Benteng Van Der Wijck merupakan Cagar Budaya tingkat nasional yang ditetapkan pada tanggal 22 Juni 2010 melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.57/PW.007/MKP/2010.
Gerbang Benteng
credit to pinterest
Tampak Depan Benteng
credit to Teguh (historyandlegacy.blogspot.com)
Ruangan Benteng
credit to Teguh (historyandlegacy.blogspot.com)
Bagian dalam Benteng
credit to Teguh (historyandlegacy.blogspot.com)
NAMA OBJEK : BENTENG VAN DER WIJCK
ALAMAT : DESA SEDAYU, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN
NO SK/TAHUN PENETAPAN : PM.57/PW.007/MKP/2010
Benteng Van Der Wijck adalah benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun pada abad ke 18. Tidak ada yang tahu siapa yang mendirikan benteng ini. Nama “Van der Wick” adalah nama yang disematkan setelah paska kemerdekaan dengan merujuk bahwa pernah salah satu kapten Belanda bernama Van der Wick meminta namanya disematkan di benteng tersebut setelah berhasil mengalahkan perlawanan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830.
Nama asli benteng ini pada era kolonial adalah Fort Cochius. Keberadaan Fort Cochius sendiri telah disebutkan dalam artikel berjudul, Het Defensiewezen op Java (De Locomotief 24 dan 27 Desember 1880) yang merupakan sebuah benteng yang dibangun di Gombong pada tahun 1839 sebagai sebuah perubahan dari benteng stelsel menjadi benteng permanen pasca Perang Jawa. Fort Cochius dan wilayah sekitarnya pernah menjadi sekolah militer untuk anak-anak remaja hasil perkawinan campur orang Belanda dan pribumi Jawa khususnya. nama sekolah ini adalah Pupillenschool yaitu sekolah kadet militer yang diikuti oleh anak-anak berusia 8-15 tahun dan dibagi-bagi dalam kesatuan dan kemahiran berdasarkan kelompok usia. Keberadaan Pupillenschool diinisiasi oleh Letnan Kolonel von Lutzow pada tahun 1846 semasa masih berada di garnisun di Kedungkebo (Purworejo), walau secara resmi dibuka tahun 1848. Dengan sumber daya yang dimilikinya dia memberikan pendidikan, makanan dan makanan bagi anak-anak keturunan orang Eropa (yang menikah dengan orang pribumi) tanpa orang tua di mana mereka kerap dijumpai sering berjalan-jalan di kampung. Pemerintah Hindia, menyadari hal ini, merawat anak-anak ini pada tahun 1848 dan menyediakan kebutuhan makanan, mendidik mereka (Het Pupillen Korps – Java Bode, 24 Februari 1869). Sekolah ini bertahan sampai tanggal 1 Juli 1912 dibubarkan (Het Nieuws, 12 Februari 1912).
Benteng ini pernah jatuh ke tangan Jepang dan ketika Jepang berhasil ditundukkan Belanda, maka keberadaan benteng ini dijadikan sekolah KNIL. Pada tahun 1940-an Soeharto (mantan Presiden RI ke-2) pernah bersekolah di benteng ini.
Sumber: https://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2013/02/benteng-van-der-wijk-saksi-bisu-sebuah.html
Arti penting bagi Sejarah
Benteng Van Der Wijck menjadi bukti perkembangan sejarah militer di wilayah Kebumen khususnya Gombong pada masa Hindia Belanda.
Arti penting bagi Pengetahuan
Bangunan DKT Gombong mempunyai arti penting bagi perkembangan kemiliteran di Indonesia. Dari segi arsitektur, benteng Van Der Wijck juga menunjukan keunikan arsitektur benteng ber segi delapan.
Arti penting bagi Pendidikan
Menjadi sarana edukasi sejarah era Hindia Belanda.
Dapat dimanfaatkan sebagai media belajar interdisipliner (teknik, sejarah, arsitektur, budaya) secara langsung di lapangan.