Judul: STEM Habits of Mind: enhancing a PBL design challenge - integrated STEM instruction approach.
Penulis: Paul A. Asunda, John Weitlauf.
Artikel ini menggaris bawahi sebuah habits of mind yang dipopulerkan oleh Costa pada tahun 2008. Habits of mind tersebut adalah:
Problem finding: Siswa diajak untuk menghubungkan pengetahuan sebelumya dengan pengetahuan baru yang diperoleh kemudian menghubungkannya dengan konsep STEM yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Visualizing and Improving: kemampuan ini membantu siswa untuk mengintegrasikan pemahaman mereka dengan cara membuat model, memvisualisasikan ide lalu menghubungkannya dengan pengetahuan baru.
Creative problem solving help student learn from others: melalui kerja kelompok siswa melakukan kolaborasi dan berdiskusi tentang konsep yang dibangun.
Adapting: Di athap akhir siswa akan melakukan refleksi dan mengambil kritik atau masukan yang datang untuk memperbaiki pemahaman mereka.
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa suatu kegiatan berbasis STEM sebaiknya tida terisolasi dalam batasan kurikulum, namun yang terpentinga dalah mampu membangun pengalaman pada siswa saat belajar memberikan siswa kesempatan menjadi pembelajar aktif, berkomunikasi dengan diri mereka sendiri dan dengan orang lain.
Menarik tentang bagaimana STEM Habits of mind dapat berkembang apabila tidak hanya terkungkung pada kurikulum namun yang terpenting adalah roses pembelajaran bermakna yang diperoleh anak.
Saya akan coba menerapkan ini di kelas, bahwa kebahagiaan anak saat belajar, momen "AHA" yang diperoleh dan berbagai ekspresi yang diperoleh adalah bagian dari proses pembelajaran. Untuk itu walaupun tidak dapat mmenuhi semua tntunan kurikulum dapat kegiatan STEM yang dilakukan, tidak apa-apa.
Reference:
Asunda, P. A., & Weitlauf, J. (2018). STEM habits of mind: enhancing a PBL design challenge-integrated STEM instruction approach. Technology and Engineering Teacher, 78(3), 34-38.