Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang berguna untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kerusakan pada barang yang dikemas atau dibungkusnya. Kemasan juga dapat diartikan sebagai suatu sistem yang disusun sedemikian rupa untuk mempersiapkan barang/ produk agar dapat didistribusikan, dijual, disimpan, dan digunakan.
Tujuan utama pemberian kemasan pada produk adalah untuk melindungi dan mencegah kerusakan terhadap apa yang dijual. Selain itu, kemasan juga bisa menjadi sarana informasi dan pemasaran yang baik dengan membuat desain kemasan yang kreatif sehingga lebih menarik dan mudah diingat konsumen.
Sedangkan fungsi kemasan secara umum adalah:
1) Self Service: kemasan menunjukkan ciri khas dari suatu produk yang dijual sehingga setiap produk satu dengan yang lain harus memiliki kemasan yang berbeda.
2) Consumer Affluence: kemasan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk bersedia membayar lebih.
3) Company and Brand Image: kemasan merupakan brand image perusahaan sehingga bisa menjadi salah identitas perusahaan untuk dikenal masyarakat.
4) Inovational Opportunity: Kemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat bagi konsumen dan menguntungkan perusahaan.
Kemasan merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan dengan tampilan yang menarik akan menggugah selera, karena untuk mengkonsumsi makanan pertama-tama pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti dengan indra penciuman untuk aroma, lalu kemudian lidah memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat.
Penyajian ataukah kemasan makanan dapat menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan memakannya, oleh karena itu jenis, bentuk, warna, dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya. Budaya pengemasan makanan sebenarnya sudah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dari memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya.
Makanan khas daerah di masa lampau, dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti menggunakan daun kelapa, daun pisang, kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa atau enau (aren), daun jambu air, daun jati, dan masih banyak lagi. Sesuai dengan kemajuan jaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasanpun berkembang dengan pesat secara terus menerus. Hingga kini, masih banyak makanan khas daerah yang dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca atau gelas, aluminium foil, dan ada juga yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.
Pengemasan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan barang menjadi siap ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah serta pembungkus makanan, maka dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan makanan tersebut, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan, getaran.
Pengemasan juga berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Sedangkan bagi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Oleh sebab itu bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Ada beberapa kriteria tertentu, yang juga harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian atau kemasan, yaitu diantaranya adalah.
Bahan kemasan atau wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar
Bahan kemasan tidak berbau
Bahan kemasan atau wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
Bahan kemasan atau wadah penyajian mudah didapat.
Dalam wadah atau kemasan dituliskan juga label yang memuat nama produk, tanggal,nama produsen, berat bersih, komposisi, merk dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping.
Louw dan Kimber (2007) mengatakan setidaknya ada tujuh manfaat dan tujuan dibuatnya kemasan suatu produk/ barang. Berikut penjelasannya:
1) Physical Production: pembuatan kemasan bertujuan untuk melindungi produk/ barang dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya yang ada di sekitarnya 2) Barrier Protection: pemasangan kemasan pada suatu produk/ barang bertujuan untuk melindunginya dari hambatan oksigen uap air, debu dan lain sebagainya. 3) Containment or Agglomeration: pengemasan barang juga bertujuan untuk pengelompokkan sehingga proses penanganan dan transportasi menjadi lebih efisien. 4) Information Transmission: pada kemasan juga dapat dicantumkan mengenai cara menggunakan, daur ulang, dan membuang kemasan atau label tersebut. 5) Reducing Theft: pemasangan kemasan pada produk/ barang juga bertujuan untuk mencegah pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan. 6) Convenience: kemasan merupakan fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 7) Marketing: desain kemasan dan label dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
Jenis-jenis kemasan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: 1) Berdasarkan struktur isi Jenis kemasan berdasarkan struktur isi adalah wadah yang dibuat sesuai dengan isi dari kemasan tersebut. Jenis kemasan ini dapat dibedakan menjadi tiga, diantaranya: a. Kemasan Primer Pengertian kemasan primer adalah bahan kemas yang menjadi wadah langsung bahan makanan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, dan lain-lain. b. Kemasan Sekunder Pengertian kemasan sekunder adalah wadah yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap kelompok kemasan lainnya. Misalnya, kotak kardus untuk menyimpan kaleng susu, atau kotak kayu untuk menyimpan buah, dan lain-lain. c. Kemasan Tersier Pengertian kemasan tersier adalah kemasan yang digunakan untuk menyimpan atau melindungi produk selama proses pengiriman.
2) Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Jenis kemasan juga dapat dikelompokkan berdasarkan frekuensi pemakaiannya. Beberapa jenis kemasan ini diantaranya: a. Kemasan Disposable Yaitu kemasan sekali pakai yang hanya digunakan sekali saja lalu dibuang. Misalnya wadah plastik, bungkus daun pisang, dan lain-lain. b. Kemasan Multi Trip yaitu kemasan yang dapat digunakan berkali-kali oleh konsumen dan dapat dikembalikan kepada agen penjual agar digunakan kembali. Misalnya, botol minuman. c. Kemasan Semi Disposable Yaitu kemasan yang tidak dibuang karena dapat digunakan untuk hal lain oleh konsumen. Misalnya, kaleng biskuit.
3) Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai Kemasan dapat juga dikelompokkan berdasarkan tingkat kesiapan pakainya, diantaranya: 1) Kemasan Siap Pakai yaitu jenis kemasan yang siap untuk diisi dan bentuknya telah sempurna sejak diproduksi. Misalnya botol, kaleng, dan lain-lain. 2) Kemasan Siap Dirakit yaitu kemasan yang membutuhkan tahap perakitan sebelum diisi produk/ barang. Misalnya, plastik, aluminium foil, kertas kemas.
Setelah mengetahui pengertian kemasan beserta fungsi dan tujuan pembuatan kemasan, lalu bagaimana cara membuat kemasan yang menarik? Berikut ini caranya: 1) Membuat desain kemasan yang unik Salah satu hal penting dalam membuat kemasan adalah dengan mendesainnya secara unik, inovatif dan berbeda dari produk lainnya. Kemasan yang unik sangat efektif untuk menarik minat masyarakat dan membuat penasaran. Sebagai contoh misalnya ketika di rak supermarket berderet kemasan berbentuk kotak, kemudian kalian membuat kemasan yang berbentuk bulat maka secara otomatis konsumen akan mengamatinya dengan seksama dan penasaran tentang isi didalamnya.
2) Desain Kemasan Sesuai Target pasar Desain kemasan yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan target pasar. Misalnya jika target pasar kalian adalah anak-anak usia 5-12 tahunan maka desain kemasan bisa ditambahkan gambar kartun yang paling digemari anak-anak atau dengan bentuk kemasan yang menyerupai mainan. Begitu juga jika targetnya orang dewasa maka desain juga harus menyesuaikan.
3) Membuat Kemasan dengan Beberapa Ukuran Jika produk yang kalian jual merupakan produk baru, usahakan untuk membuat kemasan dengan berbagai ukuran misalnya small, medium dan large. Masyarakat cenderung akan memilih kemasan yang paling kecil untuk produk yang baru dirilis.
4) Mencantumkan informasi produk secara lengkap Jangan lupa untuk mencantumkan informasi produk pada kemasan. Misalnya secara standar kemasan mencantumkan komposisi produk, jenis produk, cara penggunaan dan tanggal kadaluarsa.