Selamat datang di Ruang Geografi MA ARIFAH
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan keunikan dan sebaran
4.6 Membuat peta sebaran budaya sebagai bagian budaya nasional
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN NASIONAL DAN PERSEBARAN BUDAYA INDONESIA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan pembentukan kebudayaan nasional dan keragaman budaya Indonesia
B. Uraian Materi
1. Pembentukan Kebudayaan Indonesia
Gambar 2.1 : Kesenian Reog Ponorogo
Sumber: https://www.gapuranews.com/puluhan-reog-ramaikan-grebek- suro-2017-ponorogo/
Kebudayaan atau kultur adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict (1934) melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari/learning behavior.
Kebudayaan juga dapat dipahami sebagai suatu sistem ide/gagasan yang dimiliki suatu masyarakat lewat proses belajar dan dijadikan acuan tingkah laku dalam kehidupan sosial bagi masyarakat tersebut (Koentjaraningrat, 1996). Sedangkan sistem budaya sendiri dapat dikatakan sebagai seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum yang diacu untuk menata, menilai, dan menginterpretasikan benda dan peristiwa dalam berbagai aspek kehidupannya.
Nilai-nilai yang menjadi salah satu unsur sistem budaya, merupakan konsepsi abstrak yang dianggap baik dan amat bernilai dalam hidup, yang kemudian menjadi pedoman tertinggi bagi kelakuan dalam suatu masyarakat. Bertitik tolak dari pemahaman tersebut, konsep kebudayaan Indonesia dibangun oleh para pendahulu kita. Konsep kebudayaan Indonesia disini mengacu kepada nilai-nilai yang dipahami, dianut, dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai luhur, sebagai acuan pembangunan Indonesia. Nilai- nilai itu antara lain adalah taqwa, iman, kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni, rukun, disiplin, harga diri, tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif, kebersamaan, dan kreatif. Nilai-nilai itu ada dalam sistem budaya etnik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah, sebagaimana sifat/ciri khas kebudayaan suatu bangsa Indonesia (Melalatoa, 1997: 102). Konsep kebudayaan Indonesia ini kemudian diikat dalam satu konsep persatuan dan kesatuan bangsa yaitu konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Kebudayaan tidak bisa hanya dilihat dari sisi isi kebudayaan itu sendiri karena keberadaannya tidak terlepas dari banyak faktor lain sehingga kebudayaan itu ada, berlangsung, dan berkembang. Satu faktor penting yang berkaitan dengan kebudayaan adalah masyarakat, tidak akan ada satu kebudayaan tanpa masyarakat, demikian sebaliknya. Sebagai satu bentuk persekutuan hidup , masyarakat itu sendiri adalah konsep dengan dimensi yang luas; meski kita sering menggunakan konsep masyarakat Indonesia, namun dalam kenyataannya kita tidak bisa membayangkan semua orang Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang, biasanya yang terbayang hanyalah sekelompok orang-orang Indonesia di sekitar kita saja, di suatu lokasi tertentu.
Seorang ahli sosiologi Indonesia, M. M. Djojodigoeno (1965), membedakan antara konsep masyarakat dalam arti luas dan masyarakat dalam arti sempit; dalam konsep itu, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dalam arti luas, dan masyarakat disekeliling kita apakah itu desa atau kota tertentu, maupun masyarakat warga kelompok kekerabatan seperti marga, dadia, atau suku bangsa adalah masyarakat dalam arti sempit.
Satu bentuk keberadaan lain dari masyarakat dalam dimensi yang lebih luas yaitu dalam bentuk bangsa, sepertinya keanekaragaman kebudayaan itu lebih memungkinkan kebedaraannya dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas; bangsa Indonesia pantas disebut sebagai bangsa yang besar karena memang memiliki potensi untuk menjadi besar, tidak saja ditunjang oleh kewilayahan membentang luas, jumlah penduduk yang besar, namun juga sarat dengan keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain, mungkin hanya perbedaan ras saja yang tidak terlalu menyolok dari keanekaragaman di atas.
Secara teoritis sebenarnya sangat sulit untuk mempersatukan berbagai kepentingan yang berbeda dalam satu pedoman nilai yang dijadikan sebagai acuan bersama, masing-masing tinggal di daerah yang berbeda, mempunyai tradisi dan kebiasaan yang berbeda, kebudayaan berbeda, dengan bahasa yang berbeda. Dengan menempuh perjalanan sejarah yang panjang dan melelahkan bangsa Indonesia yang mulanya terdiri dari bangsa-bangsa yang kecil seolah-olah telah dirancang untuk selalu bersama dalam menempuh suka dan duka, sama-sama menanggung derita dibawah dominasi kekuasaan bangsa asing, dan sama-sama berjuang untuk membebaskan diri dari dominasi tersebut , membuat segenap warga yang hidup di sebaran kepulauan Indonesia merasa sebagai satu kesatuan; lahir, tumbuh, dan berkembangnya bangsa Indonesia adalah hasil kesejarahan, keadaan inilah yang menjadi salah satu potensi terbesar dimiliki dari keberadaan bangsa Indonesia.
2. Faktor Pembentuk Kebudayaan Nasional
Budaya nasional dapat diibaratkan pohon yang akar-akarnya terdiri atas berbagai budaya daerah. Budaya daerah merupakan kebiasaan dalam wilayah tertuntu yang di wariskan secara turun-temurun pada lingkup suatu daerah. Budaya daerah muncul saat penduduk di suatu daerah mempunyai pola pikir dan kehidupan sosial yang membedakannya dengan penduduk di daerah lain. Budaya nasional menjadi gabungan budaya daerah yang terus berkembang menjadi kebiasaan di Indonesia. Proses asimilasi dan akultrasi pada masyarakat mendorong perkembanggan budaya nasional.
