KELAS XI
PERTEMUAN 12
Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Welcome to the MA ARIFAH Pancasila Education Room
PERTEMUAN 12
Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Tujuan Pembelajaran :
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini kalian diharapkan dapat Memahami ancaman terhadap bidang Ideology, Politik, Ekonomi, sosial Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan dalam membangun Integrasi Nasional
1. Ancaman di bidang Ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa masih sangat rawan terhadap berbagai bentuk ancaman. Salah satunya dari paham komunisme yang masih harus di waspadai. Usaha untuk mengganti pancasila dengan ideologi komunis pernah dilakukan dua kali oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)yaitu, pertama pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur pada tahun 1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso, yang inin membentuk Republik Sovyet Indonesia. Pemberontakan untuk mengubah ideologi Pancasila yang selanjutnya pernah juga di lakukan dengan adanya pemberontakan DI/TII, yang menginginkan pembentukan NII (negara Islam Indonesia), dipimpin oleh Kartosuwiryo pada tahun 1949. Gerakan DI/TII berkembang di sebagian wilayah Indonesia, diantaranya di Jawa Barat yang di pimpin oleh Kartosuwirjo, di Sulawesi oleh Kahar Muzakar, di aceh di pimpin oleh Daud Beuruehdan di Kalimantan Selatan oleh Ibnu Hajar.
Dalam menyelesaikan pemberontakan ini, pemerintah melalui TNI melakukan berbagai operasi militer ke daerah-daerah yang di nilai menjadi pusat pergerakan. Operasi ini berhasil menunpas para pemberontak secara bertahap.
2. Ancaman di bidang politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Ancaman politik dari dalam negeri dapat dilihat dari gerakan separatis. Dari luar negeri, Ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Gerakan separatis atau separatisme kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat Indonesia yang ingin memisahkan diri dari negara Indonesia. Gerakan Separatisme yang pernah terjadi di Indonesia antara lain;
Republik Maluku Selatan (RMS)
Gerakan Republik Maluku Selatan merupakan gerakan separatis yang menolak integrasi dan hanya ingin membentuk negara sendiri yang lepas dari Negara Indonesia Timur (NIT) maupun NKRI.
2) Gerakan Andi Aziz
Gerakan separatis yang berlangsung di Makasar dilatarbelakangi oleh sikap penolakan Andi Aziz terhadap masuknya TNI ke wilayah Sulawesi Selatan. Andi Aziz adalah seorang mantan perwira KNIL. Pasukan Andi aziz menghendaki dipertahankannya Negara Indonesia Timur (NIT)
3) PRRI/Permesta
Gerakan PRRI/Permesta terjadi disebabkan hubungan tidak harmonis antara pemerintah pusat dan daerah, terutama di Sulawesi dan sumatera. Kedua daerah tersebut merasa tidak puuas dengan otonomi daerah dan perimbanagn keuangan antara pusat dan daerah
Ancaman separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
3. Ancaman di bidang Ekonomi
1) Ancaman Internal a. Inflansi, adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. b. Pengangguran, hal atau keadaan menganggur, tidak ada pekerjaan dan tidak ada penghasilan
c. Infrastruktur, sarana dan prasarana yang tidak memadai
d. Kebijakan ekonomi yang merugikan rakyat
2) Ancaman eksternal a. Ketergantungan terhadap asing, adalah kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat sajab. Daya saing yang rendah, karen aproduk yang dihasilkan belum mampu bersaung dengan produk negara lain c. Kinerja ekonomi yang buruk, hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran tidak sesuai yang diharapkan
Klik Tombol Untuk Memulai Evaluasi