Cepat atau lambat setiap operator sound system pasti akan mengalami masalah feedback. Kebanyakan orang berpikir kalau suara tinggi yang membuat sakit telinga itu adalah hasil dari kombinasi buruk antara dorongan gain mikrofon, posisi mic dan volume speaker pengeras suara, namun feedback seringkali dimulai sebagai suara hum rendah yang mendengung. Jika kalian bisa segera mengenali dan mengoreksinya dengan cepat, kebanyakan orang tidak akan menyadarinya. Reputasi kalian sebagai operator sound system tidak akan tercoreng dan kolega kalian akan datang mengucapkan selamat.

Namun, jika terlampau sering membiarkan suara hum tersebut berubah menjadi pekikan, bisa jadi nama kalian tidak akan muncul lagi dijadwal tim sound system. Artikel ini kami tujukan untuk membantu kalian mengatasi umpan balik suara atau feedback.

Ada beberapa penyebab lain untuk suara hum frekuensi rendah didalam sebuah sound system, namun penting untuk dipelajari bagaimana mengenali jenis hum dari sebuah sistem tata suara yang diambang feedback.

Pertama, apa sihh feedback itu??? Umpan balik suara adalah hasil dari siklus suara. Singkatnya, sebuah mikrofon mengamplifikasi suara yang datang dari sebuah pengeras suara yang lalu diamplifikasi lagi oleh sound system dan dikeluarkan oleh speaker lalu kembali lagi ke unit microphone.

Siklus ini terjadi pada nilai eksponensial. Feedback umumnya terjadi ketika volume speaker monitor panggung terlalu kencang dan/atau penyanyi berdiri terlalu dekat dengan speaker monitor. Nah, berikut beberapa cara mudah untuk mencegah feedback terjadi :

1) Persiapkan sound system secara spesifik. Pada ruangan tertentu, beberapa frekuensi suara akan lebih rentan terhadap feedback. Sewa seorang operator atau teknisi sound system yang berkualifikasi, berpengalaman dan cukup disegani untuk “menyelaraskan ruangan.” Proses ini sejatinya adalah menyetel sound system.

Gunakan sebuah penganalisa spektrum suara, lalu putarlah audio untuk menguji respon sistem dan lihat frekuensi apa saja yang keluar dari jalur. Menggunakan informasi ini, teknisi akan menerapkan ekualisasi untuk mengoreksi frekuensi tersebut. Hasil akhirnya bukan hanya menurunkan potensi terjadinya feedback saja namun juga kualitas suara yang lebih baik secara keseluruhan.

2) Mempersiapkan panggung dengan tepat. Ketika kalian tiba satu jam sebelum acara ibadah dimulai untuk mempersiapkan sistem, panggung dan menguji semua media, beri perhatian khusus untuk mempersiapkan panggung. Tempatkan mic keluar dari area cakupan suara dan mengarah keluar dari speaker monitor dan pengeras suara lainnya.

Lalu, bicarakan dengan kru, pemimpin ibadah, penyanyi penyembahan dsb. tentang peletakan posisi mikrofon yang tepat. Kepala mic harus berjarak satu kepalan tangan dari daggu setiap dari mereka ketika mereka menundukkan dagu mereka ke dada. Mikrofon genggam harus berjarak antara 3 sampai 6 inci dari mulut penggunanya.

Beritahu pengguna mic genggam kalau kalian yang akan mengatur tingkat volumenya dan mereka tidak perlu khawatir memaju mundurkan mic. Semakin dekat mikrofon ke sumber suara, semakin sedikit volume yang kalian harus kirimkan keluar dan biasanya masalah feedback tidak akan terjadi.

3) Tahu batas. Kalian dapat memaksa sebuah mic supaya feedback – kalian cukup memberi cukup volume dari mixer (konsol) dan feedback akan terjadi. Ngapain sih naikin volume sampai tinggi banget???

Berikut contoh yang biasa terjadi. Seseorang yang tidak biasa memakai mikrofon, dan mungkin juga tidak terbiasa berbicara didepan umum, menjadi malu lalu jeuh dari mic dan berbicara pelan. Jadilah kalian harus menaikkan volume.

Akan tetapi, mikrofon tidak begitu baik dalam menangkap suara yang jaraknya lebih dari 30 cm, jadi menaikkan fader atau trim agaknya hanya akan menyebabkan umpan balik.

Ketika kalian sedang latihan untuk sebuah sesi ibadah, naikkan volume dari setiap mikrofon yang ada saat dipakai. Perhatikan dimana feedback mulai terjadi dan buatlah catatan atau ingat untuk jangan menaikkannya terlalu tinggi ketika biadah berlangsung.

4) Matikan. simpel dan sederhana – jika tidak sedang dipakai, turunkan volume geser dan lalu diam ( mute ) saluran tsb. Cara ini tidak selalu wajib jika mikrofon ditempatkan diposisi yang baik dan tidak menangkap suara sekunder lainnya.

Kalian juga dapat meletakkan saluran saluran mikrofon menjadi grup dan mengontrol volume keseluruhan unit mikrofon yang termasuk didalam saluran grup.

5) Gunakan beberapa alat. Ada perangkat pembantu yang dinamai feedback eliminator atau pemusnah feedback! KEREN!. Tapi, jangan senang dulu. Jika sound system sudah disetel dengan tepat dan kalian sudah mengikuti langkah langkah sebelumnya, feedback akan jarang sekali terjadi.

Jadi, mungkin kalian tidak membutuhkan alat feedback eliminator. Sebenarnya ada beberapa komponen yang bisa berfungsi sebagai peredam feedback suara dan juga sekaligus meningkatkan kualitas suara secara keseluruhan.

Sebuah kompresor audio yang diterapkan pada level dari semua saluran keluaran dalam suatu rentang tertentu. Sederhananya, tidak ada yang terdengar terlalu kencang dan tidak ada juga yang terdengar terlalu pelan. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam menggabungkan musik penyembahan.

Sebuah limiter ( pembatas ) dapat dipakai sebagai sebuah perangkat keamanan dalam aplikasi sistem tata suara live untuk mencegah ledakan suara yg tiba tiba seperti mikrofon yang jatuh atau suara suara yang tak diinginkan.

Penghancur feedback bekerja dengan entah membatasi frekuensi yg berlebihan disaat ia muncul atau dengan sedikit menggeser nada dari suara agar suara sumber dan suara keluaran tidak sama jadi feedback tidak terjadi. Ini tidak ideal untuk aplikasi musik live karena nada dari suara akustik yang dihasilkan dari instrumen akan berbeda dengan hasil suara yg teramplifikasi.

Jika sound system kalian harus melibatkan menyalakan power amplifier pidato, kalian bisa diuntungkan jika memakai feedback eliminator. Kalau tidak, pertimbangkan opsi lain yang ada diatas. Jika ragu, konsultasikan dengan insinyur audio professional jadi kalian ttidak salah membeli alat.

Masalah suara umpan balik atau yang biasa disebut dengan feedback dengan mudah akan merusak mood sebuah pelayanan ibadah. Jika kalian memiliki masalah dengan feedback suara, cobalah beberapa teknik yang dijabarkan diatas dan mudah mudahan bisa membantu.