Asam Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Asam Basa dalam Kehidupan Sehari-hari
Asam dan basa adalah dua konsep dasar dalam kimia yang telah dipelajari selama berabad-abad.
Keduanya memiliki sifat yang berlawanan dan saling melengkapi.
Bersifat lengket di kulit.
Terasa asam.
Memerahkan lakmus biru.
Bersifat licin di kulit.
Terasa pahit.
Membirukan lakmus merah.
Teori Asam-Basa Arrhenius
Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+).
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) → H+(aq) + NO3-(aq)
CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO-(aq)
Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-).
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH-(aq)
Monoprotik
Asam yang hanya dapat melepaskan satu H+ per molekul. Contohnya adalah asam klorida (HCl).
Diprotik
Asam yang dapat melepaskan dua H+ per molekul. Contohnya adalah asam sulfat (H₂SO₄).
Triprotik/Poliprotik
Asam yang dapat melepaskan tiga atau lebih H+ per molekul. Contohnya adalah asam fosfat (H₃PO₄).
Ketika asam dan basa bereaksi, terjadi reaksi netralisasi. Ion H+ dari asam akan bergabung dengan ion OH- dari basa membentuk air (H2O).
H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l)
Contoh dari reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam lambung (HCl) dengan aluminum hidroksida dari antasid (obat maag).
3 HCl(aq) + Al(OH)3(s) → AlCl3(aq) + 3 H2O(l)
Teori asam-basa Arrhenius memiliki kelemahan. Ia tidak bisa menjelaskan mengapa gas NH3 adalah senyawa basa meski tidak mempunyai ion OH-.
Larutan NH3 yang dipanaskan akan menghasilkan gas amonia yang membirukan lakmus.
Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry
Menurut Brønsted-Lowry,
asam adalah zat yang memberi proton (donor proton), sedangkan
basa adalah zat yang menerima proton (akseptor proton).
Ion hidrogen (H+) disebut sebagai proton.
Proton sendiri tidak stabil.
Maka dari itu, pada fase larutan, proton terikat dengan molekul air membentuk ion hidronium (H3O+).
Ketika asam larut dalam air, H+ seringkali bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium. Contohnya:
Pada persamaan terakhir di atas,
CH3COOH berperan sebagai asam BL
air berperan sebagai basa BL
Pada reaksi sebaliknya,
ion CH3COO- berperan sebagai basa, karena menerima proton.
ion hidronium berperan sebagai asam karena mendonorkan proton.
Maka, ion CH3COO- adalah basa konjugasi dari CH3COOH dan ion hidronium adalah asam konjugasi dari air.
Pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda jumlah satu atom H.
Beberapa zat memiliki kemampuan untuk berperan sebagai asam atau basa, tergantung pada reaksinya.
Zat-zat ini disebut amfoter.
Contoh yang paling umum adalah air (H₂O).
Zat poliprotik adalah zat yang memiliki lebih dari satu proton yang dapat dilepaskan.
Zat-zat ini biasanya bersifat amfoter.
Contohnya adalah H₂PO₄⁻ (ion hidrogen fosfat).
Teori Asam-Basa Lewis
Asam sebagai suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron. (Akseptor PEB)
Basa sebagai suatu zat yang dapat memberikan pasangan elektron. (Donor PEB)
Reaksi antara BF₃ dan NH₃ tidak melibatkan transfer ion hidrogen (H+).
Ini berarti reaksi ini tidak mengikuti definisi asam-basa menurut Brønsted-Lowry.
BF₃ bertindak sebagai asam Lewis karena menerima PEB (akseptor PEB).
NH₃ bertindak sebagai basa Lewis karena memberikan PEB (donor PEB).
Atom B dalam BF₃ hanya memiliki 6 elektron valensi, bukan 8 seperti yang diharapkan untuk mencapai konfigurasi oktet yang stabil.
BF₃ seperti memiliki "tempat kosong" untuk elektron.
Senyawa lain yang memiliki pasangan elektron bebas dapat mengisi "tempat kosong" tersebut.
Proses ini membentuk ikatan kimia baru yang disebut ikatan koordinasi.
Amonia memiliki PEB yang ingin diberikan.
Ion perak "kekurangan elektron" dan ingin menerima elektron.
Amonia memberikan elektronnya kepada ion perak, membentuk ikatan baru.
Tentukan spesi asam dan basa Lewis dari reaksi berikut!
Al(OH)3 + OH- → Al(OH)4-
SnS2 + S2- → SnS32-
Cd(CN)2 + 2 CN- → Cd(CN)42-
AgCl + 2 NH3 → Ag(NH3)2+ + Cl-
Fe2+ + NO → Fe(NO)2+
Ni2+ + 6 NH3 → Ni(NH3)62+