta besaran manusia ikhlas dengan perbuatan manusia lain, dengan besaran yang sama saat ikhlas berhubungan dengan Allah.
Trigonometri ikhlas dengan nilai tan 1 juga menggambarkan bahwa pertolongan Allah pada manusia biasanya turun melalui perantara manusia lain. Sehingga, berbuat baiklah pada manusia lain, dan ikhlaskan apapun hasilnya dengan pasrah kepada Allah. Setuju?
#30DWC #30dwc #30DWCJilid12#30dwcjilid12 #Day14 #matematika #ikhlas
Special request dari @kaaridha
Link: https://www.instagram.com/p/BhLRFLuhQAt/
Instrumen biola sudah tak asing bagi saya sejak @fadiaviolin memutuskan untuk serius belajar biola 12 tahun lalu. Saya pun sempat belajar memainkannya, walau tak sepandai putri saya ini. Seperti alat instrumen berdawai lainnya, biola memiliki keunikan dari segi bentuknya. Ternyata, bentuk biola yang cantik itu diciptakan dengan berbagai konsep matematika.
Adalah filsuf Pythagoras yang mengatakan bahwa semua perbandingan yang menghasilkan keindahan, tercipta dan diatur di alam. Pythagoraslah yang menemukan tuning ratio atau perbandingan frekuensi nada harmonis yang digunakan untuk mengatur ketegangan senar pada instrumen dawai, baik gitar, biola, viola, cello, dan lainnya. Biola yang memainkan lagu dengan interval nada kelima pada rasio penyetelan dawai Pythagoras ternyata bisa membawa kedamaian di pikiran dan hati pendengarnya.
Antonius Stradivarius adalah salah satu luthier (pembuat biola) yang memakai konsep Rasio Emas dalam mendesain bentuk biola. Rasio emas, yang dipopulerkan oleh Pythagoras, merupakan perbandingan sempurna antara sisi panjang dan pendek sebuah benda, yang akan memberikan nilai keindahan ideal. Seperti proporsi wajah Brad Pitt yang mendekati rasio emas. Lekukan bentuk badan biola dibuat dengan rasio emas dengan presisi tinggi hingga bisa memproduksi suara yang indah.
Selain itu, bentuk kepala biola yang melingkar seperti badan ombak, serta perbandingan panjang leher dengan badan biola juga memakai deret Fibonacci. Yaitu, sebuah deret yang ditemukan oleh Leonardo Pisano dan dihitung dengan menambahkan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, dan seterusnya. Angka pada deret ini jika dibagi dengan angka sebelumnya hasilnya adalah rasio emas. Lengkungan yang didesain dengan pola deret Fibonacci biasanya akan berbentuk lebih natural dan cantik dipandang.
Biola merupakan satu bukti bahwa konsep bilangan, bentuk geometri dan pengukuran dalam matematika bisa untuk menciptakan keindahan. Bahwa dalam simbol dan angka matematika terdapat rahasia alam luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.
#30DWC #30dwc #30DWCJilid12#30dwcjilid12 #Day15 #matematika #biola