Roket Air adalah sebuah alat sederhana yang bekerja berdasarkan prinsip tekanan udara dan hukum aksi-reaksi (Hukum Ketiga Newton). Roket air biasanya dibuat menggunakan botol plastik sebagai badan roket, di mana sebagian botol diisi dengan air, dan sisanya diisi dengan udara bertekanan menggunakan pompa. Ketika tekanan udara dilepaskan melalui lubang kecil di botol, air yang keluar dengan kecepatan tinggi menciptakan gaya dorong yang mendorong roket meluncur ke atas.
Botol Plastik
Berfungsi sebagai badan roket sekaligus tangki penyimpan air dan udara bertekanan.
Air
Digunakan sebagai massa yang didorong keluar untuk menghasilkan gaya reaksi.
Pompa Udara
Memasukkan udara ke dalam botol untuk menciptakan tekanan tinggi.
Katup atau Stopper
Digunakan untuk menahan udara bertekanan di dalam botol sebelum diluncurkan.
Sirip (Fins)
Menjaga stabilitas roket saat meluncur agar tidak berputar.
Hidung Roket (Nose Cone)
Bagian depan roket dirancang lancip untuk mengurangi hambatan udara.
Pengisian: Botol diisi sebagian dengan air (biasanya 1/3 dari kapasitas botol). Sisa ruang diisi udara menggunakan pompa.
Peningkatan Tekanan: Udara yang dipompa masuk ke botol menciptakan tekanan tinggi di dalamnya.
Peluncuran: Ketika stopper dilepas, tekanan udara mendorong air keluar dari botol dengan kecepatan tinggi. Gaya ini menciptakan gaya dorong yang meluncurkan roket ke atas.
Terbang dan Jatuh: Roket terbang hingga gaya dorong habis, lalu jatuh kembali karena gravitasi.
Hukum Ketiga Newton: "Setiap aksi menimbulkan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah." Ketika air keluar ke bawah dengan kecepatan tinggi, roket terdorong ke atas.
Energi Potensial dan Kinetik: Tekanan udara di dalam botol adalah bentuk energi potensial. Ketika tekanan dilepas, energi tersebut berubah menjadi energi kinetik, membuat roket bergerak.
Tekanan dan Volume (Hukum Boyle): Tekanan udara di dalam botol berbanding terbalik dengan volume. Ketika udara dipompa, tekanan meningkat hingga cukup untuk meluncurkan roket.
Jumlah Air: Air yang terlalu sedikit tidak menghasilkan dorongan cukup, sedangkan terlalu banyak menambah berat roket.
Tekanan Udara: Semakin tinggi tekanan udara, semakin besar gaya dorong yang dihasilkan.
Desain Roket: Sirip yang stabil dan nose cone yang aerodinamis mengurangi hambatan udara.
Sudut Peluncuran: Sudut ideal biasanya sekitar 45° untuk mencapai jarak terjauh.
Edukasi Sains: Roket air digunakan untuk memahami konsep fisika seperti hukum Newton, tekanan, dan aerodinamika.
Eksperimen STEM: Membantu siswa belajar melalui pendekatan praktis dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Kreativitas dan Inovasi: Membuat roket air melatih keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Roket air adalah alat edukatif yang menyenangkan dan menginspirasi, cocok untuk digunakan di kelas atau kegiatan luar ruangan untuk mempelajari ilmu fisika dan prinsip dasar penerbangan! 🚀