Transaksi Pemakaian barang Dagang Untuk Aset

Klik Open Link  Free Trial DEIRS VD.32 (Disarankan Buka Lewat PC atau Laptop)

Transaksi Pemakaian Barang Dagang Untuk Aset

Jika perusahaan membeli barang dagang dengan maksud untuk dijual, tetapi kemudian mengalami situasi di mana sebagian barang dagang tidak dapat terjual atau tidak terjual sama sekali, perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan barang tersebut untuk keperluan aset dalam bisnisnya. 

sebagai contoh misalkan sebuah perusahaan membeli semen seharga Rp 20.000.000 untuk dijual kembali ke pelanggan. Namun, setelah beberapa waktu, perusahaan menyadari bahwa mereka tidak dapat menjual seluruh jumlah semen tersebut. Maka, perusahaan memutuskan untuk menggunakan sebagian dari stok semen tersebut untuk keperluan operasional perusahaan seperti untuk keperluan pembangunan sebuah bangunan atau gedung kantor.

Dalam hal ini, jika perusahaan mengubah status semen dari barang dagang menjadi aset tetap, maka perusahaan harus mencatat pengeluaran untuk membeli semen tersebut sebagai biaya dalam rekening neraca. Perusahaan harus memastikan bahwa tindakan tersebut diambil setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai perolehan barang, masa pakai, dan nilai residu.

Ketika status barang dagang diubah menjadi aset tetap, perusahaan harus mencatat depresiasi atas nilai aset tersebut selama masa pakainya dalam bisnis. Depresiasi akan dicatat dalam rekening laba rugi dan akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa pengalihan status barang dagang menjadi aset tetap dilakukan dengan memenuhi persyaratan hukum dan akuntansi yang berlaku.