Perencanaan bisnis yang baik sangat diperlukan agar usaha yang dijalankan bisa berhasil dengan baik. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan, termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin, sehingga bisa ditentukan berapa harga jualnya.
Perhitungan biaya produksi produk pada dasarnya sama untuk jenis apa pun, begitu pula dengan kerajinan. Biaya yang bagus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi yaitu biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan.
Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi suatu produk. Kuantitas produk sangat memengaruhi harga pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efisiensi akan semakin bisa ditekan, dan harga pokok produksi yang didapatkan akan makin kecil.
Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk (HJP) diawali dengan penetapan HPP/unit dari setiap produk yang dibuat. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya, pada satu kali produksi kerajinan dengan HPP Rp.3.000.000,- dihasilkan 6.000 buah, HPP/buah adalah Rp.3.000.000,- dibagi dengan 6.000 yaitu Rp 500,-. Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang diinginkan. Jika misalnya ditentukan margin keuntungan 100%, harga jualnya adalah HPP + 0,5 (HPP), jadi harga jualnya adalah Rp1.000,- per buah. Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, berikut.
Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
Pendekatan Pasar (Market Approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, social budaya, dan lain-lain.
Setelah dapat ditentukan harga pokok produksi (HPP), bisa ditentukan harga jual. Harga jual ini ditentukan dengan mempertimbangkan juga harga competitor dan besaran margin yang ingin diraih oleh perusahaan.
Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi.
Selling Price adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Sebagai contoh, diasumsikan dalam satu kali proses produksi digunakan 10 kg daging yang akan menghasilkan sekitar 40 bungkus rendang ukuran 1/4 kg. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya dapat diperkirakan seperti data berikut:
Penerimaan kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 10 kg rendang akan mendapatkan laba atau keuntungan sebesar Rp. 299.300,00
Tenaga Kerja = Rp 150.000
Penyusutan Alat = Rp 10.700
Total = Rp 160.700
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
Total biaya = Rp. 1.340.000,00 + Rp. 160.700,00
Total biaya = Rp. 1.500.700,00
Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya
Pendapatan bersih = Rp. 1.800.000,00 – Rp. 1.500.700,00
Pendapatan bersih = Rp. 299.300
Seorang pengrajin miniature rumah gadang mendapat pesanan produk sebanyak 100 buah/minggu biaya peralatan dan mesin sebanyak Rp. 15.000.000, bahan Baku yang diperlukan dalam jumlah banyak dan biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 5.000.000, biaya operasional yang tidak terduga dari produksinya sebanyak 1.000.000, maka berapakah harga jual dari miniature tersebut dan berapakah biaya variable per unit produk miniature tersebut?
Pembahasan.
Diketahui: Biaya tetap Rp. 15.000.000 Biaya variable Rp. 5.000.000 Biaya oberhead Rp. 1.000.000 Jumlah produk yang dibuat 1000 pcs/ hari
Ditanyakan:
Harga variable per unit Harga jual produk
Jawaban Harga variable per unit = 5.000.000/100pcs = 5.000/pcs HJP = 21.000.000/100pcs = 210.000/pcs