Judul: Culture and Geography: how do primary students map their local environment?
Penulis: Tom Lowrie, Robyn Jorgensen, Tracy Logan, Danielle Harris.
Artikel ini bertujuan untuk meneliti peta rute rumah ke sekolah yang dibuat oleh siswa dari 4 wilayah yang berbeda (urban, regional, rural, remote indigenous). Hal ini dilakukan untuk mengeksplor bagaimana kultur dan perbedaan geografi wilayah mempengaruhi peta yang dibuat siswa.
Ada beberapa istilah yang saya highlight karena membutuhkan pemahaman lebih:
Mental representation of their local environment: Bagaimana bentuk atau tamoilan mental terhadap lingkungan sekitar.
Bentuk dan struktur dari peta yang dibuat sendiri (self-generated map) dipengaruhi oleh kultur dan lingkungan.
Spatial reasoning adalah pengkerucutan dari keterampilan memvisualisasikan dan merubah secara mental suatu benda dan hubungannya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu siswa yang berasal dari daerah rural (pinggir kota) dan remote indigenous (wilayah penduduk asli) memiliki detail dan mental representation yang lebih baik pada lingkungan lokal mereka. Dari penelitian juga diketahui bahwa pertanyaan pemantik (promtp question) dapat mempengaruhi kebebasan siswa dalam membuat rute atau jalan menuju sekolah. Ada pengaruh kultur dan perbedaan geografi wilayah terhadap peta yang dibuat oleh siswa.
Insight yang saya dapatkan adalah ternyata Peta tidak hanya menggambaran rute menju suatu tempat, tetapimenyimpanbanyak materi, melibatkan berbagai faktor kognitif dalam membuat dan menginterpretasikannya. Kecerdasan spasial dibutuhkan dalam membuat peta.
Saya kaan mempelajari hal ini pelan-pelan dan mencoba untuk menggunakan peta dalam pembelajaran terutama matematika.
Reference:
Lowrie, T., Jorgensen, R., Logan, T., & Harris, D. (2022). Culture and geography: how do primary students map their local environment?. The Australian Educational Researcher, 49(2), 261-284.