Menguraikan perbedaan antara kekencangan dan level suara adalah hal yang mungkin perlu dijelaskan lebih mendalam, namun penting untuk memahami gambaran besar dari hal yang krusial ini.

Pada kebanyakan gereja, musik live memainkan peran penting didalam kebaktian pujian penyembahan modern saat ini. Ini seringkali memicu perdebatan antara para imam musik, pemimpin ibadah dan anggota lainnya tentang bagaimana suara yang “terlalu kencang ” itu. Beberapa mungkin ingin campuran suara mereka lebih kencang lagi, beberapa yang lainnya mungkin merasa terlalu kencang, dan yang lainnya mungkin merasa baik baik saja. Ini menggaris bawahi sifat alami yang subyektif dari persepsi tentang kekencangan suara – dan jika seseorang merasa tidak nyaman, bagaimana bisa kita menyalahkan mereka?

Kunci untuk mengurai situasi seperti ini terletak pada perbedaan antara kekencangan ( loudness ) dan level suara. Ini adalah perbedaan yang mungkin kurang jelas pada awalnya, namun penting. Loudness merujuk kepada persepsi kita yang subyektif, yang adalah unik dari setiap orang dan dari hari ke hari. Sebuah campuran faktor faktor yang berkontribusi terhadap persepsi kita terhadap loudness, termasuk keseimbangan tonal, kelelahan pendengar, kejelasan, distorsi, bahkan suka atau tidaknya kita akan apa yang sedang diputar. Jadi, kita gak bisa bilang kalau sesuatu itu terlalu kencang buat mereka, seperti kita tidak bisa tau saat mereka lapar.

Kontrasnya, Sound Pressure Level (SPL) atau tingkat tekanan suara, adalah sebuah ukuran yang objektif dari variasi tekanan pada udara yang disebabkan oleh gelombang suara. Ini adalah sebuah angka fisika yang dapat kita ukur, sama seperti berat atau suhu temperatur. Sebuah alat pengukur SPL meter tidak mengukur seberapa kencang suara – ia mengukur level, yang membantu kita menjawab pertanyaan pertanyaan secara objektif, seperti apakah tingkat level berpotensi merusak pendengaran atau tidak, atau melanggar regulasi kesehatan dan keamanan atau aturan gedung.

Bahaya Versus Tidak Nyaman

Perbedaan antara loudness dan level suara mengartikan bahwa kuping kita tidak bisa tahu apakah level suara yang sedang didengar itu aman. Mungkin saja telinga kita terpapar oleh level suara yang berbahaya dan masih tetap merasa nyaman, atau terhadap suara yang sepertinya sangat kencang namun sebenarnya aman.

Jika seseorang mengeluh kalau suara musik “terlalu kencang,” diskusi lebih lanjut bisa membantu menemukan perhatian mereka sebenarnya – apakah mereka mau suara yang lebih sayup? Atau mereka takut budek?

Memahami Paparan Suara

Sejak resiko paparan suara tidak hanya tergantung oleh level, namun juga lama waktu mendengar, tidak dimungkinkan untuk mengatakan bahwa nilai decibel tertentu itu “aman ” atau “berbahaya.” Sebaliknya, kita mesti mempertimbangkan seberapa lama orang orang akan terpapar oleh suara dengan level tersebut.

Cara sederhana untuk menggambarkan paparan suara adalah “seberapa kencang dan seberapa lama.” Dengan kata lain, resiko paparan suara ditentukan oleh kedua level dan durasi paparan. Ini umumnya dikarakteristikkan sebagai dosis, dengan dosis penuh (100 persen) mewakili jumlah maksimum dari energi suara yang terpapar oleh satu orang dalam satu hari atau rentang durasi. Level suara yang lebih tinggi akan membuat dosis penuh tercapai dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu, penentuan batasan level harus dipertimbangkan sesuai degan durasi pelayanan, terutama untuk teknisi sound system atau musisi yang ikut berpartisipasi dalam beberapa pelayanan dalam satu hari.

Banyak musisi dan teknisi audio yang sudah akrab dengan regulasi aturan mengenai paparan suara dibawah OSHA (Occupational Safety and Health Administration); namun, sebenarnya batasan OSHA tidak mengindikasikan apa yang aman, lebih tepatnya mereka mengindikasikan ambang batas yang sah. Dengan kata lain, OSHA mengindikasikan ketika level cukup tinggi untuk menimbulkan bahaya, dan level suara yang sedikit dibawah batas OSHA tetap masih memiliki resiko kesehatan dan keamanan.

Indikator level suara yang lebih baik lagi datang dari NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health). NIOSH telah merekomendasikan batasan yang berakar dari data audiologis tentang kerusakan fungsi pendengaran.

