Makam Mbah Lancing merupakan Struktur Cagar Budaya tingkat kabupaten yang ditetapkan pada tanggal 8 Juli 2025 melalui Surat Keputusan Bupati Kebumen Nomor 400.6.1/192 Tahun 2025.
Makam utama
credit to TACB Kab. Kebumen
Joglo Tumpangsari di Area Makam
credit to TACB Kab. Kebumen
Makam Ketijoyo
credit to TACB Kab. Kebumen
Bangunan depan Makam
credit to TACB Kab. Kebumen
NAMA OBJEK : MAKAM MBAH LANCING
JENIS : STRUKTUR CAGAR BUDAYA
ALAMAT : DESA MIRIT, KECAMATAN MIRIT, KABUPATEN KEBUMEN
NO SK/TAHUN PENETAPAN : 400.6.1/192/2025
Nisan Mbah Lancing tertutup tumpukan kain jarit motif tertentu. Hasil pengamatan nampak struktur nisan dengan karasan atau jirat dua tingkat terbuat dari batu pasir tufaan yang hanya bisa diraba. Sebagian jirat di sisi utara terlihat di antara tumpukkan kain dengan ukuran sebagai berikut, panjang: 230 cm tinggi: 90 cm lebar: 90 cm.
Perbandingan nisan di samping mbah Lancing (Ketijoyo, ayahanda Mbah Lancing) terbuat batu pasir tufaan dengan karasan/jirat/kijing dua tingkat serta ukuran : panjang 180 cm, tinggi 50 cm, lebar 35 cm (2 trap). Ukuran jirat bagian bawah, panjang: 180 cm dan jirat atas panjang: 160 cm. Di jirat satu dan kedua ada lekukan dengan sisi menjulang ke atas. Jirat polos tanpa motif, terdiri dari beberapa susunan batu.
Area makam utama seluas 21,6 m2 ( panjang 6 m x lebar 3,6 m ), berada pada ketinggian 50 cm dari pelataran kedua. Pelataran ini menggunakan material lantai pasir laut dan tidak beratap.
Di halaman kedua yang beratap, berfungsi sebagai tempat pemimpin doa, dengan ukuran bangunan 6 x 3 m terdapat makam Eyang Dipodrono. Makam tersebut terbuat dari susunan batu andesit dengan panjang jirat 113 cm dan lebar 30 cm. Terdapat juga nisan lepas dengan motif tumpal berhiaskan awan kembang di kiri dan kanan, serta hiasan pola geometris di tengah tumpal. Motif nisan tumpal dengan awan kembang dan hiasan kijing atau jirat bermotif flora dengan tinggi 50 cm dari jirat. Tinggi nisan 30 cm, lebar: 25 cm, tebal: 9 cm.
Halaman ke 3 dengan ukuran bangunan Panjang : 7 m, Lebar : 6 m, dengan bentuk bangunan joglo, dan berfungsi untuk doa para peziarah.
Lokasi sekitar makam dan Desa Mirit berada pada dataran pantai lama yang tersusun oleh endapan pasir laut (Ansori, C., et al, 2023).
Pada kertas silsilah yang diperoleh dari Juru Kunci disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Campa berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen inilah yang membunuh Sunan Ngudung, setelah sebelumnya Sunan Ngudung membunuh Ki Ageng Pengging Sepuh dalam perang Majapahit melawan Demak.
Raden Kusen berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wairotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo (ayah Mbah Lancing), Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III).
Dilansir dari laman santossalam.blogspot.com Mbah Lancing atau yang bernama asli Kyai Baji adalah tokoh yang dianggap berjasa dalam memberantas para penjahat dan bencoleng di daerah Mirit. Beliau bersama Mbah Kyai Marwi merupakan perintis permukiman di Desa Mirit. Mbah Lancing diyakini masyarakat merupakan seorang wali yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di pesisir selatan tanah jawa.
Dilansir dari laman aroeng-binang.blogspot.com konon semasa hidupnya Mbah Lancing senang memakai kain batik untuk bebedan (lancingan), sehingga kemana pun pergi ia selalu memakai lancing, oleh karena itu beliau dikenal dengan nama Mbah Lancing.
Pemasangan kain yang menggunung di atas kijing, merupakan bentuk persembahan yang dilakukan oleh para peziarah sebagai ungkapan syukur setelah terkabulnya doa.
Orang harus datang ke juru kunci jika hendak meletakkan sinjang di atas Makam Mbah Lancing, dan sinjangnya tidak boleh dibeli di pasar. Juru kunci akan meminta seorang wanita, dengan syarat-syarat tertentu, untuk membatik sinjangnya.
Arti penting bagi Sejarah
Keberadaan makam Mbah Lancing membuktikan bahwa sebaran makam Islam telah ada di daerah Kebumen selatan.
Arti penting bagi Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan
Menjadi sarana edukasi mengenai penyebaran agama Islam dan sebaran makam tumpal di wilayah Kebumen. Ditemukannya nisan tumpal berbahan pasir tufaan pada dataran pantai lama menarik untuk penelitian dan pendidikan spatial archeology
Arti penting bagi Agama
Menjadi obyek wisata religi / spiritual.
Arti penting bagi Kebudayaan
Merawat tradisi keagamaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.