Wujud kebudayaan masyarakat di Indonesia sangat beragam. Rumah adat, baju adat, dan alat musik tradisional merupakan wujud kebudayaan secara fisik. Kebudayaan juga dapat berwujud nonfisik seperti adat istiadat, kearifan lokal, dan ideologi. Setiap wujud kebudayaan di Indonesia memiliki filosofi dan nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan. Nilai-nilai kehidupan dalam kebudayaan masyarakat tersebut mencirikan identitas bangsa sebagai bagian dari khazanah budaya nasional bangsa Indonesia
Budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungan. Sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, budaya mewarnai kehidupan sosial masyarakat dan memiliki andil besar dalam memengaruhi karakter perilaku seseorang atau sekelompok orang. Faktor penyebab keanekaragaman budaya dan suku bangsa di Indonesia sebagai berikut .
a. Keadaan dan letak geografis Indonesia
Keadaan dan letak geografis Indonesia turut memengaruhi budaya lokal sehingga menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Budaya daerah dapat menjadikan cerminan penduduknya dalam beradaptasi terhadap keadaan geografis wilayah yang mereka tinggali, Cara beradaptasi tersebut beberapa di antaranya terlihat dari mata pencaharian, cara berpakaian, pola perumahan, dan nilai religi penduduk setempat.
b. Wilayah Kepulauan Indonesia
Penduduk yang mendiami suatu wilayah pulau di Indonesia dipisahkan oleh daratan dan lautan.Pemisah tersebut menyebabkan suku/sekelompok suku yang mendiami suatu wilayah mengembangkan budaya lokal untuk mempertahankan kehidupannya.Kondisi wilayah kepulauan Indonesia menyebabkan budaya lokal untuk mempertahankan kehidupannya.Kondisi wilayah Kepulauan Indonesia menyebabkan terjadinya isolasi geografis.Isolasi geografis menyebabkan penduduk yang menempatkan suatu pulau atau wilayah tertentu memiliki kebudayaa khas. Kenyataan tersebut menjadi salah satu penyebab budaya lokal yang berkembang di Indonesia sangat beragam.
c. Keterbukaan terhadap Dunia Luar
Indonesia terletak di jalur persimpangan dunia antara Benua Asia di sebelah selatan. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia memperoleh banyak pengaruh dari luar. Realitasnya Indonesia adalah negara yang terbuka terhadap pengaruh luar. Terbukti dari besarnya pengaruh dari budaya Arab, Tiongkok, Eropa, dan India. Daerah pesisir lebih cepat mengalami pembaruan budaya dari bangsa asing dari pada daerah pedalaman, contohnya kota Semarang. Kota Semarang sebagai kota pesisir memiliki memiliki budaya beragam yang dipengaruhi oleh budaya Jawa, Tiongkok, Arab, dan Kolonial. Bentuk-bentuk bangunan sepert candi, masjid, dan benteng merupakan bukti adanya pengaruh luar dalam membentuk keanekaragaman budaya.
Gambar 2.2 : Wihara Watugong Semarang
Sumber: https://anekatempatwisata.com/wisata-semarang-vihara-buddhagaya- watugong/
Kontak antar kebudayaan yang berlangsung sejak lama di Indonesia mendorong terjadinya akultrasi. Akultrasi menyebabkan perubahan kepada kebudayaan yang dipengaruhinya. Ada unsur-unsur kebudayaan yang masih bertahan ada pula unsur kebudayaan yang mengalami penyesuaian.
.
d. Faktor sejarah
Sejarah mencatat nenek moyang bangsa Indonesia adalah para imigran yang datang secara bertahap ke Indonesia Bangsa pertama yang bermigrasi ke Indonesia adalah bangsa Melanesia/Papua Melanosoid yang disusul kedatangan Bangsa melayu. Kedatangan bangsa melayu dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan yang tergolong sebagai Bangsa Proto melayu (Melayu Tua ) dan Tahap kedua dilakukan Deutro Melayu (Melayu Muda).
Pada mulanya, Proto Melayu menempati pantai-pantai di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Lama kelamaan kedudukan bangsa Proto Melayu terdesak oleh kedatangan bangsa Deutro Melayu sehingga bangsa Proto Melayu menyebar ke Indonesia bagian timur selanjutnya, bangsa Proto melayu menjadi nenek moyang suku Toraja, sasak, Dayak Nias, Batak, dan Kabu.
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia membawa perubahan penting terhadap budaya penduduk asli, Nenek Moyang bangsa Indonesia akhirnya menetap dan mengenalkan kebudayaannya kepada penduduk asli, Reaksi yang diberikan penduduk asli pun beragam. Ada yang bersikap menolak ada juga yang bersikap menerima, jika kebudayaan yang dibawa oleh nenek moyang bangsa Indonesia ditolak penduduk asli, akan terjadi proses pembaruan budaya.
Setiap gelombang kedatangan nenek moyang asli Indonesia, menempati wilayah dan menurunkan suku yang berbeda. Oleh karena itu, suku-suku di Indonesia memiliki keragaman fisik dan budaya yang hampir dapat djbedakan dari satu suku dengan suku lain. Pada periode berikutnya, wilayah Indonesia di persilangan jalur perdagangan internasional menjadi tempat persinggahan para pedagang asing. Beberapa di antaranya berasal dari bangsa India, Arab, Belanda, dan Tiongkok.
Setelah menganalisis materi diatas silahkan ananda mengerjakan assesment dibawah ini