Air Terjun Lubuk Batu Bulan - Lima Puluh Koto
Dinamakan Air Terjun Lubuk Batu Bulan ini (menurut masyarakat sekitar) karena pada kucuran airnya jatuh ke lubuk (kolam) berupa cekungan batu yang berbentuk seperti bulan. Hal unik di air terjun ini adalah aliran airnya yang jatuh ke lubuk ini tidak memiliki aliran air seperti sungai melainkan menghilang ke bawah lubuk. Fenomena ini dikarenakan dibawah lubuk itu ada goa yang panjang yang langsung menyerap air tersebut. Air yang jatuh dari air terjun Lubuk Batu Bulan ini dapat di jumpai lagi kira-kira satu kilometer kehilir, dimana air tersebut mengalir kesawah-sawah penduduk.
Dengan demikian lubuk di air terjun Lubuk Batu Bulan ini tidak dapat digunakan untuk berenang. Disini pengunjung hanya dapat mencuci muka dengan cara menampung gemercik air terjun yang jatuh dari sisi tebing batu.
Air Terjun Lubuk Batu Bulan memiliki ketinggian sekitar 50 m. Di belakang air terjun ini terdapat cekungan seperti goa.
Berangkat dari pusat keramaian pasar tradisional Kecamatan Mungka, dengan jarak 10 kilometer kita bisa raun-raun dengan motor. Sepanjang perjalanan anda akan dapati hamparan sawah yang luas, kolam-kolam ikan, dan tentunya ratusan kandang ayam petelur yang jadi mata pencaharian sebagian besar warga Kenagarian Mungka.
Kemudian selepas jalan aspal, anda mulai memasuki ruas jalan hotmix. Namun, setelah habis ruas jalan itu, saatnya untuk menapaki punggung bukit yang terjal. Maka, diperlukan nyali besar dan ketangkasan bermotor untuk menempuh jalan tanah yang menanjak, berliku di tebing yang curam. Tapi, setelah sampai di punggung bukit ini, anda bisa berehat di pasanggrahan. Dari sini anda bisa melepaskan pandangan sejauh mata memandang untuk menangkap keanggunan hijau rimba raya Sumatera yang khas. Oke, tidak perlu lama-lama terlena dengan hembusan angin yang sejuk di pasanggrahan ini, sebab tujuan kita adalah Air terjun Lubuak Bulan yang nasihatkan menempuh 17 kilometer atau memerlukan waktu satu jam perjalanan dengan motor untuk sampai ke lokasi.
Sesampai di pemukiman masyarakat jorong Kototinggi, perjalanan dengan motor terpaksa harus dicukupkan. Sebab, kita terpaksa akan meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Tapi jangan khawatir dulu, sebab meniti hutan yang masih perawan ini sungguh menimbulkan sensasi yang menakjubkan pula. Di kiri-kanan jalan setapak di bawah pohon-pohon yang menjulang tinggi anda akan temui berbagai tumbuhan hutan yang melenakan mata. Antara dua hutan, anda akan disuguhi ratusan hektar hamparan tanaman gambir
Sehabis membelah ladang gambir kembali masuk belantara pepohonan. Bersiaplah, kita akan menuruni tebing yang curam dan berundak-undak untuk menuju kaki lembah. Belum sampai di lokasi, suara gemuruh air terjun sudah membahana ke telinga. Tidak cukup dua menit, anda akan sampai.
Inilah Aia Tajun Lubuak Bulan. Air terjun yang berkemungkinan muncul dari patahan bumi di tengah hutan belantara. Sungguh sebuah pemandangan yang eksotis dengan sedikit rasa yang purba. Di punggung tebing bagian dalam air terjun, terdapat gua yang terbentuk dari patahan lapisan bebatuan. Dari dalam gua tersebut anda dapat menyaksikan air terjun mengucur seumpama selendang bidadari yang menjuntai ke bumi. Sesampai ke bumi selendang air itu menghilang entah kemana.
”Kami sampai hari ini tidak tahu kemana aliran air yang terjun ke bawah ini. Hanya saja di sebuah jorong di bawah bukit ini terdapat sebuah mata air besar yang tidak tampak pula asal air tersebut. Besar dugaan kami ada anak sungai yang mengalir di dalam perut bukit dan tembus di jorong bawah itu,” terang Hadi, seorang pemuda setempat yang biasa memandu tamu ke lokasi tersebut.
Bila sampai di hadapan air terjun ini, percaya atau tidak, kita seperti ditawan perasaan untuk tidak meninggalkan tempat itu. Di bawah guanya yang sejuk, anda bisa menghampar tikar atau mendirikan tenda, berkemping menghabiskan hari.
Lokasi
Terletak di Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak, Kanagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Koto, Propinsi Sumatera Barat.
Peta dan Koordinat GPS:
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 4 km dari Air Terjun Tanjung Jaro.
Untuk menuju ke air terjun ini cukup menantang, akses menuju kesana sebagian hanya bisa dicapai menggunakan kendaraan roda dua, disarankan untuk menggunakan motor trail bukan bebek karena medan yang dilalui ckup berat dimana harus melewati tanjakan yang cukup terjal. Sisanya dengan berjalan kaki sekitar 3 jam an melewati jalan setapak hutan dan ladang penduduk.
Air terjun ini terletak pada jorong koto tinggi kubang balambak, kenagarian simpang kapuak, kecamatan mungka, kabupaten lima puluh kota. daerah koto tinggi kubang balambak merupakan salah satu daerah terisolir di kabupaten limapuluh kota. untuk mencapai daerah tersebut dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari kota payakumbuh.
Setelah beberapa hari menjalani KKN, Saya berhasil mengajak beberapa orang pemuda setempat untuk menemani saya dan teman-teman mencari lokasi air terjun tersebut. Setelah mempersiapkan segala perlengkapan dan logistic, kami pun memulai perjalanan dengan menggunakan motor. Jika perjalanan dimulai dari kota payakumbuh, kita dapat menggunakan angkutan umum ke daerah danguang-danguang. Dan dari sini kita dapat menyewa ojek ke daerah simpang kapuak. Namun untuk bertualang ke air terjun ini saya lebih menyarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor (jika ada motor trail) karena medan yang dilalui sangatlah berat dan hanya dapat dilalui motor.
Dari kota payakumbuh ke nagari simpang kapuak akan memakan waktu perjalanan selama 1.5 jam. Selanjutnya, dari sini kita akan melewati trek pendakian bukit. Trek ini berbentuk jalan setapak namun masih bisa dilalui sepeda motor. Tanjakan yang begitu terjal mengharuskan penumpang untuk turun dari motor dan harus melanjutkan dengan berjalan kaki hingga puncak bukit. Setibanya dipuncak bukit kita telah disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah, dari ketinggian ini kita dapat memandang lepas ke seluruh penjuru. Dari sini kita masih harus melanjutkan perjalanan ke perkampungan terakhir, yakni jorong koto tinggi kubang balambak. Jalanan yang dilalui merupakan jalan setapak yang biasa dilalui warga. Nah, dari sini kita akan memasuki kawasan hutan dan perkebunan warga. Setelah melewati 3 jam perjalanan, kita akan tiba pada pemberhentian terakhir, namun perjalanan masih tetap dilanjutkan dengan berjalan kaki.