Makam R.A.A Tirtoekoesoemo merupakan Struktur Cagar Budaya tingkat kabupaten yang ditetapkan pada tanggal 23 Agustus 2024 melalui Surat Keputusan Bupati Kebumen Nomor 400.6.1/758 Tahun 2024.
Kompleks Makam
credit to TACB Kab. Kebumen
Nisan Utama
credit to TACB Kab. Kebumen
Tampak samping Nisan Utama
credit to TACB Kab. Kebumen
Bangunan Makam
credit to TACB Kab. Kebumen
NAMA OBJEK : MAKAM R.A.A. TIRTOKOESOEMO
JENIS : STRUKTUR CAGAR BUDAYA
ALAMAT : DESA KARANGKEMIRI, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KEBUMEN
NO SK/TAHUN PENETAPAN : 400.6.1/758/2024
Makam R.A.A. TIRTOKOESOEMO berada pada komplek makam Kanjengan, pada morfologi bergelombang.
Jirat Makam R.A.A. Tirtokoesoemo berbahan semen plesteran, panjang 140 cm, lebar 40 cm, tinggi 90 cm. Terdapat tulisan Jawa, 2 baris (tidak terbaca). Pada nisan selatan sisi luar berbentuk kerucut, polos, berukuran panjang 25 cm, tebal 10 cm, tinggi 45 cm.
Pada sebelah timur Makam R.A.A. TIRTOKOESOEMO terdapat makam istrinya. Sisi utara makam terdapat 2 makam orang tuanya dengan inskripsi jawa 2 baris tidak jelas, serta tgl 8- 1926. Di sebelah selatan terdapat 6 makam R.A.A. Iskandar Tirtokoesoemo dan istrinya R.A.A.A. Koesoedjiah Tirtokoesoemo dan keluarga lainnya. Pada makam R.A.A Iskandar Tirtokoesoemo dan istri jiratnya berukuran panjang 1,45 m, lebar 0,52 m, tinggi 0,77 m.
Makam keluarga R.A.A. TIRTOKOESOEMO dinaungi Bangunan cungkup berbentuk Joglo yang saat ini dalam kondisi rusak. Ukuran bangunan cungkup: panjang 10,70 m, lebar 9,50 m. Untuk masuk kedalam komplek makam Bangunan cungkup harus menaiki 7 anak tangga. Tangga masuk mempunyai panjang 5,10 m dan lebar 3,4 m dan diapit dua pipi tangga di kanan kirinya berbahan tembok berpola lengkung. Di sebelah timur tenggara bangunan cungkup R.A.A. TIRTOKOESOEMO, terdapat bangunan cungkup baru ukuran panjang 5,10 m dan lebar 4 m. Di dalamnya terdapat 2 makam kerabat R.A.A. TIRTOKOESOEMO
Sebagai sebuah kota kabupaten yang dibangun pasca Perang Jawa, Karanganyar yang dahulunya menjadi bagian wilayah bernama Roma Jatinegara. Wilayah tersebut termasuk bagian dari Karesidenan Bagelen bersama kabupaten baru lainnya yaitu, Purworejo, Kutoarjo, Ambal, Kebumen, dan Ledok (Wonosobo). Karanganyar bersama Purworejo, Kutoarjo, Ambal, Kebumen, Ledok (Wonosobo) menjadi sebuah kabupaten di bawah karesidenan Bagelen dari tahun 1830-1900. Kemudian karesidenan Bagelen yang dihapus dan digantikan menjadi karesidenan Kedu dari tahun 1901-1942. Karanganyar, pernah berada di bawah karesidenan Banyumas Selatan dari tahun 1928-1931.
Raden Tumenggung Ario Tirtoekoesoemo (dilantik tanggal 28 Maret 1903) merupakan bupati Karanganyar keempat. Yang tidak banyak diketahui orang adalah R.A.A. Tirtoekoesoemo selain menjabat sebagai bupati di Karanganyar juga merangkap jabatan sebagai Ketua Boedi Oetomo pertama hasil Kongres Yogyakarta. Kiprah R.A.A. Tirtoekoesoemo lainnya adalah mendirikan Javaansche meisjesschool te Karang-Anjar (sekolah perempuan Jawa di Karanganyar) di mana putrinya yang bernama Raden Adjeng Soewito menjadi kepala sekolahnya. Di bidang perekonomian pribumi, R.A.A. Tirtoekoesoemo mendirikan koperasi Sedija Madjoe yang memusatkan pada pengumpulan hasil penjualan kelapa warga agar dibeli dengan harga yang pantas dengan menghindari tengkulak. Koperasi ini dikemudian hari berubah statusnya menjadi sebuah perusahaan minyak kelapa.
Beliau wafat pada tahun 1924 dan upacara penguburan R.A.A. Tirtokoesoemo dilaporkan dalam surat kabar Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indiee (4 November 1924).
Bupati Karanganyar kelima dan terakhir adalah Raden Ario Adipati Iskandar Tirtokoesoemo putra dari R.A.A. Tirtokoesoemo (dilantik tanggal 12 April 1912). Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, ia pertama kali dianugerahi gelar “Ario” pada tahun 1924 dan kemudian menyandang gelar “Adipati” pada tahun 1927 dan menerima songsong emas pada tahun 1931dari pemerintahan Hindia Belanda.
R.A.A. Iskandar Tirtokoesoemo mahir bermain kuda dan kerap mengadakan perlombaan pacuan kuda. Prestasi gemilang lainnya adalah mendirikan Rumah Sakit Nirmala (Panti Raga Nirmala) pada tahun 1919. Pada saat ini, rumah sakit tersebut berubah status menjadi Puskesmas Karanganyar (Teguh Hindarto, Mengenang Karanganyar Ketika Berstatus Regentachap (kabupaten)
Arti penting bagi Sejarah
Keberadaan makam R.A.A. Tirtokoesoemo menjadi bukti pemerintahan Kabupaten Karanganyar sebagai Bupati pertama, dan ketua pertama pergerakan Boedi Oetomo.
Arti penting bagi Pendidikan
Ketokohan R.A.A. Tirtokoesoemo sebagai cikal bakal pergerakan kemerdekaan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme.
Beliau sebagai pendiri sekolah perempuan pertama di Karanganyar.