Jadi kesimulannya adalah : jika pertanyaannya tentang legalitas, kita dapat mengacu pada aturan OSHA. Namun jika pertanyaannya tentang keamanan, kita dapat mengacu kepada NIOSH. Smaart SPL dari Rational Acoustics, dapat mengukur kedua tingkat paparan suara NIOSH dan OSHA dan menampilkannya langsung sebagai indikasi dosis.

Pemeteran Yang Efektif

Sejak irama ritme dan dinamika dari musik live sangat cepat berfluktuasi dengan waktu, balistik tradisional “Fast” dan “Slow” yang dapat kalian temukan pada kebanyakan alat dan aplikasi pemeteran level suara tidak cukup baik untuk megkarakteristikkan trend level dalam rentang waktu yang lebih panjang, menyulitkannya untuk membuat laporan tentang level dari satu bait, lagu atau rangkaian.

Untuk alasan ini, industri sound system professional telah menetapkan standar untuk rata rata jangka waktu pendengaran yang disebut dengan Equivalent Continuous Sound Level (Leq), yang memberikan konteks yang dibutuhkan tentang level suara dalam suatu rentang waktu. Biasanya, level dari musik live dievaluasi secara rata rata selama 15 menit (Leq 15). Ini memungkinkan campuran suara untuk tetap kencang dan pelan sementara menjaga level jangka panjang tetap aman.

Pembobotan multipel frekuensi biasa dipakai, namun banyak “batas kecepatan” SPL menggunakan A Weighting karena cenderung bagus dengan model paparan suara. Contohnya, sebuah gereja atau rumah ibadah mungkin dibatasi dengan “92 dB LAeq 15” dengan pengukuran dari posisi pencampuran. C Weighting menyertakan lebih banyak energi frekuensi rendah ketimbang A Weighting, membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik ketika mengukur karakteristik energi bass yang mungkin bisa menganggu tetangga.

3 Landasan

Pemeteran level suara paling efektif untuk dijadikan sebagai 3 landasan dasar yang objektif. Yang pertama adalah, beralasan,dapat diterapkan dan terdefinisikan dengan baik, batasan batasan dan ekspektasi harus disepakati dan dikomunikasikan kesemua pihak terkait. Beberapa gereja memberi catatan akan aturan aturan level suara mereka di situs website resmi mereka jadi pihak pihak yang membutuhkan informasi ini bisa mempelajarinya.

Landasan yang kedua, pemeteran yang bersih dan dapat diakses menyediakan masukan real time kepada operator sound system ketika menjalankan ibadah pelayanan, jadi mereka bisa menyeduaikan dan secepatnya bereaksi untuk menjaga level suara tetap pada target. Atau, level suara dapat dipantau secara remote melalui sebuah perambah jaringan web jika pertanggung jawaban tambahan diperlukan.

Landasan ketiga adalah, catatan data SPL yang terekam dapat dijadikan sebagai referensi kedepannya untuk menginvestigasi kalau kalau ada keluhan atau masalah. Dengan cara ini, masalah dapat dievaluasi dan diatasi dengan cara objektif dan bertanggung jawab yang adil untuk semua pihak, ketimbang berdebat tentang persepsi satu orang dengan yang lain. Lewat cara ini pula, sebuah diskusi yang produktif dan terinformasi dengan baik bisa mencapai solusi dengan pengetahuan akan batasan keamanan level suara dan sudah sesuai dengan semua aturan.

Alat Pengukur Yang Tepat

Walaupun alat pengukur level suara dan aplikasi smartphone yang terjangkau mungkin mudah dipakai dan menyenangkan, namun sebenarnya mereka belum sesuai dengan tingkat akurasi, kinerja dan fungsionalitas yang diperlukan untuk mengevaluasi keamanan level suara. Kalian akan membutuhkan sebuah soundcard atau antarmuka audio, yang dipasangkan dengan sebuah kalibrator level suara dan sebuah mikrofon pengukur khusus yang dapat merespon sinyal sinyal suara dengan akurat.

Bersama dengan piranti software Smaart SPL, konfigurasi ini memungkinkan pengguna untuk memantau level level suara dalam beberapa jenis pembobotan dan rata rata, merekam pelanggaran level, membuat catatan data dengan stempel waktu untuk diturunkan, melihat level secara remote dari perangkat perangkat yang terhubung dengan jaringan, dan memperisapkan laporan PDF untuk dievaluasi kembali nantinya.

Informasi yang akurat dan detail dari level paparan suara sangat penting untuk menciptakan sebuah lingkungan ibadah yang sehat dan intim bagi semua umat.