STEM merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, dan Mathematic. Singkatan ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1990-an oleh sekumpulan pendidik sebagai sebuah pembaharuan dalam kurikulum National Science Foundation (NSF) untuk mengintegrasikan sains murni dan terapan ke dalam satu kesatuan (Pbiss, 2022).
Saat ini banyak pengembangan STEM diintegrasikan dengan berbagai disiplin ilmu seperti art, enterpreneurship medicine, humanities dan lain sebagainya. STEM juga mengalami perluasan pendekatan menjadi STEM Rich Task. Rich Task merupakan sebuah term yang menunjukkan sebuah masalah yang membutuhkan high level of cognitive demands dan membutuhkan keterampilan siswa untuk berpikir abstrak dan menghubungkan berbagai pengetahuan yang dimiliki terutama pengetahuan matematika (Gojak, 2017).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, STEM rich task dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang mengintegrasikan Science, Technology, Engineering, dan Mathematic dengan tujuan pembelajaran dalam bentuk kegiatan yang kaya tugas, kegiatan yang mampu mengeksplor kognitif siswa untuk berpikir kritis, bernalar, dan kreatif.
Berbagai kegiatan dengan pendekatan STEM dapat cukup mudah dilakukan di ruang kelas. Namun, membuat STEM dengan rich task membutuhkan persiapan lebih mendalam untuk memperjelas instruksi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu ada beberapa karakteristik yang perlu diidentifikasi dari kegiatan STEM apakah termasuk rich task atau tidak. Karakteristik tersebut yaitu:
accessible to all student: kegiatan ini dapat diakses oleh siapa saja dengan berbagai level kognitif, bahkan oleh siswa berkebutuhan khusus.
problem posing and conjecture: meningkatkan keingintahuan siswa, keinginan bertanya, dan membuat prediksi atau membuat perkiraan.
multiple disciplinary connections: mengintegrasikan berbagai konsep disiplin ilmu
application and extension of knowledge: mengaplikasikan, memperdalam, dan memperluas penggunaan pengetahuan yang telah diketahui.
cognitive demand: melibatkan kemampuan berpikir HOTS seperti berpikir kritis, membuat alasan, menganalisis, dsb.
open ended exploration: membutuhkan banyak pendekatan dan solusi
engaging context and promote creativity: menarik, dan sesuai dengan masalah pada kehidupan nyata. Merangsang kreativitas siswa dalam memecahkan masalah.
promote collaboration, discussion, and communication: meningkatkan kolaborasi dan komunikasi.
Suatu kegiatan STEM rich task tidak harus memiliki seluruh karakteristik tersebut. Suatu kegiatan yang memiliki 2 atau 3 karakteristik sudah dapat dikatakan rich task. Semakin banyak karakteritik yang muncul dominan, semakin rich task kegiatan tersebut. Catatan penting lainnya, suatu kegiatan rich task bagi jenjang kelas tertentu bisa jadi bukan merupakan rich task bagi jenjang lainnya (Gojak, 2017). Contoh, permainan paper boat challenge sangat menantang dan merupakan kegiatan rich task bagi siswa kelas 3, namun bisa menjadi kegiatan biasa saja (bukan rich task) bagi siswa kelas 6.
Selain memiliki karakteritik, suatu kegiatan STEM diupayakan dapat merangsang anak memiliki STEM habits of mind. STEM habits of mind ini dapat diartikan cara berpikir atau suatu kebiasaan yang melibatkan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah.
Siswa dapat meningkatkan keterampilannya ini dengan dibantu guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan pemantik. Pertanyaan pemantik dapat disebut juga pertanyaan efektif yang diberikan guru sebagai respon atas tindakan atau pikiran siswa yang muncul saat melakukan kegiatan. Berikut beberapa STEM habits of mind dan penjelasannya.
Inquirers: terlihat saat siswa ingin tahu mengapa sesuatu bisa terjadi. Saat ini siswa akan berkata "Saya ingin tahu ...", "Mengapa ini bisa terjadi ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa yang kamu pikirkan?", "Bagaimana cara kita mencari tahu tentang ..."
Observers: terlihat saat siswa melakukan pengamatan dengan teliti tentang keadan lingkungan. Saat ini siswa akan berkata "Apa yang terjadi?", "Lihat!" , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa yang kamu lihat?", "Apa yang terjadi disini?".
Describers: terlihat saat siswa menjelaskan sesuatu yang dilihat menggunakan bahasa yang tepat. Saat ini siswa akan berkata "Blok yang biru lebih panjang daripada blok yang merah", "Kami meletakkan benih di atas tanah dst", saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Dapatkah kamu menceritakan tentang?", "Bagaimana kamu menceritakan hal ini?"
Encoders: terlihat saat siswa membuat diagram atau merpesentasiakn sesuatu dalam simbol. Saat ini siswa akan berkata "Ini adalah ...", "Saya membayangkan kalai ini adalah ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Bisa kamu ceritakan lebih lanjut tentang ini?", "Apa yang kamu gambar yang mirip dengan sebelumnya?"
Decoders: terlihat saat siswa mengikuti petunjuk di map, membaca simbol, dan membuat rancang bangunan dari gambar . Saat ini siswa akan berkata "Menurut saya ini ...", "Saya rasa ini maksudnya ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Menurut kamu ini maksudnya bagaimana?", "Apa kamu bisa ceritakan ini ke Ibu?"
Engineers: terlihat saat siswa membuat atau mengkonstruk sesuatu. Saat ini siswa akan berkata "Bagaimana ya cara membuat ini berdiri?", "Lihat berapa tinggi ini?", saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?", "Apa yang kamu lakukan?"
Pattern Sniffers: terlihat saat siswa mencari danmenemukan pola pada kata, angka dan gambar. Saat ini siswa akan berkata "Lihat, pola yang saya buat!", "Hei, ternyata ini berulan!" , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa yang akan terjadi kemudian?", "Apa yang hilang?."
Experimenter: terlihat saat siswa mencoba sesuatu, melakukan uji coba, dan memperhatiakn apa yang terjad saat uji coba terebut. Saat ini siswa akan berkata "Saya pikir saya akan coba untuk ...", "lihat apa yang alan terjadi bila ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa ya yang terjadi kalau kamu ...?", "Apa lagi ya yang bisa kita lakukan untuk ...?"
Measurers: terlihat saat siswa mengukur dan menghitung sesuatu. Saat ini siswa akan berkata Ini lebih besar daripada ... ", "Ini ternyata lebih panjang daripada ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "Apa yang kamu pikirkan?", "Dimana kita bisa mencari tahu atau mengetahui hal itu?".
Predictors: terlihat saat siswa membuat prediksi atas sesuatu atau bertanya dan memperkirakan suatu kejadian. Saat ini siswa akan berkata "Saya pikir ...", "menurut saya selanjunya akan ..." , saat mendengar hal ini guru dapat memberikan pertanyaan "menurut kamu apa yang akan terjadi kemudian?", "Apa yang terjadi apabila kita melakukan ..."
Demikianlah rasionalisasi STEM "Rich Task" yang menjadi landasan pelaksanaan implementasi pada digital portofolio ini.
Semoga dapat bermanfaat.
References:
Gojak, Linda. (2017). A Key to Deep Understanding: The Importance of Rich Tasks in K-12 Mathematics. Retrieved from https://www.mheducation.com/unitas/school/explore/research/reveal-math-rich-tasks-white-paper.pdf
___, What is STEM Education? and Why is it important?. Retrieved from https://pbiss.ac.th/news-updates/what-is-stem-education