Flame Fotometer

Flame Fotometer adalah alat analitik yang digunakan untuk mengukur konsentrasi logam tertentu dalam sampel berdasarkan intensitas cahaya yang dipancarkan oleh atom logam setelah dipanaskan dalam nyala api. Alat ini digunakan untuk analisis unsur logam, terutama unsur alkali (seperti Na, K, Li, dan Ca) dalam sampel cair atau sampel yang telah dilarutkan.

Flame fotometer bekerja dengan prinsip emisi atom, di mana sampel yang mengandung ion logam diubah menjadi atom bebas oleh panas dari nyala api. Atom-atom ini kemudian memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang diukur untuk menentukan konsentrasi logam dalam sampel.

Spesifikasi

Sumber Nyala:
- Gas: Asetilen (C₂H₂) dan udara (O₂) atau gas pembakar lain.
- Bunsen burner atau nyala otomatis.
Monokromator: Untuk memilih panjang gelombang cahaya spesifik yang dipancarkan oleh unsur logam.
Detektor: Fotomultiplier tube (PMT) atau fotodioda untuk mendeteksi intensitas cahaya yang dipancarkan.
Kondisi Nyala: Flame fotometer harus dapat menghasilkan api dengan temperatur tinggi untuk atomisasi sampel.

Fungsi Alat

1. Analisis Logam Alkali

Flame fotometer paling sering digunakan untuk mengukur konsentrasi logam alkali seperti:

Sodium (Na), Kalium (K), Litium (Li), dan Kalsium (Ca) dalam sampel cair.

2. Pengujian Sampel Biologis

Analisis serum darah, urin, atau cairan tubuh untuk menentukan kadar logam penting seperti natrium dan kalium.

3. Analisis Lingkungan

Pengujian kualitas air, seperti kandungan natrium dan kalium dalam air limbah atau air minum.

Kondisi Alat

Perbaikan

Prosedur Operasional Alat

1. Persiapan Alat

Pemeriksaan Sumber Nyala:
- Pastikan komponen gas (asetilen dan udara) terhubung dengan benar dan regulator gas bekerja dengan baik.
- Periksa dan pastikan nyala api stabil.
Kalibrasi Perangkat:
- Kalibrasi alat menggunakan standar dengan konsentrasi yang diketahui dari unsur yang akan dianalisis.
- Pilih panjang gelombang sesuai dengan elemen yang akan diukur (misalnya, Na: 589 nm, K: 766 nm).

2. Persiapan Sampel

Penyiapan Sampel:
- Jika diperlukan, larutkan sampel padat ke dalam pelarut yang sesuai (seperti air deionisasi atau larutan pengencer).
- Jika sampel berupa cairan, pastikan bahwa sampel homogen dan bebas dari partikel padat yang dapat menghalangi pengukuran.

3. Penyesuaian Alat

Pengaturan Flame: Sesuaikan gas pembakar (asetilen dan udara) untuk menghasilkan api dengan suhu yang optimal.
Pemilihan Panjang Gelombang: Pilih panjang gelombang yang sesuai dengan elemen yang ingin dianalisis.
- Na: 589 nm.
- K: 766 nm.
- Li: 670 nm.
- Ca: 422 nm.

4. Pengukuran Sampel

Injeksi Sampel: Masukkan sampel cair ke dalam semprit atau wadah pengantar dan alirkan ke dalam nyala api.
Pengukuran Intensitas Cahaya: Setelah atom logam dalam sampel terionisasi dalam nyala api, ukur intensitas cahaya yang dipancarkan oleh unsur tersebut menggunakan detektor.

5. Pembacaan dan Pengolahan Data

Kalibrasi: Gunakan kurva kalibrasi yang dibuat dengan standar untuk mengukur konsentrasi unsur dalam sampel.
Perhitungan Konsentrasi: Berdasarkan intensitas cahaya yang dipancarkan, hitung konsentrasi unsur yang ada dalam sampel.

Page updated

Google Sites

Report abuse

Flame Fotometer

Spesifikasi

Fungsi Alat

Kondisi Alat

Prosedur Operasional Alat

Kontak Kami